|TMIC 5 : First Meet|

24.6K 2K 31
                                    

Setelah hari itu Luna memutuskan satu hal, yaitu untuk tidak terlalu dekat dengan Esme

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah hari itu Luna memutuskan satu hal, yaitu untuk tidak terlalu dekat dengan Esme. Karna dirinya tau, bagaimana takdir sahabatnya itu. Meskipun Esme terus menghubunginya, tapi Luna selalu menolak atau mengabaikannya.

"maafkan aku Esme, hanya ini caraku agar bisa hidup" kata Luna dengan merebahkan tubuhnya pada ranjang.

Ia memutuskan untuk menatap langit-langit kamarnya, sesekali gadis itu memejamkan matanya. Dengan tangan yang berada terlentang di kedua sisi, pakaian rumahan telah di pakainya sedari tadi.

Luna menjadi pemalas semenjak keluar terakhir kali bersama Esme, gadis itu memilih mengurung diri untuk menghindar. Dan saat ini, ia telah sampai pada titik terbosannya. Hampir seminggu, Luna tidak menampakkan wajahnya.

Lagipula tidak ada juga yang mencarinya, karna kedua orang tua gadis itu berada jauh di luar negara. Sedangkan Esme sendiri selalu dirinya tolak, dengan alasan liburan. Untuk pekerjaan? Lunara yang asli adalah pengangguran sejati!

Jadi oleh karna itu tidak akan ada yang curiga dengan sikapnya saat ini, karna tidak jauh berbeda dengan sikap biasa gadis itu. Lunara terbiasa untuk menghabiskan uang dengan keborosannya, dan sikap ini juga yang membuat keluarga gadis itu mengucilkannya.

Tapi beda hal nya dengan Luna yang sekarang, jiwa Vivi sangat mengetahui peluang besar dari hidupnya. Apalagi dengan pemasokan uang jajan Lunara yang tidak masuk akal, sangat merugi bila di habiskan begitu saja.

Dan benar, seketika mata cokelat yang terpejam itu langsung membuka kembali matanya. Luna memilih bangkit dengan tergesa, lalu beralih mencari laptopnya. Setelah menemukannya, ia dengan gencar mengetik disana.

"mari lakukan sesuatu dengan tabunganku" katanya berkilau senang.

Senandung bahagia terus bergumam, tangan gadis itu bergerak begitu lincah. Dan setelah menempuh waktu yang tidak begitu lama, Luna pun terdiam dengan binar bahagianya.

Disana tertera sebuah tulisan, Transaksi saham. Dan Luna pun menatap kagum layar laptop tersebut, sekali-kali bergulir dengan mouse nya. Meneliti setiap harga saham, serta persentase kenaikan saham tersebut.

"okay, aku akan beli saham" serunya setelah menemukan target.

Mungkin bagi Lunara yang asli, hal tersebut akan terasa tabu. Tapi beda hal nya dengan Luna yang sekarang, karna dulu saat ia menjadi Vivi permainan saham adalah makanan kesehariannya. Apapun urusan perkantoran dapat ia selesaikan, secara detail ataupun otodidak.

Berjam-jam gadis itu duduk disana, sembari meningkatkan saham. Permainan bisnis itu, terasa menyenangkan baginya. Luna menaruh beberapa uang untuk modal awal, lalu menunggunya sejauh mana saham miliknya meningkat.

Permainan saham terasa sekilas seperti judi, tapi beda dalam aspek nya. Dan dari modal awal, akan terus berkelipatan keuntungan yang diperoleh. Alhasil, itu sama saja dengan tabungan untuk masa depannya kelak.

The Man In Control [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang