|TMIC 32 : Hidden Reason|

16.2K 1.3K 154
                                    

"so don't try to tempt me to do more than this" lanjut pria itu yang menatap Luna begitu dalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"so don't try to tempt me to do more than this" lanjut pria itu yang menatap Luna begitu dalam.

Gadis di pangkuannya hanya mampu terdiam dengan bibir terkatup, menatap penuh waspada pada mata hitam yang berkilat puas di depannya. Eithan kembali beralih pada paha Luna yang berada di posisi semula, tersingkap dengan paha putih yang tertampak.

"Dare to wear this again?" tanya Eithan dengan mengusap perlahan paha mulus Luna.

Gadis itu yang mulai mengerti alasan dibalik sikap mengerikan Eithan, segera menggeleng kuat. Agar dirinya dapat terlepas dengan begitu mudah, oleh pria dihadapannya ini. Sedangkan Eithan kembali tersenyum begitu manis, seolah dalam suasana hati yang baik.

"good girl" puji Eithan dengan manis, bahkan mengusap lembut puncak kepala Luna.

Mereka masih bertahan dalam posisinya, dengan pria itu yang terlihat menikmati pelukannya di pinggang Luna. Merengkuh begitu erat, sekaligus mempertajam penciumannya akan aroma gadis itu. Sedangkan Luna memilih diam dengan postur tubuh kaku, penuh ketidaknyamanan.

"bisa lepaskan aku?" tanya Luna mengambang.

Namun pria itu terdiam tanpa menatap ke arahnya, hanya melirik singkat dengan seringai tipis yang mendominasi. Wajahnya terlihat senang dibalik topeng yang datar, dengan kilatan rumit untuknya.

Lalu secara tiba-tiba pria itu terkekeh begitu singkat, sebelum berucap dengan mengungkit kejadian yang menggelikan baginya. "anggap saja, ini balas dendam ku"

Luna mengernyit tipis, tanpa bertanya dan masih terdiam di tempat. Barulah seringai nakal milik Eithan tertera begitu saja di wajahnya, menatap penuh samar padanya. "three days ago"

Gadis itu membelalak penuh kejut, akan ingatan Eithan. Ia masih mengingat hari itu, tentang Luna yang dengan berani menendang kakinya. Oh, apa yang harus dilakukan sekarang? Ia mulai takut akan perilaku Eithan terhadapnya.

"a-aku sudah meminta maaf kan?" tanya Luna memastikan.

Eithan mengangguk dengan tatapan geli pada gadis di depannya, bibir pria itu bahkan melengkung seksi. Tangannya juga tanpa sadar meremas singkat pakaian Luna, tanpa gadis itu sadari. Ia mulai kalut dalam mengendalikan diri, bila dihadapkan dengan wajah imut gadis itu.

Ah, apa yang harus Eithan lakukan untuk menahan kebuasannya di depan kucing kecil menggemaskan ini? Ia hampir saja melepaskan rasa menekannya, dengan pemikiran akan mengurung gadis itu.

"that's right" ucap Eithan kembali pada kesadarannya.

Mungkin pilihan yang buruk bila terlalu lama menahan gadis itu, dalam pangkuannya. Karna Eithan merasa tidak yakin pada dirinya saat ini, ia harus berusaha keras dalam mengendalikan diri. Semua demi rencana, dibalik keinginannya.

Berikutnya rengkuhan pada pinggang Luna mulai mengendur, hal yang memudahkan gadis itu untuk menjauhkan diri. Ia berdiri dengan membenahi kembali pakaiannya, berusaha untuk bersikap profesional.

The Man In Control [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang