Part 31✯ Ingin Mulai Belajar

86 7 1
                                    

Leo mendengar kabar dari istrinya bahwa adiknya sekarang sudah mengenakan hijab dan hubungannya merenggang dengan Wonu.
Ada sedikit rasa sesal di hatinya karena dia merasa telah berlaku kasar terhadap Arum. Apakah dia terlalu keras? pikirnya. Tapi mungkin inilah yang terbaik untuk kebaikan Arum kedepannya juga.

Beberapa Minggu lagi memasuki bulan Ramadhan, yang dimana bertepatan jadwal Arum dengan member seventeen lumayan padat. Dari beberapa hari ini Arum sudah mulai disibukkan dengan jadwal masing-masing member yang akan pergi ke luar negeri menghadiri Fashion Show Brand merk terkenal dunia. Mereka bergiliran pergi ke berbagai belahan negara dimana mereka diundang.
Dan Arum pasti akan ikut serta untuk menjadi pendamping penerjemah mereka selama berada diluar negeri.
Semoga saja jadwal ini selesai sebelum bulan ramadhan tiba.

*

Saat Arum tiba di apartemen, dia dikejutkan dengan kedatangan eommoni, ibunya Wonu.
Dia tidak tahu darimana ibunya Wonu bisa mengetahui dia akan pulang jam segini. Apakah Wonu memberitahukan nya?
Segera dia turun dari mobilnya dan menghampiri ibu Wonu yang sedang berdiri didepan pagar rumahnya tersebut. Ibu Wonu menyambutnya dengan senyum penuh hangat.

"Eommoni kapan sampai? Kenapa berdiri disini? Ayo masuk eommoni." Arum menyalami tangan ibunya Wonu dengan takzim dan menuntunnya dengan sopan untuk masuk kedalam rumahnya.

"Ya Ampun nak.. kamu sangat cantik dengan penutup kepala ini. Kapan kamu mulai memakainya nak?" Tanya ibunya Wonu di sela-sela mereka berjalan masuk kedalam rumah. Ibunya Wonu tak henti memandang kagum wajah Arum yang seperti selalu bersinar dan teduh setiap di pandang.

"Ini namanya hijab, eommoni.. aku mulai memakainya beberapa waktu yang lalu." Jawab Arum santun.

"Eommoni duduk dulu, biar Arum ambilkan minum ya." Arum mempersilahkan ibunya Wonu untuk duduk setelah mereka sampai di ruang tamu.

"Tunggu dulu, ini bawa dulu ke dapur kamu. Tadi eomma bikin makanan kesukaan kamu. Nanti tinggal panasin aja di microwave." Eomma menyerahkan bungkusan makanan yang dibawanya dari Changwon ke Seoul. Jarak yang cukup jauh sehingga membuat makanan itu pastinya sudah dingin.

"Ya Allah eommoni.. kenapa harus repot bawain Arum makanan? Makasih eommoni, nanti pasti Arum makan dengan lahap" Arum dengan semangat mengambil bungkusan makanan itu dan membawanya ke dapur.
Eomma mengikutinya dari belakang dan tiba didapur bersama dengan Arum.

"Loh, eommoni kenapa ikut ke dapur? Eommoni istirahat aja disofa. Kan pasti capek perjalanan jauh dari kampung kesini."

"Nggak kok. Eomma pengen ada di Deket kamu. Eomma kangen sama kamu. Udah lama gak ketemu sama anak perempuan eomma" eomma tersenyum tulus menatap Arum dengan tatapan teduhnya.
Hati Arum menjadi hangat mendengarnya dan memeluk eommoni. Dia Seperti menemukan ibu kandungnya, tempat berteduhnya yang kedua. Tapi, disatu sisi dia tak bisa meneruskan ini dengan Wonu walau hatinya menolak.

"Bagaimana hubunganmu dengan Wonu?" Tanya eomma tiba-tiba. Arum yang mendengarnya pun melepas pelukan itu dan menatap eomma.

'darimana eommoni tau kalau aku menjaga jarak dengan Wonu? Apakah Wonu yang memberitahukan nya?' batin Arum.

Lama Arum tak menjawab sehingga eomma pun kembali meneruskan kalimatnya.
"Wonu tak bicara apa-apa. Bahkan dalam sebulan terakhir dia tak menelpon sama sekali. Itu yang membuat eomma datang kesini sekalian ingin bertemu denganmu.
Tapi firasat eomma mengatakan ada sesuatu diantara kalian. Apa kalian bertengkar?"

"Mm.. bukan bertengkar eomma.. terlebih, aku yang menjaga jarak dengannya"

"Kenapa?" Tanya eomma.

"Aku seorang muslim eommoni. Seharusnya dari awal aku tidak memulainya. Seharusnya dari awal aku sadar dengan statusku sebagai seorang Muslimah, eommoni. Maafkan aku baru menyadarinya sekarang, setelah semuanya kian mendalam seperti saat ini" Arum tertunduk saat mengatakannya. Tak sanggup menatap mata eomma dan tersekat sambil menahan tangis.

Eomma yang melihat itupun membawa Arum kedalam pelukannya. Tahu bahwa itu berat. Tahu bahwa tembok paling besar mereka adalah keyakinan. Berbeda keyakinan membuat mereka retak seperti ini.

"Arum sayang.. bukankah pernah eomma katakan, jika suatu hari nanti Wonu ingin mengikutimu, meyakini keyakinanmu, maka eomma dengan sangat mengizinkan dia. Karena jika suatu saat eomma tidak ada, maka dia mempunyai kamu disisinya. Eomma hanya mempercayakan dia padamu."

Sambil sesenggukan, Arum mendengar dengan seksama perkataan eomma dalam pelukan hangat itu.

**

Arum memang menjaga jarak dengan Wonu, membatasi dirinya sendiri, tetapi itu tidak berlaku bagi Wonu. Dia masih saja gencar mengejar dan mendekati Arum, memberikan semua act of service yang dia punya, sehingga Arum yang sedang dalam posisi ingin menjauhinya pun merasa keberatan dengan perlakuan Wonu.

"Kamu ngerti gak sih kalau aku tuh sedang menjaga jarak dengan kamu? Kamu jangan deketin aku terus apalagi kalo kita diluar pekerjaan, kan bisa membahayakan kamu!"

Wonu yang sedang duduk disamping Arum pun menjawab
"Aku gak merasa terancam kok dengan semua itu. Apalagi dengan dispacth dispacth itu. Aku cuma ngerasa terancam kalo kamu udah gak mau ngelihat aku lagi. Aku gak tau harus gimana kalo kamu memutuskan untuk menjauh, selain aku yang harus mati-matian mengejar kamu lagi" ujar Wonu.

"Jangan dikejar. Cari hal lain yang buat kamu bahagia- "

"Kamu!" Potong Wonu saat Arum belum menyelesaikan kalimatnya.

"Aku belum selesai. Selain aku" Arum mengatakannya tanpa sedikitpun menoleh ke arah Wonu yang berada disebelahnya dan terus menatapnya.

"Arum, sini aku jelaskan. Sampai kapanpun aku tak bisa melepaskanmu, Arum. Aku akan mengusahakan mu. Dan aku mau belajar mengenal agamamu. Ajari aku.. kalau kamu menjauh, gimana aku bisa belajar?"

Arum tercengang mendengarnya. 'Belajar agamaku?! Apa itu mungkin? Dia seorang idola. Berapa juta umat yang mengenalnya didunia ini? Apakah ini akan menjadi kontoversi atau hal baik yang akan terjadi? Jika niatnya memang benar-benar ingin belajar tentang Islam, walau bagaimanapun kondisinya sekarang ini, semoga Engkau Mudahkan Ya Allah, dengarkan niatnya..' batin Arum.



.

Idol Dan Translator Muslimah | JEON WONWOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang