Arum POV"eayisha..!! kayf halik? 'ayn kunt kula hadha alwaqti? limadha lam tazir huna qit? wahishtana.. hababat zaynab kaman ashtaqtuluk.. "
( "Aisyah..!! Bagaimana kabarmu? Dimana kamu selama ini? Kenapa tak pernah berkunjung ke mari? Kami merindukanmu.. Hubabah Zainab juga merindukanmu.." ) Ucap seorang wanita bercadar yang datang menghampiriku yang sedang berdiri mematung di pinggir jalan dengan bingung.Jelas aku bingung. Aku sedang berada di tempat yang aku tidak tahu ada dimana tetapi tidak asing. Ku lihat sekeliling semua orang yang berlalu lalang mengenakan pakaian yang sama, berwarna hitam pekat menutupi seluruh tubuh mereka, bahkan mata mereka pun tak terlihat, jadi bagaimana cara mereka berjalan?
Dan aku melihat pakaian ku juga sama seperti mereka. Pakaian syar'i.Dan Aisyah? Kenapa dia memanggilku begitu? Itu bukan namaku. Kenapa mereka mengenaliku? Sedangkan aku berpakaian serba tertutup begini, bagaimana bisa mereka tahu?
"'aelam 'anak fi hayrat min 'amruka. li'anah mara waqt tawil mundh majiyik 'iilaa huna maratan 'ukhraa. taealay maeana 'iilaa bayt zawj zaynab wahunak sanukhbiruk bikuli shay'
( "Aku tahu kamu sedang bingung. Karena sudah sangat lama kamu tidak pernah datang lagi kesini. Ayo ikut kami kerumah hubabah Zainab, disana akan kami ceritakan semuanya" ) Ucapnya.Tanpa ragu aku pun mengikutinya sampai di rumah hubabah Zainab. Saat aku baru memasuki daun pintu, Tiba-tiba seorang wanita berlari ke arahku dan memelukku erat.
Ya, itu yang namanya hubabah Zainab. Didalam rumah ini hanya ada kami, para perempuan tanpa ada seorangpun lelaki yang tinggal disini karena hubabah Zainab seorang janda.
Saat hubabah membuka cadarnya, betapa terkejut nya aku melihat wajahnya yang sama persis seperti Umma ku. Ibu kandung ku.Tapi tidak. Hubabah bukanlah ibu kandung ku walaupun mereka sangat mirip. Tetapi selama tinggal disini katanya hubabah sudah menganggapku sebagai anaknya karena dia tidak mempunyai anak dan suaminya sudah lama meninggal.
Di ruang tamu yang hanya beralaskan tikar, kami bertiga duduk, dimana ada aku, hubabah Zainab dan seorang wanita tadi yang menghampiri ku namanya Lathifah. Disitu aku di ceritakan hal-hal yang aku belum ketahui atau tidak pernah aku ketahui sedikitpun, dan beberapa hal menurut ku tidak masuk akal.
Jelas tidak masuk akal, keberadaan ku disini saja sudah menjelaskan ini semua tidak masuk akal.Tapi cerita yang tidak masuk akal itu terasa sangat nyata. Dengan aku yang mengerti kefasihan mereka dalam berbahasa Arab memudahkan ku mengerti apa yang mereka jelaskan dan katakan.
Sini, biar aku ceritakan lagi pada kalian.
Saat ini aku sedang berada didalam kamar, masih dirumah hubabah Zainab. Katanya dulu sewaktu aku tinggal di Kota Tarim ini, aku tinggal dirumah ini, entah bagaimana ceritanya aku diangkat menjadi anak oleh hubabah dan nama panggilan ku diubah menjadi Aisyah.
Yang tahu namaku Arum hanya hubabah Zainab dan Lathifah saja. Lathifah ini sahabat ku sewaktu disini. Pantas saja aku merasa tak asing dekat dengannya.Aku bersekolah di pesantren dekat rumah hubabah, sangat dekat sehingga bisa berjalan kaki. Sampai bertahun-tahun hingga aku tamat bahkan aku sudah mengajar di pesantren itu, katanya. Tiba-tiba aku ada panggilan pulang ke Indonesia dan tidak pernah kesini lagi. Dan setelah sekian tahun lamanya ini baru aku kembali lagi.
Tapi dalam ingatanku tak pernah sekalipun aku berkunjung maupun menginjakkan kaki di negara Yaman ini, apalagi di kota Tarim ini.
Bagaimana bisa mereka mengenalku sebagai Aisyah?Dan kenapa aku tiba-tiba terdampar kesini? Tadi hubabah menceritakan padaku bahwa aku mengalami kecelakaan pesawat ketika hendak pulang ke Indonesia. Dan aku mengalami kritis, sehingga sulit untuk mengingat dimana, apa dan siapa aku sebenarnya. Tapi aku baik-baik saja kok. Aku tak merasa sakit sedikitpun dan tak pernah mengalami kecelakaan. Kenapa hubabah yang taat itu bisa mengarang cerita? Tapi tak mungkin hubabah berbohong..
Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa semua cerita tak masuk akal itu berbelit belit dikepala ku karena aku tak mengerti.
Tapi hubabah bilang, nanti setelah aku sadar aku pasti akan mengerti. Dan aku akan bertemu dengan Adam.Siapa lagi itu? Sungguh membuat ku pusing kepala.
Tak berapa lama Lathifah masuk ke kamarku mengajak untuk pergi ke masjid sholat ashar sekalian mendengar tausyiah ustadzah Halimah setiap ba'da sholat ashar.Aku menjalani hari-hari dengan aman dan nyaman disini, sangat tenang seperti aku memang sudah terbiasa tinggal disini. Bahkan aku mengenal semua orang-orang disini begitu pula sebaliknya. Ilmu ku semakin bertambah karena setiap hari yang aku lewati bersama para ahli ibadah ini adalah ilmu. Semua insan yang tinggal di kota ini semuanya ahli ibadah bahkan tak terkecuali anak kecil pun. Aku takjub dan membuat ku semangat untuk terus beribadah. Sampai bertahun-tahun aku tinggal disini.
Malam ini aku tidur berdua bersama hubabah di kamarnya. Ntah kenapa malam ini dia minta ditemani tidur.
Saat mulai terlelap aku mendengar bisikan lembut dari suara hubabah."Selamat tidur anakku sayang.. Semoga setelah kamu sadar hatimu tergerak untuk berkunjung kesini. Karena aku sangat ingin melihatmu secara langsung anakku.. Selama ini aku sangat merindukanmu.. Jiwamu selalu hadir disini tapi ragamu tidak, Semoga Allah selalu melindungi mu dan mengizinkanku bertemu dengan ragamu nak.. Arum dawuni. Aisyah, anakku.. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Idol Dan Translator Muslimah | JEON WONWOO
Fanfiction''THIS IS REAL MY KARYA'' --------------------------- Kisah seorang idol (Jeon Wonwoo / Wonu) yg menyukai translator nya, Arum. Tetapi Agama menjadi penghalang bagi mereka berdua. Suatu hari Kecelakaan besar menimpa Arum dan itu membuat Arum amnesia...