CHAPTER 20

945 131 11
                                    

Semula Sujin mengira bahwa pening di kepalanya ini telah membuat telinganya rusak, pasti ia sudah salah mengartikan kalimat Hyewon barusan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Semula Sujin mengira bahwa pening di kepalanya ini telah membuat telinganya rusak, pasti ia sudah salah mengartikan kalimat Hyewon barusan. Seketika ucapan Hyewon itu membuat Sujin beku, ia mencari-cari kebenaran di balik mata Hyewon—takut-takut kalau wanita itu sedang bergurau.

Sampai pada saat Hyewon selesai memasang infus pada lengannya, wanita itu kambali berdialog, "Hey, apa kau mendengarku?"

Sujin tersadar dari kebekuannya lantas dengan napas yang berantakan Sujin bicara, "Anda tidak bercanda, 'kan?"

"Candaanku selalu buruk, aku tidak akan melakukannya." Hyewon menatap Sujin yang masih dengan wajah gegaunya.

"Ha-hamil?" Sujin mengulangi kalimat Hyewon yang melayang beberapa menit lalu.

"Ya kau hamil, usianya baru masuk bulan keempat. Aku melihat gelagatmu yang aneh sewaktu ada Taehyung. Jadi, kuputuskan membohonginya agar dia pergi, dan sekarang kau bebas bicara. Ada apa sebenarnya?"

Kecurigaan Hyewon memang tepat sasaran. Sujin bungkam, ia masih syok atas berita kehamilannya, terlebih lagi karena sudah masuk bulan keempat. Ia memang tidak memperhatikan tamu bulanannya, seingat Sujin, ia memang sudah lama tidak mendapakannya. Bagaimana bisa ia tidak sadar ada janin di dalam perutnya selama 4 bulan ini? Sujin gegau, tetapi Hyewon dengan cepat membuatnya merasa nyaman. Lantas setelah menguatkan keberanian barulah Sujin barani membuka cerita. "A-aku tidak bisa bicara banyak, tetapi yang pasti aku sedang berusaha melarikan diri."

Hyewon memiringkan kepalanya. "Kau mengalami KDRT? Apa itu yang membuatmu ingin melarikan diri dari Taehyung?"

Sujin meloloskan air matanya yang jatuh tanpa bisa ia tahan, Sujin bingung bagaimana caranya mengatakan pada Hyewon. "Seandainya saja masalahku cuma sebatas itu, aku tidak akan seputus asa ini, Dokter Hye."

"Kau bisa mempercayaiku, Nona Yoon." Secara keibuan, Hyewon mengenggam tangan Sujin. "Aku seorang feminisme, sejak SMA aku menentang keras diskriminasi terhadap perempuan, aku membenci kekerasan dan patriarki. Untuk itu, jangan ragu untuk berlindung di balik punggungku."

Sujin terkagum-kagum saat Hyewon berbicara demikian, wanita itu nampak berwibawa juga keibuan, keraguan yang sebelumnya ia rasakan pada Hyewon mendadak sirna, dengan cepat Sujin yakin bahwa Hyewon adalah orang yang tepat untuknya memintai pertolongan. "Bisakah aku mempercayaimu?"

"Nona Yoon, jika aku tidak punya niat menolong aku bisa saja memberitahukan kehamilanmu pada Taehyung dan membiarkan dia membawamu pulang kembali," kata Hyewon memberi keyakinan pada Sujin.

"Tapi kau teman SMA-nya."

"Lantas apakah hal itu harus membuatku memihaknya? Meskipun Taehyung adalah temanku, jika dia salah maka tetap salah."

"Katakan padaku, apa yang dia perbuat padamu?"

Perkataan Hyewon membuat air mata Sujin tumpah ruah, ia sudah cukup prutasi menghadapi Taehyung juga putus asa semenjak Jungkook tidak bisa lagi membantunya. Lantas sekarang kehadiran Hyewon membuat Sujin menaruh harapan besar, ia khawatir pertemuannya dengan Hyewon ini cuma mimpi.

NEMESISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang