"Kamu?"
"Vel, biarkan aku bertemu Dannies," mohon Gilang sambil berlutut di hadapan Velona.
"Tidak! Saat setiap aku keluar rumah arisan ternyata kamu melakukan kekerasan kepada Dannies yang mengakibatkan dia tuli! Waktu itu aku tanya kenapa Dannies sampai terluka separah itu, tapi kamu jawab dia kecelakaan dan bodohnya aku percaya padamu!" Velona berteriak dengan lantang sambil menatap tajam Gilang.
"Terus, kenapa? Kamu juga sama saja sudah melantarkan dia sejak berselingkuh!" bentak Gilang.
Perdebatan mereka menjadi tontonan banyak orang. Velona terdiam tak bisa membantah karena ucapan Gilang ada benarnya. Ingin sekali ia berkata hari itu dirinya sedang bersedih karena keguguran. Padahal umur kandungannya baru beberapa minggu. Andai Velona menjaga kehamilannya, apakah Gilang takkan menceraikannya?
"Aku mau tanya padamu, tapi jawab jujur aku akan membiarkanmu bertemu dengan Dannies," kata Velona.
"Apa? Cepat katakan."
"Seandainya, aku hamil anak kita apakah kamu takkan menceraikanku?"
Pertanyaan yang dilontarkan Velona membuat Gilang terdiam. Sesaat pria itu bingung menjawabnya. "Memangnya, anak itu anakku?" Gilang bertanya 'tuk memastikan.
"Bukan, ini anak Adit," jawab Velona dengan cepat sambil menggelengkan kepala.
Karena anak kita sudah tiada sebelum anak ini, batin Velona.
Gilang memerhatikan gerak-gerik Velona yang gelisah. Tangannya mengepal di sela-sela bajunya serta rambut menjuntai menutupi wajahnya. Pria itu tahu kebiasaan wanita di depannya jika dilanda rasa takut dan gugup selalu seperti itu.
Gilang mengembuskan napas dengan gusar. "Akan kujawab. Kita tetap bercerai mau yang kamu kandung anak pria lain atau anakku, aku tidak peduli. Urus saja sendiri."
"Kamu keterlauan, Gilang." Suara yang sangat berat mengalihkan atensi mereka. Mata Velona dan Gilang membulat saat melihat sosok yang berbicara sedang berjalan ke arah mereka.
"Aksa? Ngapain kamu di sini?" Gilang bertanya dengan sinis.
"Istriku melahirkan hari ini. Oh, ya, bagaimana? Kamu suka bekas dariku?" Aksa berkata dengan nada mengejek. Gilang dibuat kesal olehnya. Dari zaman sekolah selalu saja Gilang tak bisa menang dari Aksa bahkan sekarang pun.
"Yah, ambil saja Lisa lagian aku sudah memiliki istri cantik dan lebih baik darinya. Katakan padanya jika dia masih menyayanyi Farel datanglah, tapi jika tidak pergilah ke neraka," ucap Aksa sambil terkekeh pelan.
"Kamu—"
"Gilang, kamu mau bertemu Dannies atau ngajak ribut? Masuk sana, aku mau ketemu dokter Baim," potong Velona. Wanita berparas cantik walau sudah ada keriput, tetapi kecantikan di matanya tak pudar. Warna hazel menambah kecantikannya. Ia berlalu pergi begitu saja tanpa sepatah kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Candramawa
Teen FictionMengisahkan keenam anak yang bersahabat dari luar terlihat baik-baik saja, tetapi nyatanya mereka menyimpan luka dan trauma yang mendalam. Kesalahpahaman membuat hubungan Ashilla dan Dannies merenggang, Vanessa dan Vedol yang selalu menjadi penenga...