Bab 23

47 15 46
                                    

"Ya ampun, bagaimana ini?" Dewi menundukkan kepala dengan lesu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya ampun, bagaimana ini?" Dewi menundukkan kepala dengan lesu. Adit menatap istrinya tanpa mengatakan sepatah kata. Gelang dengan mutiara menghiasi yang pria itu hadiahkan pada ulang tahun Dewi tahun lalu kini hilang.

"Kalungku juga," lirih Rissa, "siapa sih orang tadi? Mencurigakan banget." Clarissa menggertakkan gigi

David menghela napas pelan. "Biarkan saja, aku bisa membelikanmu yang baru."

"Tetap saja- yaudah." Clarissa pun merelakan kalungnya karena David akan membelikan yang baru.

"Aku juga akan membeli baru untukmu, Dewi. Sekarang kita cari makan du-" Ucapan Adit terpotong saat menangkap sosok Velona berjalan dengan gontai di lorong. Dewi menyadarinya pun berlari kecil ke Velona.

"Kenapa kamu begini? Ayo, kita makan bersama," ajak Dewi sambil mendekap tubuh Velona.

"Aku baik-baik saja," jawab Velona, "kalian saja yang makan, aku tidak lapar."

Namun, suara keroncongan perutnya membuatnya malu karena Dewi menatapnya tajam. Tidak ingin membuang waktu, Dewi membawa Velona keluar dari rumah sakit.

"Ayo, tidak ada penolakan!" Dewi berkata dengan tegas. Velona tidak bisa berbuat apa-apa. Dari dulu sifat tegas Dewi tidak bisa dilawan serta sifat tersebut turun kepada Ashilla, putrinya.

"Baiklah, Nyonya."

***

"Makanlah yang banyak," ucap Dewi sambil memberikan lauk di piring Velona. Clarissa mengembungkan pipi karena dirinya tidak mendapat perlakuan seperti Velona.

"Wi, aku juga mau," rengek Rissa sambil menunjuk udang yang terletak jauh darinya.

"Iya-iya, Tuan Putri." Dewi mengambilkan udang untuk Rissa. Walaupun awalnya ia kesulitan karena jaraknya jauh, tetapi Adit memindahkannya dekat Dewi agar dapat mudah diraih.

"Ni mereka berdua dari dulu selalu caper ke Dewi," bisik David kepada Adit.

"Mau gimana lagi, kalau sudah bertemu mereka akan sibuk sendiri sampai lupa jika sudah memiliki suami," balas Adit dengan suara dikecilkan.

"Oh, ya, aku mau tanya ke kamu, Dit." David berdeham sebentar yang membuat Adit mengerutkan alis.

"Kenapa?"

"Ceritakan kejadian sebenarnya kenapa kamu sampai menghabiskan malam bergairah bersama Velona?"

Pertanyaan David membuat Adit tersedak makanan. Dengan terburu-buru, pria itu meminum minumannya. Sorot matanya menajam sembari pindah tempat duduk dekat David.

"Kenapa kamu bertanya soal itu?" Bukannya menjawab, Adit malah bertanya balik.

"Karena kamu tidak mungkin melakukan hal semacam selingkuh," jawab David.

"Kenapa kamu seyakin itu?" Lagi-lagi, Adit hanya melontarkan pertanyaan yang membuat David berdecak kesal.

"Jawab saja apa susahnya!" bentak David sambil mengebrak meja. Para wanita terlonjak lalu Clarissa melayangkan tatapan horor ke David.

CandramawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang