|TMIC 3 : Different Face|

25.2K 2K 19
                                    

North Side of Lincoln Park, Chicago city 09

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

North Side of Lincoln Park, Chicago city 09.00 AM.

Matahari mulai memancarkan sinarnya, silau cahaya begitu menusuk mata sang gadis yang masih berada di dunia mimpi. Perlahan namun pasti mata coklat itu pun mengerjap, untuk terbuka. Hal pertama yang ia lihat, yaitu sebuah Tirai besar yang sedikit terbuka.

Gadis itu pun bangun dengan keadaan separuh terpejam, ia masih berusaha mengumpulkan nyawanya. Netranya menatap sekitar, dengan menguap sesekali. Namun tidak lama setelahnya, gadis itu melebarkan matanya terkejut.

"dimana ini?" tanya nya penuh keterkejutan.

"suaraku? Kenapa berbeda?" tanya nya lagi sembari memegang bibirnya.

Lalu pandangan itu jatuh pada ranjang, dan juga tubuhnya. Piyama mahal sekaligus kasur yang empuk, ah ditambah juga rambutnya yang menjadi pirang. Woah, mimpi yang indah bukan? Karna terlalu ingin cepat kaya, ia sampai bermimpi.

Gadis itu pun tertawa keras, ia merasa lucu. Lalu secara cepat, dirinya menampar pipi sebelah kirinya begitu keras. Hingga wajahnya teralih ke samping, dengan rasa panas yang perlahan muncul.

"kok sakit?" tanya nya bingung.

Setelah nyawanya terkumpul dengan sempurna, ia pun mulai memutar otaknya. Berbagai pemikiran buruk mulai merajalela, ketakutan tidak berdasar mulai menghinggapinya.

"seingatku masih tidur di kamar, jangan-jangan ada orang yang menculikku saat itu?" tanya nya was-was

Lalu kepala nya menggeleng cepat, untuk menjawab pertanyaannya sendiri. "tapi buat apa juga aku diculik? Memang ada yang mau?"

"tapi terus aku dimana?" bingungnya frustasi.

Lalu ingatannya beralih pada suara berisik yang terakhir kali terdengar sebelum memejamkan mata, sekaligus aroma terbakar yang menyeruak. Ia memilih diam dan mencerna, sembari berusaha memutar otaknya untuk menyadarkan diri.

"a-apa aku—mati?" tanyanya dengan syok.

Ia masih berusaha menyangkal dalam hati, namun perasaan sakit terbakar yang samar sempat terasa membuatnya kembali diam. Gadis itu terpaksa seolah harus yakin, terhadap sesuatu yang tidak masuk akal.

"tapi kalau aku mati, lalu sekarang ini dimana?" tanyanya masih bingung dengan frustasi.

Secara cepat gadis itu pun turun dari ranjang, lalu berjalan ke arah jendela yang menampilkan pemandangan fantastis. "Wah"

Ia dapat melihat setiap bangunan, bahkan suasana orang kaya dari sana. Gadis itu pun ingin berlalu keluar, namun netranya menangkap pantulan cermin full body di sampingnya. Alisnya tentu bertaut, saat melihat sosok asing yang berdiri disana menggantikannya.

"siapa dia?" tanya gadis itu mendekati cermin.

Memperhatikannya dengan seksama, respon yang diberikan oleh pantulan cermin juga sama dengannya. Ia mengerut dengan bingung, untuk memikirkan segala kemungkinan.

The Man In Control [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang