7. Meresahkan

84 67 8
                                    

Hai...
Happy reading 🍒

•••

Semenjak itu senyuman Leo menjadi pulsa alias menjadi palsu ketika melihat tante tante itu.

"Halah lagian itu pasti anaknya si Bram bukan Bromo." ucap Leo.

Wanita itu mengerutkan keningnya tak mengerti. "siapa Bram?!" ucapnya sedikit ngegas.

"Biasa aja kali jangan sewot."

"Iya itu Brame rame kan Tante?" tanya Leo dengan santai, setelah mengucapkan kata-kata itu Leo melengos pergi dan membiarkan tante girang itu sendirian.

"Heyy dasar anak kurang ajar!!" teriaknya.

Leo yang sedang menaiki anak tangga lantas berhenti sejenak. "apa Tante Leo gak denger." ledeknya, lalu Leo berlari dari tangga untuk menghindar amukan tante girang itu.

"Ihhh kesel banget, awas aja aku akan balas dendam jika dia tak mengakui anak ini." ucapnya marah, wanita itu masih setia di tempatnya dan tak kunjung pulang entah apa tujuannya.

Untung saja di rumah tidak ada siapapun hanya saja ada Leo, sedangkan bundanya sedang bekerja dan Saputri asik main bersama temannya.

Sekitar sepuluh menitan, Leo turun dari lantai atas dengan berpakaian santainya, ia menghembuskan nafasnya kasar.

Tante itu tetap di sana sampai ketiduran, sangat tidak sopan sekali.

"Ck, gak punya rumah kali jadi numpang tidur." ucap Leo.

Leo memutuskan untuk ke dapur mengisi perutnya yang semenjak tadi meronta-ronta, ia bodo amat dengan tante itu karena menurutnya ia tidak penting bahkan sangat tidak penting.

Terdengar suara motor Aksel yang baru saja ia parkiran di garasinya, awalnya Aksel akan menjemput adiknya tetapi Saputri menolak karena dia ingin nginap di rumah Zahra.

Kebetulan Syani akan lembur di butiknya, dan juga Syani tak melarang asalkan semua putra putrinya bahagia tanpa ada tekanan dari dirinya, tetapi bukan bermaksud Syani memanjakan anaknya ia juga mempunyai batasannya untuk melarang anaknya demi kebaikan.

Terkadang Aksel sampai tidak pulang berhari-hari, seakan hidupnya tak ada warna lagi jiga bundanya kerja seharian, momen yang paling Aksel sukai ketika bundanya libur bekerja lalu menghabiskan waktu bersama.

Syani juga bukan tife wanita yang mengabaikan anak demi kalir, malahan jika ada waktu luang ia suka berkumpul dengan anak-anaknya.

Memang Aksel tak terkejut saat wanita itu ada di rumahnya, malahan ia mengabaikannya, Aksel tidak mau kejadian belasan tahun terjadi lagi yang menimpa keluarganya.

Rana--- wanita selingkuhan Bromo dan sekarang ia minta mempertanggung jawabkan anaknya yang di kandung.

Leo yang baru saja keluar dari dapur lantas ia memberi kode kepada abangnya, hal yang tidak penting Aksel langsung melengos pergi tanpa berkata kata.

"Gimana kalo nanti bunda pulang lebih duluan? kan bisa jadi perang dunia nih." gumam Leo.

"Biarin aja biar dia tau rasa, kalo tamparan seorang istri sah lebih menyakitkan di bandingkan selingkuhan yang tak tau diri." ucap Leo sembari bergidik ngeri dengan ucapannya sendiri.

Enemy Lover Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang