Part 30✯ Hijab

93 8 0
                                    

Hari ini Arum datang ke kantor lebih tepatnya ke perusahaan HYBE dengan memakai hijabnya. Ya, ini tampilan baru Arum.

Sebenarnya seperti inilah seharusnya dia, tapi selama ini dia lalai dan mengabaikan perkataan Baba nya yang menyuruhnya untuk mengenakan hijab setelah baligh.

Dia bisa berpenampilan rapi dengan hijab menutupi kepalanya dan tetap datang ke perusahaa. Karena sebelumnya dia sudah mengkonfirmasi pada pihak penting untuk mengubah penampilannya.
Dia mengatakan kedepannya akan mengenakan hijab untuk terus bekerja. Tapi jika pihak perusahaan tak mengizinkan, maka ia yang akan resign dan meninggalkan HYBE.Ent tersebut.

Tapi Alhamdulillah mereka semua tidak mempermasalahkan hal tersebut dan bahkan mendukung, karena sedari awal mereka tahu bahwa Arum seorang Muslim.
Bukan hal yang asing lagi bagi mereka, untuk melihat lumayan banyak orang-orang berhijab yang datang ke Korea ini untuk sekedar berlibur maupun bekerja di negara ini. Bahkan sekarang sudah banyak masjid masjid berdiri di beberapa daerah di Seoul yang menunjukkan ada banyak kehidupan umat Muslim di negara ini.

Saat Arum mulai melewati koridor, banyak pasang mata yang menatap ke arahnya, rasa kagum, penasaran juga ada beberapa tatapan yang tidak suka. Tapi ia tak menghiraukan hal itu dan tetap melanjutkan langkahnya ke ruang tunggu Seventeen.

Ruangan yang awalnya ricuh itu tiba-tiba hening saat Arum mengetuk pintu dan masuk kedalam. Mereka tertegun serta terperangah melihat penampilan baru Arum, walaupun mengenakan hijab, dia tetap terlihat modis dan yang paling utama kecantikannya itu bertambah berkali-kali lipat membuat semua orang dalam ruangan itu terkagum.
Mereka bak melihat boneka paling cantik didunia sedang berdirindidekat mereka, mengalahkan kecantikan artis Korea yang selama ini sering mereka lihat.

"Arum, kau- "

Belum sempat DK menyelesaikan kalimatnya, Arum memotong.

"Ya.. Aku seorang Muslimah. Maaf kalau penampilanku selama ini membuat kalian lupa." Ujar Arum yang saat itu dibalas gelengan kepala DK yang tidak setuju dengan ucapan Arum barusan.

"Bukan. Bukan itu. Tentu saja kami semua tahu kalau kau itu seorang Muslim. Karena Indonesia adalah negara mayoritas Muslim terbesar di Asia. Kami hanya kaget karena kau terlihat neomu neomu ippeo!!" DK berujar antusias dengan mata yang melebar. Tanpa menyadari adanya tatapan mendelik dari Wonu yang ada diujung ruangan.

"Ah, biasa saja. Kau terlalu melebihkan." Ucap Arum, segan.

"Kalau tak percaya, silahkan tanya pada seluruh orang yang ada disini." Ucap DK yang menatap satu persatu orang yang berada di ruangan itu, sampai saat matanya beradu pada kedua mata Wonu, tiba-tiba dia bergidik ngeri.

Tatapan tajam mata Wonu sangat menusuk.

"Oh, mian mian, Hyung. Aku cuma bilang fakta aja, bukan untuk memuji atau melebih-lebihkan kok. Hehe.. Relax Hyung.." ucap DK yang tahu tatapan Wonu padanya tanda cemburu.

Mereka rapat didalam ruangan membicarakan jadwal masing-masing member dan ada banyak sekali kunjungan luar negeri untuk para member yang menjadi Brand Ambassador dari beberapa merk terkenal dunia. Itu membuat Arum akan sibuk untuk beberapa waktu kedepan.

*

"Hyung, ada masalah dengan Arum?" Tanya Hao yang berjalan beriringan disamping Wonu.

"Tidak ada."

"Beneran?" Tanya Hao lagi.

"He-em" ucap Wonu mengangguk, mengiyakan.

"Tapi kok beda?" Hao masih penasaran. Kenapa tiba-tiba dia melihat Arum dan Wonu menjadi Canggung? Apa karena Arum sekarang sudah berhijab? Yang menjadi penyebab mereka jadi tak leluasa? Atau ada hal lain?
Ah, ntahlah. Tapi Hao mengkhawatirkan Hyung nya itu.

"Beda gimana? Biasa aja." Wonu menjawab datar tanpa menoleh ke arah Hao dari tadi. Dia sibuk dengan pikirannya sendiri.

Wonu memikirkan bagaimana kedepannya jika ia harus melepaskan status nya sebagai idol. Mau bagaimanapun dia tak ingin seumur hidup untuk terus menjadi idol, dia juga ingin punya ruang untuk menjadi dirinya sendiri. Ingin punya waktu, dan bahkan ingin punya keluarga kecilnya sendiri. Dan itu dia ingin tak ada campur tangan kamera atau apapun yang menyangkut-pautkan dirinya dengan seorang idol. Profesi yang pernah di cecap nya.

Dia memikirkan sangat jauh kedepan. Sehingga tak menggubris pertanyaan maupun perkataan dari Hao yang ada di sebelahnya.

"Hyung! Dengar gak?!" Hao palak. Diajakin bicara hyungnya malah melamun.

"Oh! Y-ya iy ya! Ada apa Hao? Kamu nanya apa barusan?" Tanya Wonu yang mulai mengembalikan kesadarannya dari lamunan.

"Gak. Gak jadi."

"Lah? Kenapa gak jadi? Kalo penting, tanyain aja lagi. Buruan inget pertanyaannya!" Ucap Wonu.

"Gak penting kok Hyung. Udah, lupain aja. Yang penting Hyung gak apa-apa."

Idol Dan Translator Muslimah | JEON WONWOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang