Mengisahkan keenam anak yang bersahabat dari luar terlihat baik-baik saja, tetapi nyatanya mereka menyimpan luka dan trauma yang mendalam.
Kesalahpahaman membuat hubungan Ashilla dan Dannies merenggang, Vanessa dan Vedol yang selalu menjadi penenga...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jika kamu lelah beristirahatlah sebentar, kau tak sendiri Jika kamu ingin menangis maka menangislah sepuasmu jangan dipendamkan ~Vedol Trigantara~
....
Lepaskanlah topengmu tidak apa-apa kamu memperlihatkan sisi rapuhmu sesekali padaku, tapi jangan lupa kamu tidaklah sendiri ~Vanessa Putri~
...
Badai hujan malam itu mengingatkan gue akan tragedi yang ingin gue lupakan kini telah terjadi kembali. ~Vedol Trigantara~
...
Badai hujan pada malam itu memberikan luka baru. Gue ingat darah yang bercampur dengan air hujan. Ah, gue benci hujan. ~Arkam Syahputra~
...
Gue benci semuanya Tuhan, kenapa ini semua luka ini harus ku rasakan? Ini menyakitkan Ini mimpi buruk sangat buruk ~Sisilia Cahyani~
...
Hujan malam ini sangat lebat. Vedol yang tengah di dalam apartemen tengah menyeruput teh hangat bersama Arkam sedari tadi mengkhawatirkan Dannies. Arkam yang sadar kekhwatiran Vedol lantas menghela napas panjang lalu menepuk pundak sahabatnya itu.
Ia tersenyum sambil berkata, "Ayo, kita jemput ketua." Vedol mengadahkan kepalanya menatap Arkam lalu netra hijaunya beralih ke salah satu foto yang pajang di dinding.
Dalam foto itu ada dia, Arkam, dan Dannies sewaktu SMP. Senyuman polos Dannies yang selama ini ia jaga dan menjadi sumber kekuatannya juga kini perlahan mulai memudar, tetapi ia tidak ingin kehilangan Dannies. Ia sudah trauma kehilangan saudarinya dan ibunya akibat insiden pemerkosaan itu.
"Lo ikut gak?" Arkam bertanya kepada Vedol sembari memakai jaketnya dan mempersiapkan payung besar karena di luar hujan badai. Vedol mengatakan akan ikut lalu pergi bersiap dan setelah itu, mereka keluar mencari Dannies.
***
Mereka berdua sampai di rumah orang tuanya Dannies. Tanpa basa-basi mereka memasuki pekarangan rumah besar itu lalu Vedol turun dari motor lantas berjalan ke depan pintu. Sebelum mengetuk pintu ia beberapa kali mengembuskan napas untuk menetralkan pikirannya. Tangan kekarnya tergerak mengetuk pintu lalu pintu dibuka oleh seorang cowok tak dikenali oleh mereka berdua.
"Siapa lu? Di mana Dannies?" tanya Arkam dengan nada tinggi ia melangkah mendekat sembari mencekram kerah baju cowok itu.
Cowok itu menyeringai lantas tangannya mencekal tangan Arkam lalu mendorongnya hingga terjatuh. Tentunya, Vedol tak terima pun menghajar cowok tersebut. Suara guntur bergemuruh bersamaan derasnya hujan membuat atmosfer semakin dingin dan menusuk kulit. Seorang wanita muncul mengkhawatirkan si cowok dan di belakang muncul Gilang dan Velona.