|TMIC 22 : Personal Assistant|

14.6K 1.3K 75
                                    

57th Street, New York 07

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

57th Street, New York 07.30 AM

Awal yang tidak pernah Luna inginkan pun dimulai, ia kini berada tepat pada pusat New York. Lebih jelasnya di depan sebuah gedung tinggi yang menjulang megah di hadapannya, tentunya dengan berbagai orang sibuk yang mengelilingi.

Luna mengambil nafas dalam sebelum memasuki gedung penuh tekanan itu, ia kembali merapikan pakaian kerja nya. Dengan sebuah berkas di tangannya, dan tas yang ia bawa. Langkahnya begitu elegan menuju ke resepsionis kantor, pada lantai pertama.

"Excuse me, I'm Miss Dawson for a pre-scheduled interview" kata Luna serta senyum.

"Please wait a moment, I'll check your appointment" balas gadis di meja resepsionis itu, sembari menghubungi telfon kantor.

Berikutnya Luna tidak begitu mendengar perkataan yang dilangsungkan gadis itu, dengan penghubungnya. Ia terlalu sibuk melihat sekitar sembari mempelajari setiap orang, yang berlalu pergi penuh kesibukan.

Baik pria maupun wanita terlihat sekali perbedaan jabatan mereka, dari tingkat sibuk dan raut wajah seriusnya. Luna berusaha mengenali dunia kerjanya yang akan datang, agar bisa menyesuaikan diri lebih cepat.

Namun kenyamanan itu harus teralih, saat sebuah suara sopan menyapanya kembali.

"i'm sorry to keep you waiting, Miss Dawson. Let me accompany you" kata gadis itu sopan yang hanya dibalas Luna senyuman.

Ia mengikuti arah pergi gadis cantik itu, dalam hatinya Luna meneliti penampilan gadis dihadapannya. Begitu cantik dengan rambut hitam legamnya, bahkan beberapa orang yang ia lihat tadi kebanyakan berambut hitam para wanitanya.

Hal ini mengingatkannya pada sosok dekat, namun terasa asing baginya. Esme Lilian Evenson, karakter novel sekaligus sahabatnya di dunia ini. Sudah berapa lama Luna tidak melihat gadis itu? Seolah keberadaannya di telan bumi.

Luna hanya melihat Eithan beberapa kali di Chicago, tanpa ada keberadaan Esme di samping pria itu. Bahkan ia melakukan keliling di sekitar Chicago, tapi Luna benar-benar tidak pernah bertemu Esme lagi semenjak kejadian cafe hari itu.

Ini membuatnya bertanya-tanya, apa obsesi Eithan sudah dimulai? Dan bila berdasarkan pada alur sekarang yang mungkin keluar jauh dari aslinya, apa itu juga memiliki pengaruh? Jika saja benar, Luna hanya berharap hidup Esme tidak begitu menderita seperti novelnya.

Karna bila ia ingat salah satu adegan yang mengerikan tentang obsesi Eithan, adalah saat kaki Esme hampir patah oleh pria itu. Banyak hal gelap yang akan di alami oleh gadis itu, meskipun dalam cerita hanya berupa ancaman dari Eithan.

The Man In Control [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang