34. Love you

13 1 0
                                    

Haii...
Happy reading 🍒

•••

Suasana panas tadi sudah terlewatkan, sekarang menunjukan pukul 10,30 pagi sebentar lagi mereka akan menuju ke rumah Fira.

Di rumah cukup ramai karena kegaduhan Saputri yang teriak-teriak memanggil Syani karena mencari baju dan barang yang akan di pakai tiba-tiba hilang.

"Bunda, kok jepitan rambut aku gak ada." teriaknya, Leo yang baru saja siap mendelik tidak suka mendengar adiknya yang teriak-teriak.

Baru saja mencari dress berwarna pink pastel sekarang Syani harus mencari jepitan rambut, Aksel sibuk dengan ponselnya ada beberapa yang harus bicarakan kepada Fira.

"Denger tuh adik lo berisik banget, manja lagi!" ketus Leo, hari ini mood nya tidak bagus, mungkin ia cemburu kakaknya akan tunangan dengan Fira wanita yang Leo taksir.

Aksel menatap sekilas lalu kembali lagi menatap layar ponselnya, Leo semakin kesal dengan respon kakaknya memutuskan untuk pergi.

"Ck, bisa gak nurut!" gumam Aksel dengan nada kesal, tiba Syani dan Saputri yang sudah siap.

"Bang kenapa?" tanya Syani, Aksel menggelengkan kepalanya lalu membenarkan posisi duduknya.

Aksel melihat jam tangannya pukul menunjukan 10.29 artinya sekarang mereka akan ke rumah Fira, tetapi tidak dengan Leo si anak bandel tiba-tiba menghilang saat ingin berangkat.

"Bunda, kok bang Leo gak ada ya?" tanya Saputri bingung, Syani baru menyadari bahwa keberadaan Leo tidak ada.

"Bang tadi Leo kemana?" tanya Syani.

"Tadi ada." ucap Aksel.

Tidak ada waktu lagi untuk mencarinya, jadi mereka memutuskan untuk pergi saja pasti juga Leo akan menyusul.

Di kediaman Fira ia masih bingung dengan perasaannya, waktu semakin menipis terpaksa Fira memberi tahu orang tuanya yang sebenernya.

Nira sedang membuat kue pesanan orang lain, dengan perasaan gugup Fira menghampiri bundanya, mungkin Nira akan merestui nya.

"Bunda, Fira mau bicara hal yang penting, boleh?" ucapnya dengan gugup.

"Boleh, tumben ada hal penting. memang ada apa Fir?" ucap Nira sambil membuat adonan.

Fira menelan ludah dengan kasar, apakah ia berani? tentu tidak! bisakah Fira mengatakan sejujurnya sampai hatinya merasa lega.

"Fira....di lamar sama pacar Fira, sekarang bunda." lidahnya terasa kelu untuk mengatakan hal tersebut, demi diri sendiri Fira akhirnya mengatakan yang sebenarnya.

Sontak Nira tersedak oleh air liur nya sendiri, tidak salah dengar kah? membuat perempuan berusia empat puluh lima tahun ini terkejut bukan main.

"Seriusan? bunda gak salah denger kan? kamu punya pacar? jadi selama ini kamu rahasiakan dari bunda, iya?" banyak sekali pertanyaan dari Nira, rasanya campur aduk.

"Iya, tapi bunda gak boleh marah, kalo bunda marah berarti itu sama aja nyakitin hati Fira." jawaban yang pas, tapi membuat hati Nira tersentuh.

Enemy Lover Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang