Kalau ada yang bertanya apa arti jadi seorang ibu, maka Sujin akan menjawab; tempat di mana kau bisa dapatkan makanan enak. Jawaban itu datang sebab Noah sering sekali memuji rasa masakanya. Oke, baiklah, dari sana Sujin tahu bahwa segala hal itu berasal dari makanan enak, begini—rasa bahagia datang dari makanan enak—sementara bahagia itu akan mendatangkan kasih sayang—lantas kasih sayang itu akan melahirkan keluarga yang harmonis, begitulah kira-kira. Dalam hidup, rasa adalah yang terpenting, dunia hambar tanpa rasa dan semua itu berawal dari masakan ibu.
Oh, ya ampun, lihat sekarang bagaimana cara Noah menatap kue bungeoppang buatannya, pria kecil itu jelas-jelas ini mencomotnya jika saja bungeoppangnya tidak panas.
"Momm, apa Uncle Joo juga dapat bagian?" Noah menunjuk sekotak bungeoppang yang masih panas di dalam toples biru, Sujin melirik ke arah di mana Noah menunjuk lantas dilihatnya pria kecil Hwang itu mencomot satu bungeoppang—tidak langsung dimakan tapi Noah meniup-niupnya sampai pipinya membulat-bulat.
"Oh yang itu bukan milikmu, Noah. Mom sudah menyiapkan milikmu di tas bekal." Sujin menyahut dari arah wastafel dekat kitchen set, perempuan Yoon itu sedang sibuk membasuh tangan sebab remahan-remahan bungeoppang melengket di epidermis kulitnya.
Noah segera saja memeriksa tas bekal yang Sujin letakkan di sebelah kursi kosong, ada dua kotak makan yang tersusun rapih di dalamnya dan sebuah botol minum bergambar Pororo—sepertinya Pororo ini kurang nyambung denganya, Noah bakal serasi kalau gambar Spiderman melompat atau wajah tersenyum Chaplin dengan topi bowlernya ini ada di botol minumnya. Tapi, tidak apa-apa karena yang menyiapkan semua ini adalah Mom kesayanganya Noah tidak masalah meskipun kepala Hello kitty menghiasi botol minumnya.
"Kenapa bagian Uncle Joo lebih banyak? Ah ini tidak adil. Mom pasti tau keadilan itu penting bagi sebuah negara republik, nah begitu juga posisi keadilan di rumah. Kalau tidak adil nanti didemo, Mom mau aku berdemo cuma karena bunggeoppang Uncle Joo lebih banyak?" Noah memberikan mimik wajah seolah-olah paling tersakiti, Sujin melirik dan tertawa ringan.
"Dadd tidak tau kalau pelajaranmu sudah sampai sana." Sosok Taehyung datang dengan setelan kerja rapih, pria Hwang itu menarik kursi lantas duduk dan bergabung di sebelah Noah.
"Oh tentang negara republik?" Noah tatapi ayahnya yang pagi ini rambutnya keliahatan kering karena tidak keramas, Noah kemudian merasakan wangi ayahnya yang jantan dan tiba-tiba saja terlintas dalam kepalanya jika suatu saat jika ia telah dewasa, ia ingin punya parfum seperti milik ayahnya.
"Apa yang kau tau dari itu?" Taehyung bertanya dengan wajah seperti guru sosial di tempat les Noah sementara Sujin datang dengan sepiring menu terakhir dari kitchen set juga sepasang sumpit untuk Taehyung, sejenak Taehyung melirik istrinya dan mengucapkan terima kasih yang singkat.
"Sebuah pemerintahan berkedaulatan rakyat di mana pemimpinnya adalah presiden, Noah lebih menyukai pemerintahan republik, karena suara rakyat terasa lebih dekat." Noah memberi penjelasan untuk ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEMESIS
FanfictionHwang Taehyung adalah pimpinan dari organisasi rahasia, ia dijuluki Dewa Hitam karena mendominasi pasar gelap Gwangjeo. Sepuluh tahun yang lalu, Yoon Jimin adalah seorang pengabdi setianya, namun pria itu berkhianat dengan membawa kabur uang senilai...