20. Kronologi

42 35 6
                                    

Haii...
Happy reading 🍒

•••

Pukul menunjukan 11.29 malam, Fira berjalan mengendap-endap lalu ia perlahan membuka pintu dengan amat perlahan.

Tapi sayangnya, takdir berkata lain. Nira sudah berada di depan nya sambil menatap nya dengan tajam.

Fira tersentak kaget, Nira langsung menarik lengan Fira dengan kencang lalu Nira menutup pintu.

Fira sudah tau, ia akan di marahi dan juga Nira sudah tau bahwa Fira tidak bersama Pina.

"Kamu dari mana hah?! kamu udah berani berbohong sama bunda." bentaknya, baru pertama kali bundanya memarahi nya sambil bentak-bentak segala.

"Katanya sama Pina, tapi kok bunda tanyain kamu gak sama Pina! bilang kamu sama siapa?" Fira terasa gugup saat ingin menjawab, rasanya Fira ingin menangis dengan kencang.

"JAWAB!!"

Air matanya mulai menetes, Fira mencoba untuk tidak menangis tapi rasanya begitu sesak mendengar bundanya membentaknya.

"Sama... teman." ucapnya sedikit tersedat oleh tangisannya.

"Bohong, sama siapa hah?!" lagi dan lagi Fira di bentak begitu kencang.

Fira hanya bisa menangis, sedangkan sang bunda sangat kesal dengan kelakuan anaknya yang begitu nakal pulang tengah malem.

Dengan kesal, Nira langsung menarik lengan Fira dengan kencang, membuatnya memberontak tidak mau saat Nira akan memasukan nya ke dalam kamar mandi.

"Diem! bunda udah muak sama kamu, tinggal jawab aja kok susah. bunda tau kamu sama laki-laki kan?! JAWAB!" tak kunjung menjawab, Nira langsung mengguyur Fira dengan air.

"Nanti kalo orang liat, kamu udah digosipin yang enggak-enggak."

Lagi dan lagi Nira mengguyur kan air kepada Fira, Fira memohon untuk tidak menyiksanya seperti ini ia sudah lelah sekaligus sangat pengap.

"Udah... bunda plis, Fira gak kayak bunda banyangin." ucapnya.

"Makanya jawab!!"

"Enggak!!" teriak Fira.

"Sekarang berani ya, bentak bunda hah?! sana kamu pergi aja sama papah kamu itu, bunda udah muak sama orang yang suka membangkang."

"Bunda jahat!!! jahat! kenapa dari dulu Fira gak sama papah aja dari pada sama bunda." bentak Fira.

Seketika hati Nira seperti teriris pisau tajam, Nira menangis lalu meninggalkan Fira di dalam kamar mandi dengan keadaan basah kuyup.

Fira menangis kencang, lalu ia memukul-mukul dinding dengan kuat sehingga tangan nya lecet.

Tidak ada lagi tenaga, Fira bangkit dari duduknya sambil memegang perutnya yang sangat sakit, entah kenapa tiba-tiba perutnya sakit.

Mungkin asam lambungnya kambuh, Fira teringat ia lupa makan nasi sebelum makan makanan yang lain.

Dengan sempoyongan, Fira masuk ke dalam kamarnya dan tidak lupa mengganti pakaian nya yang basah.

Enemy Lover Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang