XXXI. Dipatiunus - Melaka, tahun 1513

2 2 0
                                    

"Dalam sebuah surat kepada Alfonso de Albuquerque, dari Cannanore, Fernão Pires de Andrade, Kapten armada yang menghalau Pate Unus, mengatakan:

Jung milik Pati Unus adalah yang terbesar yang dilihat oleh orang-orang dari daerah ini. Ia membawa seribu orang tentara di kapal, dan Yang Mulia dapat mempercayaiku ... bahwa itu adalah hal yang sangat luar biasa untuk dilihat, karena Anunciada di dekatnya tidak terlihat seperti sebuah kapal sama sekali.

Kami menyerangnya dengan bombard, tetapi bahkan tembakan yang terbesar tidak menembusnya di bawah garis air, dan (tembakan) esfera (meriam besar Portugis) yang saya miliki di kapal saya berhasil masuk tetapi tidak tembus; kapal itu memiliki tiga lapisan logam, yang semuanya lebih dari satu cruzado tebalnya.Dan kapal itu benar-benar sangat mengerikan bahkan tidak ada orang yang pernah melihat sejenisnya. Butuh waktu tiga tahun untuk membangunnya, Yang Mulia mungkin pernah mendengar cerita di Malaka tentang Pati Unus, yang membuat armada ini untuk menjadi raja Malaka. – Fernão Pires de Andrade, Cartas, III, h. 59"

Capitão da fragata Fernão Pires de Andrade dari atas kapalnya, sebuah galleon bernama Anunciada memperhatikan gerakan kapal perang caracca Santo Domingues dan galleon Victoria yang bergerak dengan cepat menghadang Armada Demak dari sisi timur. Dibelakang kedua kapal tersebut dua caravela Emilie dan Marie de la Mar bermanuver melindungi gerak maju dua kapal didepannya dengan terus menerus memberikan tembakan salvo yang jitu kearah kapal-kapal dari Demak yang mencoba menghalanginya.

Capitão da fragata itu terus mengamati gerakan maju dua kapal Portugis tersebut. Dia segera bertindak dengan cepat, dan mengikuti cara grup itu menyerang. Capitão da fragata Fernão Pires de Andrade segera memberikan tanda semaphore keseluruh armada Portugis untuk meniru strategi Victoria dan Santo Domingues. Tidak lama setelah kode semaphore itu dikirimkan, seluruh kapal-kapal Portugis melakukan taktik yang sama. Semua kapal galleon dan caracca langsung bergerak menusuk foremasi armada Demak dengan lindungan tembakan salvo kapal-kapal caravella yang bergerak lincah membuka jalur serangan langsung ke arah jung-jung Jawa yang besar dan berat.

Serangan langsung ini sama sekali diluar dugaan para kapten kapal jung. Mereka tidak menyangka, kapal-kapal Portugis yang berukuran jauh lebih kecil berani bergerak secara frontal. Dalam waktu singkat, beberapa jung sudah dikelilingi oleh kapal-kapal Portugis yang terus menerus menembakkan meriam sambil mengitari jung-jung Jawa. Kemudian ada tanda kode semaphore dari kapal Victoria, agar semua kapal Portugis mengarahkan tembakannya ke bagian sambungan antara lunas dengan lambung jung.

Seluruh jung yang menerima tembakan pada titik itu mengalami kerusakan yang sangat fatal. Kayu-kayu yang mengikat lambung jung pecah berkeping-keping terkena peluru dari meriam esfera kapal-kapal Portugis, akibatnya air mulai membanjiri bagian dalam jung. Beberapa jung tersebut terlihat mulai miring kebagian haluan, beberapa lagi mulai mengeluarkan asap tebal dari cadangan mesiu yang mulai terbakar.

Capitão Elba Drogo dari atas kapal galleon Lily de la Mar bertindak cepat dan memerintahkan jurumudinya menjauh dari jung-jung yang terbakar. Sambil mengirimkan kode semaphore kepada kapal-kapal Portugis lainnya, Lily de la Mar bermanuver tajam ke kanan menghindari salah satu jung yang berasap tebal. Perhitungannya Capitão Elba Drogo tepat, belum satu menit setelah Lily de la Mar menjauh, ledakan dahsyat terjadi. Jung itu meledak hancur berkeping-keping.

Laksamana Thio Bun Lim, yang saat itu sedang berdiri diatas ajungan jung-nya hanya dapat menatap api yang menjalar cepat tanpa bisa berbuat apa-apa. Dan dengan sebuah ledakan dahsyat, anjungan dimana dia berdiri berdiri hancur berkeping-keping. Ledakan itu mencabik semua orang yang berada di anjungan, termasuk Thio Bun Lim.

Adipati Sunggah menatap nanar kearah ledakan besar yang menghancurkan jung Laksamana Thio Bun Lim. Dia segera bertindak cepat dengan memerintah jurumudi Lembu Sulung agar berputar arah, menjauh dari sebuah galleon Portugis yang sedang bergerak cepat menghampirinya. Adipati bertubuh besar itu berteriak kepada perwira keduanya, Raden Mahdi Nur, agar menyampaikan pesan ke jung terbesar, yang dikomandoi Adipati Unus, supaya menjauhi medan pertempuran, secepat mungkin. Dia akan berusaha memancing gerak serangan kapal-kapal Portugis kearahnya.

Jung yang dikomandoi Adipati Unus terlihat mulai mengubah arah. Beberapa lanchara tampak berusaha menghalangi gerak laju galleon Portugis yang terlihat memang sedang memburunya. Kapal perang Anunciada yang dipimpin oleh Capitão da fragata Fernão Pires de Andrade dengan diikuti dua caravela bergerak cepat, setelah sebelumnya berhasil menenggelamkan dua jung Jawa.

Dari arah barat, Capitão Hernan Amarro diatas kapal galleon Lisboa telah berhasil mengkaramkan tiga buah jung Jawa. Grupnya yang terdiri dari tiga galleon, tiga caracca, dan sembilan caravela, terlihat bukan lawan armada Demak yang mencoba menahannya. Jung yang dikomandoi Laksamana Thio Han Lo dengan cepat ditenggelamkan olehnya. Jung Jawa yang besar dan berat itu bukanlah lawan yang sepadan bagi galleon-nya yang gesit. Meriam esfera yang ada dikapalnya adalah meriam yang paling baru dan paling kuat yang pernah diproduksi oleh Portugis.

Galleon yang dipimpinnya-pun adalah salah satu kapal generasi terakhir yang diproduksi galangan kapal kerjaan Portugis di galangan Porto. Tembakan meriam dari kapal jenis lanchara, penjajap dan kelulus milik armada Demak, hanya memberikan goresan kecil pada lambung kapalnya. Sementara tembakan meriam esfera yang digendongnya sangat kuat dan presisi. Hanya dengan satu tembakan saja, sebuah lanchara besar terbelah dan tenggelam ke dasar selat Melaka.

Grup Capitão Hernan Amarro menyapu bersih armada Demak dari arah barat. Gerak lambung mereka mulai mengurung armada dari Jawa itu dan sudah bersiap-siap untuk memberikan pukulan terakhir yang mematikan.

Adipati Sunggah dapat melihat gerakan terobos yang dilakukan oleh Capitão Hernan Amarro. Gerakan itu dapat membahayakan jung yang dikomandoi oleh Patiunus. Dia segera memberikan perintah kepada jurumudi Lembu Sulung untuk menghalangi gerakan menjepit yang dilakukan oleh Capitão Hernan Amarro. Jung yang dikendalikannya bergeser ke kanan. Dalam perhitungannya, mereka akan berhadapan dengan galleon Lisboa itu, sekaligus memotong gerak galleon Arc de la Mar dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Tetapi Adipati Sunggah tidak melihat laju caracca Santo Domingues yang dipimpin oleh Capitão Hugo Fonseca, yang jelas-jelas sedang memburunya, setelah menenggelamkan jung yang dipimpin oleh Thio San Bo. Adipati bertubuh besar itu terkejut saat kapal Santo Domingues sudah berada disebebelah kirinya, mensejajari jung yang dipimpinnya.

Dan Adipati itu sadar bahwa dia tidak akan bisa menutup gerak galleon Lisboa dan memotong gerak galleon Anunciada, yang sedang memburu jung yang dikomandoi Adipati Unus. Lalu terdengar ledakan tembakan meriam Santo Domingues yang tepat merobek bagian kiri dari jung-nya.

Adipati Sunggah menoleh kepada jurumudi Lembu Sulung. Lembu Sulung hanya dapat menggelengkan kepalanya pasrah.

Fang Yin 1513 - Buku TigaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang