Part 9★ Memberanikan diri

108 9 0
                                    

.

.

.

Hari ini Wonu berencana mengajak Arum untuk ke tempat yang sudah dia siapkan.

Ya, hari ini adalah hari dimana ia sudah membulatkan keputusannya. Semalaman dia sudah memikirkan semuanya, dia akan menerima apapun konsekuensi dari keputusan yang telah ia buat hari ini.

.

Tiriring ♪♪♪~

Udah selesai? Tanya Wonu diseberang telepon.

[Udah. Kamu dimana? Tunggu sebentar ya] Jawab Arum sambil memakai heelsnya dan membuka pintu.

Dia kaget sesaat mengetahui Wonu sudah berada didepan pintu apartemennya dengan senyuman termanis. Arum mematikan teleponnya karena orangnya juga sudah didepan mata.

"Kok disini? Bukannya nunggu disana ya?" Tanya Arum menunjuk ke arah parkiran depan apartnya disana.

"Emangnya aku ada bilang gitu?" Tanya Wonu dengan wajah yang terus tersenyum pada Arum.

"Udah ayo berangkat! Jangan senyum-senyum terus nanti wajahnya kaku baru tahu" ujar Arum sambil berjalan mendahului Wonu.

Ia tak tahan dengan senyuman yang diberikan Wonu, dan lebih memilih menghindar karena takut terkena serangan jantung dan diabetes. Wajahnya pun merah merona.

Melihat Arum yang sudah mendahuluinya, Wonu tersenyum.
Tak hentinya dia tersenyum. Sepertinya semenjak kedatangan Arum membuat senyum itu terus menerus terukir. Sampai membuat tulang pipi nya kaku. Haha.

"Silahkan masuk nona cantik, Arum Dawuni.." Wonu membukakan pintu mobilnya untuk Arum dan mempersilahkannya.

"Gomawo" Jawab Arum.

"Pasang sabuk pengamannya ya"

"Iya"

Dengan susah payah Arum ingin memasang seat belt nya tapi selalu gagal.

'ini kenapa gabisa ditarik sih, ih!' batin Arum kesal sambil terus mengutak-atik seatbelt nya.

Wonu yang melihat Arum sedang kesulitan dengan seatbelt nya pun mendekat untuk membantu memperbaiki dan memasangkannya.

Deg!!

Jantung Arum seperti berhenti berdetak saat Wonu mendekatkan diri padanya, sangat dekat sehingga Arum dapat mencium aroma tubuh dari ceruk leher Wonu yang berada tepat didepan hidungnya.

Wonu membantu sebisa mungkin agar belt itu terpasang karena memang macet dan tak bisa ditarik.

Saat ingin kembali ke posisinya, dia sempat melihat Arum yang sedang mematung sambil menutup matanya dan menahan nafas. Terlihat kiyowo Dimatanya. Jadi dia menoel hidung Arum karena tak tahan saking gemasnya.

"Udah selesai. Sekarang kamu bisa bernafas dan membuka mata kamu" ucap Wonu.

Arum membuka sebelah matanya, dilihat Wonu sudah pergi dan belt sudah terpasang, maka diapun merasa lega. (Tapi tidak dengan jantungnya).

Wonu tersenyum gemas melihat tingkah Arum sesaat kemudian ia menghidupkan mesin mobilnya.

Arum melirik ke arah Wonu, terukir senyum disana.
Balik lagi melihat ke depan. Kemudian ia terus bolak-balik melirik Wonu tapi tetap saja pria itu tersenyum.
Arum yang merasa aneh pun membuka suara.

"Kamu kenapa sih senyum-senyum terus dari tadi?" Tanya Arum.

"Aku? Senyum? Enggak ah." Jawab Wonu dengan wajah datar tanpa dosa.

Idol Dan Translator Muslimah | JEON WONWOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang