|TMIC 28 : The Schedule|

15.5K 1.4K 105
                                    

Hari pertama yang begitu berat, setelah penekanan Eithan tadi pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari pertama yang begitu berat, setelah penekanan Eithan tadi pagi. Kini Luna telah berada di area luar mansion pria itu, tentunya dengan sinar matahari yang menemaninya. Jam pagi telah berlalu, beberapa menit yang lalu.

Sedangkan pria itu berkutat pada pekerjaannya, dan Luna memilih pergi dengan alasan menyelesaikan tugasnya. Mungkin karna pekerjaan Eithan yang begitu menumpuk, alhasil pria itu melepaskan Luna dengan mudah.

Gadis pirang itu juga telah menyiapkan data untuk acara rapat Eithan nanti, tepat setelah gangguan di pagi hari yang tidak nyaman tersebut. Bahkan mengecek hingga dua kali lamanya, hanya untuk memastikan agar dirinya tidak salah dalam pekerjaannya.

Tentu dengan mata tajam pria itu, yang menatap ke arahnya. Menelusuri setiap lekuk tubuhnya, bagai santapan di tengah kelaparan yang menyiksa batin Eithan. Tatapan lapar yang hampir membuat Luna menggeliat panas di tempatnya, bahkan gadis itu tidak sempat untuk melihat langsung sosok Eithan.

Luna tidak begitu tau akan arti dari tatapan pria itu, dan ia juga berusaha untuk tidak peduli akan hal tersebut. Karna baginya sosok Eithan yang telah memiliki sebuah kepemilikan terhadapnya, tidaklah cukup untuk membuatnya aman.

Gadis itu, semakin merasa tidak nyaman akan mata penuh ambisi, milik Eithan terhadapnya. Sungguh gadis itu tidak ingin dirinya jatuh ke lubang, yang sama seperti sosok Lunara dalam novel. Begitu mengerikan saat dipikirkan ulang, Luna bahkan sampai hanyut lagi di dalamnya.

Menyadari atas sikap melamunnya, terdiam dengan bibir yang terkatup. Berusaha menyadarkan diri, dari pikirannya akan kejadian tadi pagi yang masih mengganggunya. Hah, tidak seharusnya gadis itu tetap memikirkan perilaku Eithan.

Dan mungkin sebuah suara yang memanggilnya begitu ramah, dengan penawaran halus akan sesuatu. Membuat Luna harus menghela nafas lega, tersadar untuk sejenak tanpa harus tersentak kaget.

"Ms. Dawson, apa anda ingin segelas teh?" tawar seorang gadis yang berada tepat di belakangnya.

Luna berbalik sedikit, sembari tersenyum ramah. "tidak terimakasih, aku baik-baik saja"

Gadis itu pun menunduk begitu dalam dan bersiap untuk pergi, namun Luna secara cepat menahannya. "tunggu, boleh aku tanya sesuatu?"

Ia pun mengangguk sebagai jawaban, begitu pelan dan tertata seolah takut untuk menolak. Entahlah, mungkinkah Luna memiliki spekulasi aneh pada gadis di depannya? Nevermind.

"dimana penanggung jawab mansion ini? Aku sudah mencarinya dari tadi, tapi tidak ketemu" lanjut Luna.

Gadis cantik tersebut mengulum bibirnya penuh keraguan, bahkan tangannya saling melilit. Lalu ia menjawab dengan suara yang pelan, seperti cicitan. "tidak ada"

Luna mengernyit penuh mata yang menyipit, bertanya kembali. "sorry?"

Hembusan nafas gadis itu tersendat, seolah begitu sesak untuk membuatnya membalas perkataan Luna. "Mrs. Emma, has been fired"

The Man In Control [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang