Pantas saja Noah tidak kunjung beranjak dari tempat tidurnya meski Sujin sudah membangunkan bocah itu sejak pukul setengah tujuh lalu, rupanya Noah sedang mengigil karena terserang demam. Sujin menyibak selimut lantas duduk di pinggiran kasur, ditemuinya wajah Noah yang pucat dengan suhu tubuh yang panas terbaring di atas sana. Dengan cekatan Sujin mengambil alat pengukur suhu yang dijumpainya di kotak penyimpanan obat-obatan, ternyata suhunya cukup tinggi.
Noah menggerang saat Sujin membetulkan posisi Noah di atas bantal, "Oh ya ampun pria kecilku." Sujin kecup kening Noah dengan sayang dan diusapnya puncak kepala Noah pelan-pelan.
"Mom..." Noah merenggek sambil meraih ujung kausnya.
"Ya, Noah. Mom baru saja mau cari alat kompresan, kau ingin sesuatu?" kata Sujin sambil merunduk dan usapi pipi Noah.
"Tolong telepon wali kelasku, Noah tidak mau sekolah hari ini. Kalau tidak dikabari, nanti Noah kena poin pelanggaran karena absen tanpa izin," kata Noah dengan tatapan matanya yang sayu.
Sujin terkekeh ringan karena Noah masih sempat-sempatnya memikirkan hal itu, lantas sambil usak dahi Noah Sujin berkata. "Bukan waktunya memikirkan itu Noah, itu urusan Mom nanti. Kau tenang saja."
"Noah juga mau izin untuk tidak ikut les sejarah, kimia dan matematika hari ini. Tapi, Noah takut Dadd marah. Sebenarnya Noah tidak kuat kalau setiap hari harus melakukan itu semua." Noah merenggek dan Sujin merasa suhu tubuh Noah semakin menghangat, bocah lelaki itu menatapnya dengan pandangan memohon. Sujin mengerti maksud Noah, sejauh kedatangan Noah di Korea, anak ini punya jadwal yang sibuk yang telah diatur Taehyung. Noah butuh istirahat, tetapi Noah tidak berani mengungkapkannya secara langsung pada Taehyung. Sebab itu Noah menyampaikan keluhanya pada Sujin, berharap Sujin akan menyampaikanya nanti pada Taehyung.
Sujin baru saja akan menjawab mencoba menenangkan Noah, tetapi saat itulah sosok Taehyung datang dan bertanya. "Noah kenapa?"
Sujin mendongak untuk tatapi sosok suaminya. "Demam mendadak, mungkin karena kemarin dia terlalu kelelahan."
Taehyung duduk di seberang kasur dari posisi Sujin, tanganya kemudian terulur untuk sentuh kening putranya, pria itu juga mengecek denyut nadi Noah. Setelah melakukan pemeriksaan ringan, Taehyung beranjak sambil bicara. "Tidak perlu ke dokter, kau bisa merawatnya dengan resep obat yang nanti aku kirim melalui pesan. Ah, tidak. Nanti aku suruh Jungkook saja."
Sujin terkesiap saat melihat gelagat Taehyung yang hendak pergi usai interaksi singkat itu, Taehyung datang ke kamar Noah rupanya cuma ingin mengambil jam tangan yang tertinggal di atas nakas —Taehyung terlihat buru-buru sekali. Dengan cekatan Sujin beranjak, ia mengejar Taehyung saat pria itu baru saja membuka pintu kamar. "Mau ke mana?"
Melihat sujin yang menahan kepergianya, sembari memasang jam tangan ia bicara tanpa khawatir. "Aku harus kerja."
"Tapi, Noah—" Sujin sekilas melirik ke Noah, ia sama sekali tidak punya niat untuk melarang Taehyung untuk berangkat ke rumah sakit. Tetapi, setidaknya Sujin ingin Taehyung memberi perhatian lebih untuk Noah. Saat melihat raut wajah suaminya yang tanpa ekspresi khawatir dan mendengar keluhan Noah beberapa menit yang lalu, Sujin paham betul bahwa Taehyung telah mendidik Noah secara keras. "Apa kau tidak sama sekali khawatir padanya?"
"Dia sudah terbiasa tanpaku, dia cuma demam biasa. Kalau siang nanti keadaanya membaik, mungkin dia bisa mengikuti les matematikanya."
"Oh astaga..." Sujin tidak percaya oleh apa yang didengarnya barusan. "Setidaknya kau bisa meluangkan waktu untuk Noah, bukan hanya mementingkan jadwalnya. Selain itu, apa pekerjaan lebih penting daripada putramu sendiri?"
KAMU SEDANG MEMBACA
NEMESIS
FanfictionHwang Taehyung adalah pimpinan dari organisasi rahasia, ia dijuluki Dewa Hitam karena mendominasi pasar gelap Gwangjeo. Sepuluh tahun yang lalu, Yoon Jimin adalah seorang pengabdi setianya, namun pria itu berkhianat dengan membawa kabur uang senilai...