9. Surat cinta?

85 70 10
                                    

Haii...
Happy reading 🍒

•••

"Siang bolong gini enaknya ngapain ya?" tanya Asoka, Rian yang sedang tiduran di lantai kelas lantas terbangun lalu melemparkan gulungan kertas ke muka Asoka.

"Ya enaknya bikin ana---"

"Astaghfirullah, istighfar." ucap Bian sewot, belum saja Rian menyelesaikan ucapannya sudah di potong terlebih dahulu oleh Bian.

"Gak ngerti lagi sama otaknya si Bian, masa gue lagi ngomong malah dia yang motong pembicaraan dan paling parahnya nyuruh gue istighfar." kesal Rian.

"Pikirannya ngeres." lanjutnya.

"maafin, kan gue gak bermaksud gitu atuh cuma nyuruh aja." ucapnya.

"Ngeyel, udah jelas-jelas lo yang suuzon duluan sama gue. gue gak bilang ngeres cuma otak lo aja yang koslet." dumal Rian.

"Udah, kayak bocah berantem mulu. gue jadi trauma kalo nanya sama lo berdua ujung-ujungnya di debatin." sanggah Asoka.

"Capek gue, beliin minuman gue haus." titah Asoka.

"Dih, nyuruh-nyuruh beli aja sendiri."

"Cepetan, biarin kalo gak mau gue nyuruh si Bian aja."

"Gue gak mau!!" ucap Bian.

"Yaelah, ayo buruan Rian biasanya juga lo yang mau di suruh sama gue. lagian tadi apa lo ngelempar kertas ke muka ganteng gue??" Kesalnya.

"Pede amat, yuk Bian mending pergi aja dari pada di suruh sama si Asoka."

"Heem, bener dari pada di suruh sama si kutu monyet." ledek Bian.

Mereka berdua langsung ngacir keluar sebelum Asoka mengeluarkan kodam nya, alias amukannya yang seperti gorila sedang marah.

"Arghhhh, awas aja lo berdua." ucap Asoka marah, sekaligus prustasi menghadapi kedua curutnya.

...

Cuaca tidak mendukung sebentar lagi hujan akan turun, entah kenapa cuaca hari ini tidak beraturan kadang panas dan tiba-tiba mendung.

"Fira lo kan pulangnya sering sama si Pina ya? atau kadang-kadang?" tanya Billa.

"Sering sih kalo berangkat sekolah, tapi kalo pulang sekolah kadang-kadang, emang ada apaan sih?" ucap Fira sambil menatap Billa heran, Billa di pandang seperti itu langsung tidak enak telah menanyakan yang menurutnya tidak penting.

"Euh, maaf gue gak bermaksud apa gitu. tapi waktu itu gue liat lo di jemput sama si Marvendo." ucapnya.

Mata Fira membulat, sontak ia menutup mulut temanya lalu Fira melihat ke sekeliling takutnya ada yang mendengarnya.

"Huh huh.. untung gue gak mati, lagian lo kenapa sih tiba-tiba bekap mulut gue." setelah melepaskan bekapan dari Fira, Billa juga mengikuti arah pandangan Fira. ternyata ia melihat ada seseorang yang berdiri di luar kelas.

Dia seorang perempuan yang sangat amat cantik, wajahnya sedikit agak pucat rambutnya basah karena terkena guyuran hujan, ia membawa kertas berwarna putih.

Enemy Lover Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang