|TMIC 13 : The Transaction|

17.7K 1.6K 45
                                    

*saran: baca sambil putar playlist TMIC di spotify

*saran: baca sambil putar playlist TMIC di spotify

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oakbrook Terrace, Chicago city 07.30 PM

Dua hari telah berlalu, dan keadaan Jace sangat tidak baik. Pria itu hanya terdiam di laptopnya, dengan mata panda yang menghiasi. Sedangkan Luna berada disampingnya, terus memantau setiap pergerakan pria itu.

Namun tidak lama setelahnya, hembusan nafas lelah kembali terdengar. "tidak ada yang sesuai, Lun"

"jika kau tidak segera menjual sahammu, maka persentase nya akan terus turun. Dan harganya tentu semakin rendah" lanjut Jace dengan lesu.

Pria itu sudah dua hari tidak beralih dari laptopnya, bahkan ia seolah melupakan dirinya adalah pengusaha. Jace terlalu menuruti permintaan Luna, dan berakhir lembur.

Ia memang memiliki hati yang lembut, bahkan Jace selalu mengatakan pada Luna untuk menyerahkan segala nya pada Jace. Sehingga gadis itu hanya harus menghampiri Jace, di jam tertentu.

"sebenarnya kenapa kau tidak ingin melakukan transaksi langsung, Luna?" tanya Jace dengan frustasi.

Namun gadis itu lagi-lagi terdiam dengan pertanyaan yang sama, ia tidak dapat menjawab pertanyaan Jace. Dan helaan nafas lelah terus terdengar, pria itu mencoba sabar dengan gadis dihadapannya.

"lakukan, Luna. Setidaknya pikirkan perusahaan ini, uang yang akan kau terima pasti akan sangat membantu" balas Jace dengan senyumannya.

Luna langsung saja menghela nafas berat, bila tidak ada cara lain maka ia harus menurunkan egonya. Ini semua demi kepentingan bersama, karna bukan hanya dirinya yang bergantung pada uang itu melainkan perusahaan Jace juga.

Ia memilih menganggukkan kepala, dengan begitu lesu. "akan kulakukan"

Dan disana Luna dapat melihat, raut wajah senang Jace. Sebenarnya setelah dua hari berpikir, ia mulai merasa kasihan pada Jace. Karna pria itu dengan sabar menurutinya, bahkan melakukan lembur yang sudah jelas Luna larang.

Semua ini salah si gila Eithan! Akh, tidak tau lagi. Beberapa hari yang lalu Luna menyalahkan dirinya, dan sekarang menyalahkan pria itu. Ia begitu takut, Luna merasa tidak nyaman dengan eksistensi Eithan. Karna hal ini pula Luna tidak ingin bertemu dengannya, atau bahkan melihat pria itu.

Eithan terlalu berbahaya, dan aura mendominasi yang dirasakannya sangat menyulitkan. Luna takut, bila dirinya akan berakhir sama dengan nasib Lunara di novel. Maka semua penghindarannya selama ini akan sia-sia, bila akhir yang dijalaninya sama.

"tidak apa, Lun. Alur novel pasti sudah berjalan jauh" gumam Luna menenangkan diri.

"dan kau tidak membantu Esme kabur, jadi tidak akan terjadi apapun padamu" lanjutnya bergumam lagi.

Luna memilih menatap Jace yang mengetikkan sesuatu, dan disana ia melihat sebuah percakapan. Pria itu pun menatap Luna, sembari tersenyum. "sudah kuurus"

The Man In Control [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang