Hari pertama bulan ramadhan pun disambut oleh seluruh ummat Islam di dunia tak terkecuali Arum. Sekarang dia berada dirumah kak Leo untuk sahur bersama.
"Makan yang banyak dek. Kerjaan kamu kan banyak, pasti butuh tenaga ekstra" ucap kak Yoo Ra sambil meletakkan nasi kedalam piring Arum setelah mengambilkan milik suaminya.
"Cukup eonni, Jangan banyak-banyak.." ujar Arum saat melihat kakaknya itu sangat antusias meletakkan nasi sampai hampir membumbung di piring Arum.
"Eh, iya.. kebablasan"
"Untung si Ucok lagi tidur ya. Jadi makannya gak ada yang ngerecokin" ujar Arum.
"Ucok? Siapa Ucok?" Tanya Leo.
"Tuh.. anak kakak lah. Dia kan kalo ngenalin diri namanya Myung coo. Panggil aja Ucok." Ucap Arum asal.
"Sembarangan aja. Nama keren begitu dipanggil Ucok. Gausah gausah. Jelek banget itu panggilannya. Kamu ini ya!" Leo tak terima anak nya menjadi si Ucok.
"Hahaha.. iya deh kak, iya.. padahal keren juga. Di Korea mana ada orang dipanggil Ucok, dia perdana loh"
"Gak gak!" Tolak Leo.
"Hahaha haha" gelak Arum.
"Ssstt, jangan berisik dek, nanti si Ucok bangun" kini kak Yoo Ra yang ketularan Arum. Memanggil anaknya dengan sebutan Ucok. Dia tak tahu apa arti nama Ucok kalau di Indonesia.
"Sayang... Jangan panggil anak kita begitu." Leo menghela nafas melihat istrinya ikut dengan kerandoman adeknya yang hanya keluar saat-saat tertentu saja. Ya, Arum terkadang random. Tapi sifat itu hanya keluar disaat dia berada di sekeliling orang-orang terdekatnya saja. Dan sifat random itu jarang sekali muncul.
"Kenapa? Bagus kok. Ya kan dek?"
Arum mengangguk antusias, disertai helaan nafas dari Leo.
"Yoo Ra-yaa.. aku gak suka anakku dipanggil begitu. Jangan ikutin tingkah Arum deh. Dia cuma mau becandain kamu aja. Jangan bawa serius." Leo menatap lekat istrinya.
"Hehehe, iya deh iya.."
Makan sahur itupun disertai candaan serta kerandoman Arum yang tak datang dua kali dalam setahun. Mungkin.
*°°°*
"Arum!"
Yang namanya dipanggil pun menoleh kebelakang, melihat siapa yang menyerukan namanya dengan keras di lorong perusahaan tersebut.
Jeonghan.
Arum menghentikan langkahnya menunggu Jeonghan sampai untuk menghampirinya.
"Arum, sibuk gak? Ada yang mau aku tanyain nih"
"Gak sibuk kok. Tanya apa? Oppa gak latihan? Kan yang lain tadi latihan aku liat."
"Oh, itu. Kami barusan lagi break istirahat. Aku nyamperin kamu karena ada hal yang bikin aku penasaran banget dari semalem. Mau nanya kamu tapi gak punya kontak kamu. Lupa nyimpen." Ucap Jeonghan panjang lebar.
"Yaudah. Oppa mau nanya apa?"
"Yakin nih kita berdiri aja di lorong begini? Gak enak banget. Aku juga capek abis latihan. Duduk dulu lah diruangan kamu. Gapapa kan?"
Mengingat Jeonghan adalah sepupu jauhnya Chae Ra, dan Jeonghan juga orangnya memang easy going, jadi Arum tak keberatan. Toh mereka semua sudah dekat dengan Arum, dan berbicara informal untuk sehari-hari nya jika bertemu.
"Rum, Ramadan itu apa? Semalem aku nyalain Live streaming dan komentarnya para fans sibuk bilang kalau ini tuh bulan Ramadan. Aku tanya katanya itu untuk orang Muslim. Dan aku langsung kepikiran kamu buat nanya lebih detail.
KAMU SEDANG MEMBACA
Idol Dan Translator Muslimah | JEON WONWOO
Fiksi Penggemar''THIS IS REAL MY KARYA'' --------------------------- Kisah seorang idol (Jeon Wonwoo / Wonu) yg menyukai translator nya, Arum. Tetapi Agama menjadi penghalang bagi mereka berdua. Suatu hari Kecelakaan besar menimpa Arum dan itu membuat Arum amnesia...