CHAPTER 27

860 134 21
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Pegangan yang kuat."

Setelah memberi titah demikian pada Sujin,
Hwang Taehyung memacu pedal gas lebih gila lagi sebab khawatir Jimin akan mengejar mereka. Tidak mau bodoh, susah payah Taehyung mencari celah, tentu ia tidak akan membiarkan usahanya terbuang sia-sia. Taehyung ingin segera cepat-cepat menyembunyikan Sujin ke dalam kamar hotelnya. Pria Hwang itu menggunakan keahliannya dalam menyetir untuk berkendara dengan kilat di tengah-tengah keramaian Jeju.

Sementara itu mendapati laju kendaraan yang ditumpanginya semakin ekstrem Sujin sedikit merasa tegang, kendati begitu ia tidak menyeru protes atau bicara sepatah kata pun sejak Taehyung merebut kemudi sampai akhirnya mereka tiba di parkiran hotel hanya dalam beberapa menit.

"Ini gila. Jimin bisa saja membunuhmu kalau kita tertangkap." Sujin bicara tepat setelah Taehyung mematikan mesin mobil. Ia melepas sabuk pengaman dengan keringat dingin, melirik Taehyung sekilas barulah detakan jantungnya membaik.

Kalimat Sujin membuat Taehyung sedikit tercuri perhatian, ia menoleh dan memperhatikan wajah istrinya yang masih gelisah. Bagaimana pun Sujin pasti sedikit tegang sebab ia memacu gas gila-gilaan di tengah pusat kota, baiklah ia agak merasa bersalah sebab membuat Sujin seperti ini.

"Tenanglah." Tangan pria itu terulur untuk raih kepala Sujin, membawanya pada dada kemudian didekapnya hangat. Sujin tidak menolak sama sekali ketika pelukan itu datang padanya, wanita itu justru memejamkan mata dengan nyaman. Padahal yang sekarang Taehyung lakukan bisa disebut sebagai penculikan—oh jangan lupakan tentang mobil putih yang performanya lumayan untuk kebut-kebutan ini juga milik Jimin, tapi catat Taehyung tidak mencurinya.

Untuk beberapa menit mereka masih menetap di dalam mobil, membiarkan rasa-rasa gelisah meluruh dilumat detik waktu. Pada momen itu Sujin meremas bahan kain milik Taehyung di bagian dada sampai kenyamanan mendatanginya lantas cengkramannya perlahan-lahan mengendur.

"Kali ini atas dasar apa kau menculikku kembali?" Sujin mendongak.

"Bukankah sudah jelas? Kau mengandung anakku, mustahil aku tidak berusaha mengambilmu kembali."

Sujin mengurai pelukan dengan sendu ia bicara, "Tapi kakakku berusaha membuat kita bercerai."

"Aku tau. Aneh rasanya, kau istriku bahkan sedang hamil, tapi seolah aku tidak punya hak atas kalian Jimin mengambil keputusan yang egois."

Sujin mengigit bibirnya sebab kalimat itu terdengar menyedihkan bagi mereka. Dengan penuh rasa bersalah, Sujin berkata, "Maaf aku pergi tanpa pamit."

"Lupakan soal itu. Aku paham kau melakukannya."

Elusan tandang pada puncak kepala Sujin, mendapat respon yang sedemikian lembut Sujin senang. Ia kira Taehyung akan murka sebab ia telah lari bahkan dalam kondisi membawa janin dalam kandungan. "Kakak sudah ceritakan semuannya padaku, dan berusaha memasukkanmu ke panjara. Kau terancam masuk penjara, seharusnya kau bersembunyi sejauh mungkin."

NEMESISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang