bab 5

152 38 146
                                    

Angin berembus dengan kencang dengan suasana sepi di taman belakang sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Angin berembus dengan kencang dengan suasana sepi di taman belakang sekolah. Vanessa melirik Vedol yang tengah bersiul sambil memasukkan tangannya ke dalam saku celana. Tanpa sadar Vanessa bergumam dengan suara kecil.

"Tampan."

Vedol yang mendengarnya tersentak lantas menatap Vanessa yang tampak santai menatapnya. Cowok itu mengerutkan dahinya seraya bertanya apa yang dikatakan Vanessa barusan.

"Lo tampan." Ucapan Vanessa sukses membuat Vedol tersipu malu. Dengan cepat, ia memalingkan wajahnya.

"Elo mendengarnya? Padahal gue sengaja mengecilkan suara," goda Vanessa yang membuat Vedol lagi-lagi salah tingkah.

"I- iyalah! Kan, cuma ada kita berdua di sini." Tampak Vedol gugup berada di dekat Vanessa, sedangkan gadis itu menarik sudut bibirnya dan malah makin menggoda Vedol.

"B- berhentilah, gue malu," lirih Vedol. Vanessa terkikik melihat reaksi Vedol yang menurutnya lucu.

Vedol berdeham kala menetralkan perasaan dan pikiran kotornya. Ia tidak ingin berharap lebih tentang yang namanya cinta. Jika tidak, masa-masa itu hanya akan terulang kembali dan membuatnya sakit hati untuk kedua kalinya.

"Berhenti menggoda gue, Nes. Katakan apa yang mau lo omongin sebelumnya," ucap Vedol sambil mengembuskan napas dengan gusar.

"Ah, iya. Gue mau tanya tadi kalian ke mana? Si Ashilla sampai ngamuk tadi," ujar Vanessa dengan sedikit ketakutan. Ia bukan takut pada Vedol, tetapi takut menyinggung perasaan Vedol.

Vedol menghela napas seraya memenjamkan matanya. Vanessa tak kuat melihat pesona Vedol yang tampan. Entah sedari tadi ada perasaan menggelitik di hati Vanessa, tetapi ia tak tahu perasaan apa itu.

Netra hijau milik Vedol melirik Vanessa yang termangu menatapnya. Ia mendekati Vanessa seraya melambaikan tangannya di depan cewek itu.

Namun, Vanessa tak berkedip malah semakin menatapnya dengan tatapan lembut. Hal itu, seketika membuat Vedol bergidik ngeri karena yang ia tahu Vanessa tidak seperti ini. Malah, biasanya membacot dan cerewet ketika bertemu dengannya.

Akan tetapi, kali ini cewek itu berbeda dari biasanya. "Apa ada setan yang merasukinya?" Hanya pertanyaan itu yang terbesit di kepala Vedol.

"Apa gue setampan itu sampai lo termangu sebegitunya? Vanessa Naya Putri," ujar Vedol sembari menguncangkan tubuh Vanessa kala ia terus memanggil nama cewek tersebut.

"Woi! Sadar lu, dasar gorila betina!"

Seketika wajah Vedol berpaling dengan pipi memerah dan ada bekas tamparan keras. Vedol meringis sakit kala mengulum senyum remeh menatap Vanessa yang kini tengah menatapnya tajam bagai singa betina.

"Apa lo liat-liat?" pekik Vanessa dengan sorot mata yang tajam menatap Vedol. Vedol menyeringai kala melangkah lebih dekat.

Sontak Vanessa berjalan mundur berusaha menghindari Vedol. Namun, Vedol dengan cepat menarik tangan Vanessa ke dalam dekapannya. Mata mereka bertemu dan Vanessa terdiam kala menatap netra hijau milik Vedol.

CandramawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang