Untungnya semenjak Arum tinggal di apartemen Wonu bersama Eomma, jadwal Wonu tidak begitu padat yang membuatnya bisa pulang kerumah setelah menyelesaikan pekerjaan. Appa sudah kembali duluan ke Changwon karena ada pekerjaan yang harus diselesaikan.
Dirumah ini mereka bagaikan ibu dan anak yang sesungguhnya, merasa nyaman satu sama lain. Eomma belajar masak makanan Indonesia dengan Arum, begitu juga Arum. Ia belajar memasak makanan kesukaan Wonu. Dan jadi mengetahui alasan Wonu tidak menyukai seafood.
"Nak, bagaimana kalian bisa kenal? Yang Eomma tahu Wonu itu tidak pernah punya teman perempuan disekitarnya. Dia terlalu dingin. Bahkan teman yang dia punya hanya anggota seventeen saja. Diluar dari itu dia tak punya teman idol lain. Eomma penasaran."
"Itu terjadi begitu saja eomma. Semua pertemuan kami terjadi karena kebetulan. Dan kebetulan itu terus menerus terjadi. Itulah yang membuat kami dekat dan berteman, sehingga seperti sekarang ini eomma. Awalnya aku ragu, karena tingkat eksistensi kami yang berbeda, status kami yang berbeda. Aku takut dan ragu eomma.. takut suatu saat aku akan menjadi batu penghalang dia.."
"Eomma yakin semua itu bukan kebetulan, melainkan takdir nak. Kamu jangan takut, jalani saja takdir kalian.. dan eomma yakin dia juga tak akan mau melepaskanmu nak. Eomma tak pernah melihat dia secinta ini dengan seseorang selain pada kami, keluarganya."
"Benarkah begitu, eomma??" Tanya Arum.
"Iya nak. Andai dia bukan seorang idol, Eomma sangat ingin menikahkan kalian saat ini juga. Walaupun bukan saat ini, apakah nanti kamu mau menunggunya nak? Dia pasti akan menikah denganmu walau apapun rintangannya. Dia pasti akan datang kepadamu. Tapi hanya satu yang eomma ingin, tunggu dan percayalah padanya nak." Eomma berbicara serius di sela kegiatan memasak mereka. "Eomma mengizinkannya mengikutimu dan eomma ingin kalian bertahan walau berat, sampai tiba saatnya nanti kalian bisa bergandengan tangan sampai akhir hayat memisahkan." Lanjut eomma.
"Eomma... kenapa tiba-tiba serius seperti itu..? Hm? Apa yang sedang eomma pikirkan? Eomma tenang saja, kami pasti akan baik-baik saja dan pasti bisa melewati semua ini. Aku akan bertahan eomma, aku akan mempertahankannya sampai kapanpun itu. Jadi eomma jangan khawatir lagi ya.." jawab Arum menenangkan eomma. Tapi di dalam hati ia menimbang-nimbang dan mencoba memantapkan apa yang sudah dikatakannya tadi. Dia ingin mencoba serius dengan ucapannya untuk bertahan, dan semoga semesta juga merestui.
Tak berapa lama Wonu pulang, melihat Arum dan eomma sedang masak di dapur dia berhenti dan menghampiri mereka.
"Dua wanita cantik lagi masak apa? Kenapa serius sekali?" Wonu menyapa dengan menatap kedua wanita itu bergantian.
"Ah, kamu Udah pulang? Gimana hari ini? Jadwalnya selesai lebih cepat?" Tanya Arum.
"Iya, tadi pagi-pagi kami mau syuting GOing SEventeen, tapi tiba-tiba hujan dan kami batal syuting diluar. Akhirnya dengan rencana mendadak dan tempat seadanya syuting dilakukan lebih singkat dan bisa pulang kerumah lebih cepat. Kamu nanti tonton deh episode terbarunya" ujar Wonu.
"Iya-iya.. nanti aku tonton yaaa... sekarang kamu makan dulu. Ayok kita tata ini di meja makan. Kamu mau bantuin kan?"
"Sini serahin sama aku. Kamu gak boleh bawa yang berat-berat " Wonu mengambil panci sup yang asapnya masih mengepul dan meletakkannya diatas meja makan. Setelah semua tertata barulah mereka bertiga duduk dan makan bersama.
*
Hari ini tiba waktunya eomma untuk balik ke Changwon, kasian appa ditinggal sendirian dirumah. Dan Arum memang sudah benar-benar sembuh total. Setelah kepulangan eomma dia memutuskan untuk balik ke apartemennya kembali.
"Eomma pergi ya.. sampai jumpa.. ingat pesan Eomma! Kalian baik-baik lah disini! Mengerti?" Tanya eomma.
"Iya eomma.. hati-hati dijalan. Telpon aku kalau sudah sampai. Titip salam buat appa" ucap Wonu sebelum eomma benar-benar pergi untuk pulang kerumahnya yang ada di Changwon.
"Hari ini kamu ada jadwal gak?" Tanya Arum pada Wonu setibanya mereka di apartemen.
"Hari ini gak ada jadwal official. Aku hanya punya jadwal pribadi harian."
"Berarti gak ada kerjaan? Boleh dong bantu aku hari ini yayaya"
"Kamu mau dibantu apa? Masak? " tanya Wonu
"Bantu aku pindahan. Aku mau balik ke apartemen.."
"Langsung hari ini juga?! Eomma aja bahkan belum sampai dirumah. Masa kamu mau langsung balik ke apartemen sih.. gak mau tinggal disini lebih lama gitu? Mumpung aku belum terlalu sibuk.. gimana?" Wonu mencoba menahan Arum untuk tetap tinggal bersamanya.
"Iya.. aku bukannya gak mau untuk tetap tinggal disini. Tapi kita belum mahram untuk tinggal satu atap berdua. Waktu itu aku terima tawaran eomma karena ada eomma disini, ada yang menengahi kita, jadi kita tidak berdua saja." Jawab Arum.
"Mahram? Apa itu?" Tanya Wonu.
"Arti singkatnya yaitu kita belum menikah. Jadi tidak boleh tinggal satu atap berdua saja karena belum menjadi mahram, belum ada keterikatan perkawinan. Jadi intinya tidak boleh. Itu suatu adab yang aku pelajari." Jelas Arum.
"Jadi intinya tidak boleh ya? Ya udah deh.. ayok kita bereskan barang-barang kamu biar aku bantu bawa"
"Okaayyyy"
**
Setelah selesai menyusun barang, Arum mengambilkan minuman dingin di dalam kulkas untuk diberikan pada Wonu. Sesaat dia hendak duduk ponselnya berdering, Chae Ra menelponnya.
'tumben nih anak telepon. Biasanya gak pernah tuh mau ngabarin duluan. Ada apa ya?' Batin Arum.
"Halo ada ap- " pertanyaan Arum terpotong oleh kalimat Chae Ra yang terburu-buru.
"Kamu dimana? Cepat telpon satpam untuk membuka gerbang utamanya, aku udah didepan nih. Satpamnya tidak ingat padaku, huh!! Aku kesal sekali! Buruan...!!!"
"Arasseo arasseo.. tenanglah. Akan aku telpon sekarang juga." Jawab Arum kemudian mematikan sambungan telpon mereka.
Tapi sesaat sebelum menelpon satpam Arum lupa bahwa ada Wonu disini, dirumahnya.
"Siapa yang menelpon?" Tanya Wonu
"Oh, Chae Ra. Sahabat aku. Dia udah didepan mau kesini. Gimana nih?" Tanya Arum sedikit panik karena takut ketahuan.
"Yaudah aku pulang dulu ya. Jangan panik, kamu kan belum telpon satpam buat buka gerbangnya. Masih ada waktu buatku balik ke rumah kok. Yaudah kamu baik-baik disini ya, aku pulang dulu" Wonu mengelus pucuk kepala Arum dan mengecup keningnya kemudian pergi meninggalkan rumah Arum.
Setelah itu barulah Arum menelpon satpam dan membukakan gerbang untuk Chae Ra yang berkunjung kerumahnya.
.
"Salam.." ucap Chae Ra saat memasuki rumah Arum. Dia diajarkan mengucap salam oleh Arum dan Indah jika masuk kedalam rumah mereka, tapi karena Assalamu'alaikum kepanjangan dan anak itu tidak mau ribet, jadi dia hanya mengatakan 'salam' begitu saja.
"Tumben nih. Ada apa? Kamu gak sibuk? Kok bisa kesini?" Tanya Arum membuntuti Chae Ra yang langsung menuju kulkas mengambil minuman.
"Aku bosaan kerja terus.. pengen main sama kamu. Kamu sibuk gak?" Tanya Chae Ra.
"Gak tuh. Mau main kemana?"
"Jepang"
"Mau pergi kapan emangnya?"
"Besok. Aku udah pesan tiket. Kamu siap-siap aja " ucap Chae Ra enteng.
"Gila ya, gak konfirmasi dulu main pesen-pesen tiket aja. Kalo misalnya aku gak bisa pergi gimana?"
"Yaudah tinggal batalin aja perginya. Gitu aja kok repot. Tapi syukur nya kamu bisa pergi kan? Jadi tiketnya gak sia-sia.. Hahahaha"
"Ya Ampun Chae Ra-yaa.. kamu sakit ya? Ayok kita ke rumah sakit Kak Leo, biar kamu di check dulu, sakitnya udah parah atau belum"
"Enak aja! Aku sehat tauk!"
"Iyayaya... kamu udah makan?"
"Belum. Makan apa ya enaknya?? Aku pengen makan sayur asem, boleh gak masakin? Eommaa...."
"Sembarangan! Aku bukan eomma kamu, Eomma kamu dirumah. Mau aku telponin?"
"Hehe, ayok kita masak sayur asemnya eonni..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Idol Dan Translator Muslimah | JEON WONWOO
Fanfiction''THIS IS REAL MY KARYA'' --------------------------- Kisah seorang idol (Jeon Wonwoo / Wonu) yg menyukai translator nya, Arum. Tetapi Agama menjadi penghalang bagi mereka berdua. Suatu hari Kecelakaan besar menimpa Arum dan itu membuat Arum amnesia...