|TMIC 8 : Wedding Party|

23.1K 1.8K 44
                                    

*saran: baca sambil putar playlist TMIC di spotify

*saran: baca sambil putar playlist TMIC di spotify

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bougival, Paris city 09.00 PM

Semua ekspektasinya seketika runtuh, rencana yang semula ia kira berhasil sudah hilang tidak berbekas. Karna disinilah dirinya, dalam sebuah pesta mewah dan penuh gemerlap. Luna terpaksa harus pergi kesana, akibat sebuah ancaman seseorang.

Luna tidak mengira keterdiaman ayahnya selama tiga hari yang lalu akan membawa bencana, tepatnya setelah penolakan undangan di mobilnya. Ayah Lunara mengetahui tentang saham serta buku tabungan yang dibuatnya, seolah kerja keras gadis itu beberapa hari ini terasa sia-sia.

Dan tentunya dengan ancaman bila tidak datang ke pesta, maka pria itu akan menghancurkan sahamnya. Hal ini membuat Luna, menuruti meskipun dengan terpaksa. Ia merasa seolah diculik serta di ancam, situasinya saat ini begitu buruk.

Bahkan pakaian dan dandanan gadis itu, bukan berdasarkan kemauannya. Ia mengenakan A-Line dress, berwarna blue sky. Dengan rambut yang di model, gaya twisted dan kepang. Ditambah make up tipis, yang begitu memancarkan kecantikannya.

Penampilannya memang sempurna, tapi tidak dengan suasana hati gadis itu. Disana, Luna merasa seperti boneka yang dipajang. Karna tugasnya hanya tersenyum dan menyapa, seolah keluarganya begitu bahagia.

Padahal tentu saja itu berbanding tebalik, mereka semua selalu mengucilkannya dan sekarang ia diminta untuk menjadi gadis muda yang bahagia? Hell No!

Jika bukan karna sahamnya, Luna tidak akan mau melakukannya. Bahkan gadis itu merasa kesepian saat ini, karna tidak ada seorang pun yang dikenalnya. Jadi alhasil, Luna hanya bisa duduk cantik dengan makanan di depannya.

Matanya sembari menatap waspada sekitar, ia mengharapkan untuk tidak bertemu sosok yang dihindarinya. Meskipun Luna tidak yakin sikapnya akan membuatnya lolos, tapi setidaknya ia harus berusaha.

Namun pandangannya jatuh pada segelas wine di salah satu meja, alkohol berharga tinggi itu begitu menarik minatnya. Dengan sigap, Luna pun mengambilnya lalu beralih mengedarkan pandangan. Ia mencoba untuk mencari tempat sepi, dan tentu saja taman adalah sebuah jawaban yang pas.

"alkohol dan angin malam, memang perpaduan yang luar biasa" katanya melangkah menjauh.

Dan tepat berada di luar area pesta, Luna langsung menemukan sebuah kursi panjang dengan beberapa hiasan di sekitarnya. Suasana beberapa tumbuhan terlihat bergerak melambai, sedangkan angin dingin berhembus menusuk kulitnya.

Luna merasakan kehangatan saat seteguk wine mengalir melewati tenggorokannya, bahkan pipinya mulai merasa hangat sekarang. Ah, setelah beberapa teguk lamanya, sepertinya pipi gadis itu semakin panas. Bahkan pandangannya tidak terlalu jelas saat ini, dan kepala Luna mulai terasa pusing.

Kelihatannya ia sudah mabuk, hanya dengan beberapa teguk wine. Wah, kadar minum alkoholnya begitu rendah! Bila tau begini, Luna tidak akan meminum segelas minuman keras itu. Meskipun mendapati kadar alkohol yang tidak bisa ditanggungnya, namun rasa manis pada minuman itu membuat Luna ketagihan.

The Man In Control [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang