Part 35✯ Camping

60 9 0
                                    

"Hyung, udah selesai nih, kita bantu kak Arum nyediain makanan yok" ajak Rifki pada Wonu. Mereka sebelumnya mendirikan tenda dan membereskan peralatan bersama.

Hari sudah mulai senja dan matahari mulai memudarkan cahayanya, mereka mulai menyiapkan api unggun dari kayu-kayu yang sudah mereka kumpulkan di perjalanan menuju kemari tadi.

Ponsel Rifki berdering, bukan panggilan masuk melainkan peringatan adzan. Sudah Maghrib. Disini adzan dari masjid tak terdengar, untung saja Rifki dan Arum punya aplikasi ®Muslimuna di ponselnya untuk mengingatkan waktu sholat dimana pun mereka berada. Seperti saat ini contohnya.

Rifki dan Arum segera mengambil wudhu di danau dekat tenda yang mereka dirikan. Sedangkan Wonu meneruskan pekerjaan menyiapkan makanan tadi.
Rifki mengambil sajadah yang memang dia bawa dan membentangnya, diikuti Arum dibelakang. Rifki menjadi Imam.
Wonu memperhatikannya dari awal hingga mereka mengucapkan salam. Kemudian melanjutkan mulai memanggang daging untuk makan malam mereka.

•••


"Kamu udah bangun?" Tanya Wonu saat keluar dari tenda sudah melihat Arum yang tengah meregangkan otot-otot nya menghadap ke arah matahari yang sebentar lagi hendak terbit.

"Udah dari tadi sih.. aku sholat subuh tadi sama Rifki. Ayo kita duduk disana, liat sunrise." Ajak Arum.

"Bentar ya aku mau cuci muka dulu"

"Yaudah, biar aku buatin teh hangat ya, untuk kita duduk disana nanti."

"Iya.."

Mereka duduk menghadap matahari yang mulai muncul dengan malu-malu sembari menyebarkan kehangatan dibalik sinarnya itu. Sangat indah. Bagi Arum yang pertama kali melihat fenomena ini seumur hidupnya pun  terperangah dan merasa takjub akan keindahan serta kehangatan yang dirasakannya ini. Mulutnya terbuka lebar melihat pemandangan sekitar yang mulai diisi oleh cahaya matahari secara perlahan.

Begitu juga dengan Wonu.
Tapi ada pemandangan yang lebih indah dan menakjubkan dari sekedar matahari dan alam. Yaitu Arum.
Kekaguman Arum, pengalaman pertama Arum ini dan perasaan bahagia yang Arum rasakan saat ini sepertinya dia lebih merasakannya. Wajah Arum yang bersinar dan mata yang penuh dengan rasa bahagia yang meluap-luap itu tak lepas dari pandangan Wonu. Dia puas melihat Arum yang seperti itu dari samping.

Dimana Arum yang sedang melihat sunrise dan alam sekitar, mata Wonu hanya melihat ke arahnya saja. Tak lepas. Jika mata itu bisa berbicara, mungkin yang akan dia katakan adalah "tiada pemandangan yang lebih indah daripada kilauan wajah Arum dibawah sinar matahari terbit, sangat mempesona."

"Nu... Nu.." Arum menyentuh kaos oblong yang dipakai Wonu guna membuyarkan lamunannya. Padahal Wonu sedang melihatnya, tapi tak menyahut saat dipanggil.

"Eh, ada apa sayang??" Tanya Wonu dengan tatapan hangat dan senyuman lembut.

"Tadi aku nanya, kamu suka gak...."

"Suka!!" Jawab Wonu antusias bahkan saat Arum belum selesai dengan pertanyaannya.

"Aku belum selesai Nu.. kamu suka gak sama pemandangannya?"

"Suka. Apalagi ada kamu. Aku sukanya sama kamu"

"Hmm.. sisa beberapa hari lagi sebelum balik. Kamu... Mau kemana lagi habis ini sama Rifki?"  Ujar Arum mengalihkan topik pembicaraan.

"Kalau aku maunya sama kamu aja, gimana?"

"Hmm.. gimana yaaa..??" Arum mencoba berpikir.

"Boleh dong.. ya! Please... Boleh ya sayang.. biar Rifki jadi supir kita, hehe"

"Hus! Kamu ini! Gak boleh gitu ah! Dia pulang ke Indonesia kan buat ketemu keluarganya. Masa harus nemenin kita kemana-mana!"

"Gapapa kak! Aku juga senggang kok kak. Aku seneng bawa Wonu Hyung jalan-jalan, kalo bisa aku bawa dia keliling Indonesia pun aku mau" ucap Rifki yang ternyata berada tak terlalu jauh dari kami dan sekarang berjalan mendekat.

"Gak, gak! Kamu tuh selagi ada waktu nikmatin momen bareng keluarga kamu aja. Kalo urusan Wonu hyung mu ini biar kakak aja yang urus. Nanti keluar kemana-mana pakai mobil kakak aja. Biar kakak jemput dia dirumah kamu."

"Sayang..." Panggil Wonu dengan wajah yang manyun, minta diperhatikan. Karena permintaannya tadi belum dijawab oleh Arum.

"Iya, kenapa hm..??"

"Kamu ngomong apa sama Rifki? Kalian kalau ngomong pakai bahasa yang aku ngerti dong. Aku jadi ngerasa di ceritain.."

Sontak Arum dan Rifki tertawa melihat Wonu yang seperti itu.

"Kami gak nyeritain kamu kok.."

"Tadi ada nama Wonu Hyung nya.." ucap Wonu

"Iya, itu pasti hal yang baik-baik kok, bukan hal yang buruk, tenang aja..."

"Yaudah, kalian berdua tolong ajarin aku bahasa Indonesia ya. Biar adil. Kalian tau bahasa Korea, tapi aku gak tau bahasa Indonesia."

"Iya-iyaa... Nanti di ajarin kok".

"Yaudah yuk beres-beres. Kita turun sebentar lagi"

•••

Disisi lain Hao sedang bersama Mingyu di apartemen nya Mingyu. Ya, sebenarnya Hao dan Mingyu tinggal bersama. Mereka membeli apartemen ini bersama. Tapi terkadang Hao juga sering tinggal dirumahnya Wonu. Lebih tepatnya apartemen Wonu.

Mereka menunda jadwal yang berkaitan dengan luar negeri karena Arum yang sedang mengambil cuti. Mereka tidak mempunyai translator. Dan kebetulan hari ini Hao tidak mempunyai jadwal apa-apa. Free.

Saat bermeditasi, dia mulai memikirkan banyak hal. Terutama bagaimana usaha Wonu yang selama ini dia lihat hanya untuk bisa berdampingan dengan Arum. Dia yang selalu berada didekat Wonu pun selalu memperhatikan Wonu yang giat belajar bahasa Indonesia online melalui ponsel dikala mereka sedang break istirahat latihan atau apapun di saat waktu santai, Wonu selalu mengisi waktunya untuk belajar tentang Indonesia.

Bahkan ada saat yang paling mengejutkan bagi Hao. Suatu fakta yang sangat tak dapat dipercaya oleh mata kepalanya sendiri, yaitu Wonu yang sedang belajar agama. Islam.

Bagaimana Hao bisa tau kalau yang di pelajari Wonu itu agama Islam?

Ya jelas tau. Sangat tahu bahkan.
Karena ada beberapa kerabat dekatnya yang memang seorang muslim. Muslim China. Muslim yang taat. Adik dari ayahnya Hao seorang muslim. Paman Lim Ahaou namanya.

Pamannya itu mendapat seorang istri yang beragama muslim, dan mengikutinya. Bukan hanya itu, tempat tinggalnya pun masih berdampingan dengan orang-orang muslim. Jadi dia tahu apa saja kebiasaan mereka dan rutinitas keagamaan mereka.
Seperti puasa selama sebulan. Hao melihat Wonu mengerjakannya tanpa mengeluh lelah. Padahal saat itu bulan yang penuh dengan berbagai jadwal dan latihan.

Salut. Dan itu membuatnya juga ikut penasaran. Jadi dia juga selalu bertanya pada pamannya tentang, Islam.

Untuk dapat fokus saat melakukan rutinitas dan mendapatkan ketenangan, ia biasanya sering bermeditasi, seperti yang kalian tahu..
(Bagi penggemar seventeen alias CARAT pasti tahu kalau the8 suka bermeditasi)

Tapi tidak bagi muslim. Untuk mendapat itu semua mereka melakukan ibadah sholat. Itu memunculkan ketenangan hati dan ketentraman jiwa. Membuat hidup merasa damai. Amarah terkontrol dan membuat pribadi jadi lebih baik lagi. Karena sholat itu merupakan tali penghubung antara seorang hamba dan Tuhan nya.
Karena saat melakukan sholat, seorang hamba dapat terkoneksi langsung dengan Tuhan nya dan dapat meminta apapun yang diinginkan.
Dan sholat juga bentuk ketaatan seorang hamba terhadap perintah Tuhan nya. Begitulah ucap paman Lim saat ia tanya.

Sholat juga merupakan olahraga terbaik bagi muslim yang taat. Banyak manfaatnya, salah satunya seperti melancarkan peredaran darah dan untuk nyeri sendi.

Puasa adalah diet terbaik ala nabi Muhammad SAW.

Begitu seterusnya dia bertanya kepada pamannya tentang hal yang ia tidak tahu mengenai Islam. Tanpa sadar lama kelamaan dia pun makin mengenal Islam, dan mengetahui bahwa itu adalah agama yang baik. Tentu saja. Ilmunya bertambah seiring pengetahuannya tentang agama tersebut.

.

Idol Dan Translator Muslimah | JEON WONWOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang