15. kencan buta

40 36 4
                                    

Haii...
Happy reading 🍒

•••

Di pagi yang cerah, kali ini Fira dan Pina sedang main bulutangkis, berhubung sekolah libur jadi kedua sejoli tersebut memutuskan main bulutangkis di halaman rumah Pina.

Mereka masih asik bermain, keringat mulai bercucuran tetapi semangat mereka mengalahkan rasa lelah sehingga terus melanjutkan.

Sekitar setengah jam mereka bermain bulutangkis, tiba-tiba handphone Pina berdering berkali-kali.

Sementara Pina menyudahinya, dahinya menyerit heran melihat pesan dari Aisen.

"Bilangin sama bunda, gue malam ini nginep di apartemen."

Kurang lebih begitu pesan yang Aisen kirim ke Pina, membuat nya heran adalah kenapa abang nya memutuskan bermalam di apartemen, biasa nya Aisen selalu nginep di rumah temannya.

"Tumben, jangan-jangan abang gue mau berbuat tak senonoh? atau..." gumamnya.

Pina langsung menepis pikiran kotornya, mana mungkin Aisen berbuat seperti itu pasti ada alasan tertentu.

"Pin, kira-kira gue harus ketemu sama dia atau gak?" Fira bertanya.

Lantas Pina menoleh ke arah Fira lalu menyimpan handphone nya di meja.

"Terserah lo aja sih, tapi kayaknya lebih bagus lo temui aja dari pada penasaran, lagian ya. semisal bang Aksel suka sama lo terima aja."

Di lihat dari raut wajahnya, Fira merasa bimbang apakah dia menyukai nya atau sebaliknya.

Meskipun tidak menyukainya, Pina tidak memaksa untuk menerimanya itu adalah keputusan Fira.

"Gimana ya? posisinya gue masih---"

"Jangan bilang lo gamon?" ucap Pina, memotong pembicaraan.

Fira memutar bola matanya malas, belum ia melanjutkan percakapan nya Pina telah memotong pembicaraan, membuat nya kesal.

"Dengerin gue dulu, gue belum selesai ngomong."

"Sebenarnya perasaan gue...kayak gak tau sama siapa, tapi hati gue selalu berdetak kencang setiap kali liat dia." terus terangnya.

Pina melotot tidak percaya, kenapa Fira baru memberitahu nya sekarang.

Dengan kesal Pina menggeplak lengan Fira, sedangkan sang korban meringis kesakitan.

Fira melotot tak terima, bahwa dirinya di aniaya oleh Sabahat nya sendiri.

"Pina! sakit tau." sinis nya.

Sang pelaku hanya tersenyum lebar seakan tidak terjadi apa-apa.

"Gue cuma reflek aja, jangan marah dong." ucapnya Pina, sambil mengelus-elus lengan Fira.

"Udah jangan bahas dia lagi, gue lagi gak mood."

"Iya-iya, bay the way lo kan lagi sakit?" Pina bertanya.

Enemy Lover Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang