Dimalam yang sama saat itu, berada di sisi lain dengan kegelapan yang menjalar. Seorang gadis berambut merah kecoklatannya, berjalan begitu cepat dengan wajah yang kalut dan ketakutan.
Bahkan sesekali ia terus melihat ke belakang, dengan raut gugupnya. Tangannya begitu erat dalam mencengkram tali tasnya, dan bibirnya bergumam dengan berulang. Seperti, tidak akan ada yang terjadi, tidak apa.
Ia mengulangnya setiap kali, bahkan disaat Calie mulai menaiki kendaraan online yang di pesannya. Disanalah ia baru merasa lega, dengan tubuh yang melemas. Kegelapan jalanan di kantornya sangat membuatnya takut, apalagi dengan fakta yang mengganggunya.
Tapi begitu taksi itu berjalan menjauh menuju pekarangan rumahnya, Calie merasakan getaran pada ponselnya. Dan begitu melihat disana terdapat sebuah notifikasi, dengan nomer asing yang tertera.
+351 04xxxx
'you run again, sweetheart. padahal aku hanya ingin melihatmu dari jauh'Mata Calie membelalak penuh kejut, dengan tangan yang bergetar ketakutan. Ia menutup ponselnya setelah membaca tulisan itu, dengan wajah yang begitu kacau. Lagi dan lagi kata itu keluar, tidak akan ada yang terjadi, tidak apa.
Namun begitu ia menenangkan diri, nada getar dari ponselnya membuatnya teralihkan. Yang mengharuskan Calie melihatnya, meskipun dengan hati yang enggan.
+351 04xxxx
'haruskah aku menculikmu agar kau tidak lari dariku?'......
Tiga hari berlalu sejak ia berhubungan dengan Calie, Luna telah banyak menyesuaikan diri pada tempat kerjanya. Selama bekerja, Eithan tidak terlalu berlebihan dalam mengusiknya. Bahkan bersikap profesional, tidak seperti pada hari pertama.
Kejadian yang terjadi sebelumnya juga sudah tidak pernah terungkit lagi, karna sikap Eithan terlihat biasa padanya. Bahkan pria itu tidak mengusiknya, dan jarang bertatapan muka dengan Luna. Seolah eksistensi gadis itu di acuhkan begitu saja, seperti halnya karyawan yang lain.
Mungkin dikarnakan jadwal pria itu yang semakin padat, dan beberapa dokumen bertumpuk yang tidak terurus. Luna yang bertugas sebagai asisten hanya mengerjakan pekerjaan dasar, dengan menyeleksi sekaligus menggolongkan beberapa file dan dokumen.
Sebelum itu semua ia serahkan pada Eithan, yang berpangkat paling tinggi dalam perusahaan. Yah, harus diakui bukanlah mudah dalam mengerjakannya. Tapi Luna terbantu banyak dengan kehadiran Orlo, pria itu masih menetap di perusahaan.
Anehnya, ia masih di perusahaan padahal jadwal kepergian pria itu sudah terlewat bukan? Seingat Luna sebelum masuk, Orlo tidak akan menahan diri lama pada perusahaan. Oleh karna itu dirinya sangat di butuhkan, dan di ajarkan untuk cepat tanggap dalam pekerjaan.
Tapi entahlah, Luna tidak akan berpikir lagi terlalu banyak. Karna masih ada hal lain yang lebih penting dari itu, lagipula pekerjaannya terlalu menumpuk untuk ia anggap mudah. Kejadian di hari pertama tidak pernah terungkit lagi, seakan hal itu tidak pernah ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Man In Control [TERBIT]
Romance(SEBAGIAN PART TELAH DIHAPUS) #Navarro1 [⚠WARNING TRANSMIGRASI-DARK ROMANCE STORY⚠] {16+} Luna pun beralih pada mata hitam legam yang masih menatapnya. "jangan lakukan ini-kumohon" "You know who's in control here, baby" bisik Eithan tepat berada d...