Part 10★ Date?

79 11 0
                                    

.

.

.

.

Wonu memarkirkan mobilnya setelah sampai ditempat yang mereka tuju.

Tempat ini terkenal dengan taman bunga mawarnya yang sangat indah. Biasa orang-orang Seoul menyebutnya Sky Rose Garden. Bisa dijadikan tempat wisata, kencan, pre-wedding dan masih banyak lagi.
Didalam nya ada restoran mewah dan tak luput dari berbagai macam mawar yang bermekaran.

Wonu mengajak Arum berkeliling taman bunga nan indah itu. Sesekali Arum berdecak kagum, tersenyum, sangat terlihat bahwa dia menyukai tempat ini. Wonu pun senang melihat Arum yang begitu excited. Berarti pilihannya tak salah.

Sesekali Arum mengambil foto bunga-bunga tersebut dan foto pemandangan sekitar yang sangat asri.
Setelah selesai berkeliling, Wonu mengajak Arum untuk dinner di resto yang ada di taman tersebut.
Wonu menggeser kursi dan mempersilahkan Arum untuk duduk dan memanggil pelayan.

"Kamu mau pesan apa?" Tanya Wonu pada Arum setelah pelayan datang membawa daftar menu.

"Aku samain kayak kamu aja deh."
"-eh tapi tunggu! Disini halal kan?" Tanya Arum dengan sedikit berbisik pada Wonu.

Wonu mengangguk sambil mengedipkan matanya tanda IYA.

Arum melihat sekelilingnya. Sepi.
'apakah restoran & tempat ini miliknya juga? Kenapa mudah sekali baginya membuat tempat sebesar ini menjadi sepi?' batin Arum.

"Kenapa sepi? Apakah kamu juga pemilik tempat ini?" Tanya Arum akhirnya mengeluarkan rasa penasaran dalam hatinya.

"Haha, Bukan.. aku hanya menyewa nya saja untuk kita sebentar" Jawab Wonu tenang.

"Jadi kamu udah booking seluruh tempat ini?! Buat ngajak aku keluar doang?!" Tanya Arum dengan mata yang melebar dan agak sedikit shock.

"Ya enggaklah. Aku udah mempersiapkan semua ini untuk mendengarkan jawaban kamu tadi." Jawab Wonu

"Hanya itu??! Misalkan aku gabisa pergi? Atau aku gak kasih jawaban atas perasaan kamu gimana? Sia-sia dong semua ini."

"Gak masalah kalo semua ini sia-sia. Yang jadi masalahnya kalo kamu gak bisa jawab perasaan aku"

"Maaf ya--"

"Sssstt, minta maaf buat apa coba? Aku juga udah dapet jawaban dari kamu. Jangan pikirin hal-hal yang gak penting lagi mulai sekarang. Abis makan aku mau ajak kamu nonton. Kamu mau?"

"Em" Arum mengangguk cepat sambil tersenyum.

Selesai makan, mereka pergi ke studio 1 tempat menonton VIP yang hanya ada satu sofa panjang & meja. Tempat yang sangat private dan cocok bagi mereka untuk menonton layar lebar tersebut tanpa gangguan siapapun.

Arum berdiri memegang popcorn caramel dan memperhatikan sekitar. Wonu yang melihatnya pun menepuk tempat duduk disampingnya untuk mempersilahkan Arum duduk.

Film terus berjalan, mata Arum yang fokus melihat kedepan tak sadar jika dari tadi pandangan Wonu hanya tertuju padanya saja. Wonu sama sekali tak memperdulikan film tersebut walaupun dia yang memilih film ini.

Perlahan tangannya menggenggam jemari Arum. Arum yang sadar tangannya digenggam pun menoleh ke arah Wonu.
Wonu berbisik ditelinga Arum
"Terimakasih. Aku harap bisa selalu seperti ini denganmu. Walaupun mungkin kedepannya akan sulit. Aku nyaman bersamamu Arum, terimakasih."
Wonu mengecup pipi Arum setelah membisikkan isi hatinya dan menyandarkan kepalanya di bahu Arum.

'manja sekali.. tapi aku suka. Baru kali ini aku menemukan pria seperti ini. Hatiku merasakan getaran-getaran aneh yang terasa baru. Dan lebih anehnya lagi itu membuatku nyaman. Apakah aku mulai serakah bila terus menginginkan hal ini kedepannya?' batin Arum sambil mengusap-usap lembut kepala Wonu yang ada di bahunya.

Terlalu lama, sampai film tersebut hampir habis namun Wonu tak bergeming juga membuat bahu Arum sedikit kaku.

'kok gak bergerak dari tadi? Apa dia beneran tidur?' batin Arum.
Dia menoleh untuk melihat wajah Wonu dari dekat tapi itu malah membuatnya deg-degan.

'manis sekali.. pertama bertemu dia terlihat biasa saja. Kenapa makin lama wajahnya makin membuatku mabuk? Bulu matanya juga panjang' Arum terus membatin dalam dirinya. Ia terkagum melihat pahatan yang sempurna sedang tertidur didekatnya sambil mencoba memainkan bulu mata Wonu yang panjang. Tiba-tiba tangan Arum terhenti saat Wonu menahan tangannya dan membuka mata sambil tersenyum.

"Kenapa wajahmu dekat sekali, hm?" Tanya Wonu menggenggam lembut tangan Arum yg tadi menghampiri bulu matanya sambil tersenyum.

Blusshh!!
Wajah Arum memerah dengan perlakuan lembut Wonu.

'Haduh,ada apa denganku? Kenapa jantungku tak karuan begini saat dia tiba-tiba menyentuh tanganku? Bisa gawat kalo lama-lama deket sama dia ni' batin Arum .

"Hey, kenapa wajahmu merah? Kamu sakit? Kamu demam?!" Tanya Wonu bersiap duduk tegap dan memeriksa dahi Arum dengan punggung tangannya.

"Eng-enggak kok. Aku gak sakit. Duh! Filmnya udah habis. Kita keluar yuk" ajak Arum mengalihkan perhatian Wonu dari dirinya.
Ia tak ingin terlihat malu hanya karena itu saja.

"Yaudah yuk! Kamu mau kita kemana lagi? Masih mau keliling Seoul?" Tanya Wonu sambil menggenggam tangan Arum keluar dari studio tersebut.

"Kita pulang aja ya. Udah malem. Aku juga udah cape" Jawab Arum.

"Oke. Yaudah kita balik aja yah" Ucap Wonu sambil mengusap lembut pucuk kepala Arum penuh kasih sayang.

Arum yang diperlakukan begitu balik merasa seperti anak kecil. Dia sangat suka dengan perlakuan Wonu terhadapnya.

Sepanjang jalan gantian Arum yang tertidur di mobil Wonu. Setibanya dikawasan apart, Wonu melihat lekat wajah Arum dan tidak ingin membangunkannya. Ia terus memperhatikan wajah Arum yang bak putri salju, bahkan tidur saja dia secantik ini. Pintar memasak, pintar dalam segala hal, rendah hati, walaupun dia kaya raya tapi tetap giat bekerja.

'apakah aku beruntung telah bertemu dengannya? Aku janji akan melakukan yang terbaik untuk tidak menyakitinya dimasa yang akan datang' batin Wonu yang juga mencemaskan hal-hal yang pasti akan terjadi jika rumor tentang dirinya 'berkencan' nanti akan tersebar.
Yang dikhawatirkannya adalah Arum. Ia takut fans nya agresif dan menyerang Arum yang tidak bersalah, ia bahkan tak takut karirnya hancur.
Dia lebih mengkhawatirkan Arum, terlebih lagi Arum adalah warga negara Asing, pasti sulit bagi Arum untuk mengatasinya.

'semoga aku bisa terus melindungimu' batin Wonu lagi tanpa memalingkan wajahnya sedikitpun dari menatap Arum.
Dia menoel-noel hidung Arum dan sedikit berbisik untuk membangunkannya.

"Bangun chagiya.. kita udah sampai nih. Atau kamu mau aku gendong?" Tanya Wonu.

Tanpa membuka matanya Arum memajukan kedua tangannya seperti anak kecil yang minta digendong.
Wonu pun segera keluar mobil dan membuka pintu bagian Arum, meraih tangan Arum dan menggendongnya ala bridal style.

Sesampainya didepan pintu, Wonu mematung . Ia tak tahu password apartemen Arum dan tak ingin juga membangunkan Arum. Dia bingung saat ini, tapi tiba-tiba Arum bergerak seolah tau sudah sampai depan pintu, ia melingkarkan tangannya ke leher Wonu dan membisikkan password rumahnya tanpa membuka mata sedikitpun.
Kepalanya malah mendusel-ndusel di dada bidang Wonu membuat wonu tersenyum gemas melihat tingkah Arum yang menurutnya seperti bayi.

Setelah pintu terbuka, Wonu masuk & membaringkan tubuh Arum dikamar nya. Wonu mengelus lembut kepala Arum dan mengecup keningnya.

"Aku pulang dulu ya chagiya. Jalja... Mimpi indah" bisik Wonu ditelinga Arum sambil mengecup sedikit pipi Arum.
Ditariknya selimut untuk menutupi badan Arum dan keluar pergi meninggalkan Arum yang terlelap.

Idol Dan Translator Muslimah | JEON WONWOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang