Cuaca di Jeju sedang buruk, bukan sekali dua kali Sujin menjumpai badai yang seperti ini. Semalam hujan datang dengan begitu ganas. Suara guntur bagai auman singa, curah hujan bagai serangan peluru, meluluh lantak dataran serta dengan anginnya yang tinggi membuat daun-daun maple berserakan di halaman belakang. Pagi-pagi sekali Sujin terjaga untuk memastikan pot-pot strawberrynya, tetapi sayangnya serangkaian tumbuhan itu sudah dalam keadaan mengenaskan pagi ini. Sujin mendesah sebab strawberrynya jadi korban badai, sambil berjongkok dengan hati-hati ia membereskan semua kekacauan itu.
Sujin memunguti buah strawberry yang masih bisa diselamatkan lantas mengumpulkannya dalam sebuah wadah. Ia memang tidak berancana untuk memakan hasil cocok tanamnya sendiri, hanya saja berkebun membuat pikirannya teralihkan. Kinerjanya sama saja seperti saat-saat Sujin menyulam benang wol untuk menghibur diri.
Kini setelah kebun kecilnya diluluh lantak badai, kaki-kakinya tidak tahan untuk segera membeli bibit baru. Setelah membereskan buah-buah strawberry yang kini sudah duduk manis di dalam lemari es, Sujin membersihkan diri untuk siap-siap pergi ke toko kebun.
Butuh waktu selama 30 menit untuk Sujin memilih gaun dan merias wajah tipis-tipis, kini ia sudah siap setelah memakai tas selampang. Ia mencari-mencari Jimin untuk minta kunci mobil, ditemuinya pria itu sedang berdiri dekat mesin kopi yang sedang menyala.
"Apa?" tanya Jimin saat melihat Sujin mengadahkan telapak tangan.
"Minta kunci mobil," pun Sujin masih sedikit gengsi sebab hubungan mereka juga belum terlalu baik.
Jimin tidak segera mengabulkan, ia justru sibuk dengan gelas kopinya yang hampir penuh. "Pertama-tama aku perlu tau kau mau ke mana."
"Beli bibit buah untuk berkebun."
Perlu waktu beberapa detik untuk Jimin mempertimbangkan, setelah itu ia kembali bicara. "Dion bisa mencarinya, tetaplah di rumah. Keadaanmu terlalu rentan untuk keluyuran."
Saat itu tanpa disengaja presensi Dion datang setelah baru saja Jimin menyebut namanya—panjang umur sepertinya. Jimin segera memberi isyarat pada Dion untuk mendekat, sementara Sujin tentu saja mendengus sebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEMESIS
FanfictionHwang Taehyung adalah pimpinan dari organisasi rahasia, ia dijuluki Dewa Hitam karena mendominasi pasar gelap Gwangjeo. Sepuluh tahun yang lalu, Yoon Jimin adalah seorang pengabdi setianya, namun pria itu berkhianat dengan membawa kabur uang senilai...