CHAPTER 17

874 115 22
                                    

up abis buka puasa soale part ini rada bulgos🌚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

up abis buka puasa
soale part ini rada bulgos🌚


Joo Jungkook belum siap menerima serangan Taehyung, saat tinjuan itu datang pada rahang seketika tubuhnya terkapar ke lantai sampai menubruk sebuah guci raksasa.

Jungkook sudah tahu bahwa Taehyung akan marah besar padanya, ia sudah jelas-jelas ketahuan membantu Sujin melarikan diri.

"SIALAN KAU JUNG! JANGAN COBA-COBA MEMBODOHIKU!" Taehyung menggeram marah, tangannya merah sebab terlalu kuat melepaskan tenaga, ditatapnya pria Joo itu dengan penuh angkara lantas mencengkram kerahnya untuk memaksa pria itu bangkit.

"H-hyung—"

Bughh! 

Jungkook menerima satu pukulan lagi, kali ini melayang ke arah tulang pipi tanpa bisa dihindari. Taehyung tidak sama sekali memberinya kesempatan bicara, karena setelahnya, pukulan-pukulan itu semakin bertubi-tubi. Taehyung biasanya selalu terkendali, entah dalam posisi apa pun itu, pria Hwang ini punya cara-cara menyiksa yang tenang—tidak seperti sekarang yang begitu meledak dan serampangan.

Jungkook bahkan belum istirahat sekembalinya ia dari Amerika untuk mengurus kepindahan sekolah Noah, saat secara mendadak Taehyung memanggilnya dan menyerangnya tanpa aba-aba.

Saat Jungkook memberikan kunci mobil pada Sujin untuk melarikan diri, ia pikir tidak bakal dicurigai, ia sudah sebaik mungkin, tetapi rupanya Taehyung sangat sulit dikelabuhi. Sudah jelas konsekuensinya adalah kemurkaan dari Taehyung itu sendiri. Namun, menurutnya ini berlebihan, maksudnya Jungkook merasa kemarahan Taehyung kali ini bukan hanya oleh satu hal, tetapi ada pemicu lainnya.

Itulah yang sedang Jungkook terka sekarang.

"Kau menjijikkan!" Taehyung melipat lengan kemejanya sampai sebatas siku, lantas melempar sebuah vas bunga ke arah dinding dengan napas yang memburu.

"Silakan marah sepuasmu, aku memang membantu Sujin." Jungkook memegangi perutnya yang perih karena sebuah tendangan beberapa saat lalu.

"Berani sekali kau ikut campur?!" Taehyung berbalik, ia betkacak pinggang lantas menatap sengit pada Jungkook yang kini sudah terang-terangan mengakui kesalahannya.

"U-untuk alasan pribadi—Ahhkk!" Jungkook tak sempat menghindar ketika Taehyung memberinya injakkan pada dada, belum selesai dengan rasa sakit di perutnya, kini dadanya mendadak nyeri seolah sedang ditimpa bongkahan batu besar, meski begitu Taehyung terus menekan kakinya di sana.

"Atas dasar apa kau membantunya? Kau mencintainya atau bagaimana?! Aku sudah memperingatimu untuk menjauhi tawananku berengsek!"

"Hyung paling tau kalau rasa cintaku pada Song Jiu tidak akan pernah pudar, jadi—" Jungkook terbatuk-batuk sejenak. "Kalau kau menyangka aku mencintai Sujin, itu tidak mungkin."

"A-aku peduli pada Sujin karena dia adik J-jimin. Hyung.. aku dan Jimin dulu begitu dekat. Bagaimana bisa aku diam saja melihat adiknya disiksa olehmu?"

NEMESISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang