|TMIC 29 : Stairs and Sucks|

13.5K 1.4K 371
                                    

Luna mengernyit untuk sesaat, sebelum mengangguk dengan jawaban

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Luna mengernyit untuk sesaat, sebelum mengangguk dengan jawaban. "iya, sir. Saya sungguh menyesal untuk itu"

Setelah mengatakannya, Luna dapat bersumpah bahwa ia melihat kilatan rasa puas pada mata Eithan. Hal itu seolah membuat Luna merinding untuk sesaat, ia tidak bisa lagi memikirkan rencana licik milik pria di depannya ini.

"menyesal saja tidak cukup, Ms. Dawson" kata Eithan.

Ia mengeryit seolah merasa tidak nyaman, dan kembali bersikap sopan. "anda bisa memotong gaji saya, sir"

"tidak, aku mempunyai hal lain yang lebih baik untukmu" balas Eithan tersenyum singkat.

Luna melirik sekilas itu, dan kembali bertanya dalam pikiran akan rencana aneh yang pasti berada di otak licik pria itu. Tapi ia memilih diam, dan tidak melanjutkan pembicaraan sembari menunggu sikap pria itu.

Namun berikutnya tidak terjadi apapun, karna Eithan segera mengalihkan pandangannya. Dan mulai menjalankan mobilnya menuju perusahaan, begitu cepat seolah tengah dikejar sesuatu. Keadaan di dalam mobil pun terkesan canggung, karna mereka memilih diam.

Luna lebih mengkhawatirkan nyawanya, akibat cara Eithan dalam menyetir yang seakan mengajaknya mati bersama. Gila saja, pria itu mengemudi tanpa memikirkan konsekuensi nya. Ia hanya bisa berharap bahwa nyawanya akan tertolong, sungguh Luna tidak ingin mati muda saat ini.

Pria itu dan sikapnya sangat tidak terkendali, hingga membuat Luna selalu waspada akan kematian. Oh dirinya tidak sanggup, ini adalah pertama kalinya Luna berkendara melebihi batas kecepatan. Haruskah ia menutup mata dan pasrah pada hidupnya?

Sepertinya itu pilihan yang baik untuk memendam rasa takut, karna pria gila di sampingnya. Luna bahkan tidak sempat mengumpat di dalam hati, karna begitu takut. Ia jadi bertanya-tanya, apa mungkin ini pembalasan Eithan akibat kecerobohannya?

Kalau memang benar, Luna berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Ini lebih buruk, karna telah bermain dengan kematian. Gadis itu terus memejamkan matanya, sembari memegang erat pegangan tangannya.

Begitu takutnya, bahkan tanpa disadari mobil telah berhenti. Meskipun tidak secara mendadak, namun Luna dapat merasakan decitan ban mobil yang halus. Gadis itu perlahan membuka matanya, meskipun mengernyit begitu dalam.

Hal pertama yang dilihatnya adalah daerah kantor, dengan bangunan besar menjulang di sampingnya. Eithan tidak berhenti di garasi, melainkan pada depan perusahaan. Pria itu berada di sebelahnya, dengan tatapan geli menggoda.

"tidak mau turun?" tanya Eithan mengeluarkan senyum kecil yang lebih terlihat seperti seringai.

Pria itu memilih keluar dari mobilnya setelah menatap Luna dengan kilat geli, sedangkan gadis itu terasa kikuk menahan malu. Ia sungguh menampilkan hal bodoh, karna terlalu linglung saat berada tepat di depan perusahaan.

The Man In Control [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang