Hwang Taehyung adalah pimpinan dari organisasi rahasia, ia dijuluki Dewa Hitam karena mendominasi pasar gelap Gwangjeo. Sepuluh tahun yang lalu, Yoon Jimin adalah seorang pengabdi setianya, namun pria itu berkhianat dengan membawa kabur uang senilai...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bayi itu cantik, sama seperti ibunya. Saat mencari-cari kemiripan di antara mereka, Taehyung tidak menemukannya secara garis besar, kecuali pada jemari-jemari mereka yang nampak nyaris serupa. Lentik, Taehyung sudah tahu bahwa anak perempuannya memiliki sepasang jari-jari yang indah. Semua yang melekat pada anak perempuannya itu indah, bayinya nampak seperti boneka yang mahal.
Bayi perempuannya lahir tanpa kekurangan apa pun, sebagai seorang ayah, Taehyung senang sekali ketika pertama kali membuai bayi yang masih merah itu di gendongannya. Ini memang bukan kali pertama ia menggendong seorang bayi, sebab dulu ia pernah melakukannya untuk Noah. Taehyung tidak bermaksud membanding-bandingkan, tetapi kali ini rasanya berbeda. Rasanya lebih menyenangkan dan mengharukan karena ia sudah sangat siap menerima seorang anak. Kebahagiaanya jadi berlipat-lipat ganda seperti tumpukan jerami yang tidak terhitung.
Di rumah sakit, Taehyung lebih banyak menghabiskan waktu bersama putri kecilnya dibanding berinteraksi dengan sang istri. Bukan maunya seperti ini, tetapi Sujin sendirilah yang bersikap dingin padanya, sementara itu Taehyung selalu mencari-mencari kesempatan untuk berbaikan.
Si bungsu Yoon itu masih marah, masih cemburu oleh kedekatannya dengan Jessica Huang. Padahal Taehyung bisa menjamin seratus persen tidak ada sama sekali hubungan romantis di antara dirinya dan Jessica Huang.
Walaupun ia sudah menjelaskan semuanya pada Sujin, tapi nampaknya hal itu tidak membuat wanita itu puas. Taehyung harus menerima sikap dingin Sujin, namun bukannya merasa murung, tapi entah mengapa kecemburuan Sujin malah terlihat menggemaskan di matanya.
Sepekan kemudian mereka harus berkemas untuk kembali ke rumah, keadaan Sujin pulih dengan cepat. Sementara itu bayi perempuan mereka selalu lahap menyusu dan sehat.
Pagi ini, Jimin akan menjemput mereka. Pria itu sudah menunggu di parkiran ketika Taehyung mengepak barang-barang Sujin untuk dibawa pulang.
"Ada yang ketinggalan?" Taehyung bertanya pada saat Sujin merapikan selimut bayinya di dalam gendongan.
"Tidak ada," nada bicara Sujin masih ketus.
"Jimin sudah menunggu, cepatlah bergegas." Taehyung sudah siap menenteng dua barang bawaan.
"Ya." Sambil tetap memasang benteng pertahanan, ia berlalu tanpa menghiraukan sang suami. Ia sengaja bersikap menyebalkan karena Sujin tidak mau cepat-cepat berbaikan dengan Taehyung.
"Biarkan aku membawanya." Taehyung menawarkan diri saat Sujin kewalahan menyangking tas perlengkapan susu sambil menggendong si mungil.
"Tidak perlu."
Sujin tahu Taehyung pasti kesal dengan nada bicaranya yang selalu datar, tapi biar saja, Sujin sengaja melakukannya.
Bagaimana pun juga, Taehyung sangat menjengkelkan kemarin-kemarin. Pria itu membuatnya sedih dan menangis menjalang hari persalinan, membuatnya cemburu dan begitu menyita banyak pikiran. Waktu itu, Sujin sangat lelah dengan hanya memikirkan apa yang sedang dilakukan Taehyung bersama si cantik Jessica Huang. Tubuhnya yang ramping dan kulitnya yang kecoklatan esksotis itu, membuat Sujin merasa rendah dan tidak percaya diri. Ia khawatir sekali Taehyung terpikat pada pesona Jessica Huang.