CHAPTER 12

884 120 25
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WARNING 18+ aku mau bilang untuk baca secara bijak!di chapter ini mengandung konten dewasajadi kalo tidak nyaman atau apa bisa diskip

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WARNING 18+
aku mau bilang untuk baca secara bijak!
di chapter ini mengandung konten dewasa
jadi kalo tidak nyaman atau apa bisa diskip

tapi yakin pada ngeyel sih😭 soalnya i know kita semua minim akhlak :'D 

•••


Jimin merasakan sejelengit rasa pening ketika ia baru saja bangun dari tidur, cahaya pagi telah mengusiknya hingga terbangun dan rupanya ia mendapati dirinya tidur dengan berlanjang dada sekaligus acak-acakan. Sejenak kepalanya berpolemik untuk ingat-ingat apa yang sudah terjadi, namun tidak ada hal yang diingatnya selain minum-minum di bar dalam cuaca dingin, ia sendiri bahkan lupa bagaimana caranya pulang.

Jimin beranjak dari posisi telungkupnya sambil mengusak-usak kelopak mata, sejenak ia duduk membungkuk kemudian mengusap-usap wajah, kepalanya masih pening dan ia juga bisa mencium bau-bau alkohol masih menguar dari tubuhnya. Oh ya ampun, Jimin merasa kacau sekali sebab bangun tidurnya dilanda pening seperti orang linglung.

Sesaat kemudian kerongkonganya dilanda kehausan yang parah, Jimin menengok ke arah nakas, syukurnya ia jumpai sebuah gelas besar yang penuh air putih di sana. Jimin meraihnya dengan cepat dan meneguk sampai tandas lalu pada saat itulah ia mendapati ada sebuah tulisan di lengan kanannya, Jimin mengeryit lantas menyipit untuk membaca tulisan tersebut.

Kim Saehan, hubungi aku di nomor ini.

Di sana tertulis seperti itu lengkap dengan nomor ponsel, Jimin keheranan sebab dari mana ia mendapatkan tulisan ini di lengannya? Sedetik kemudian barulah diingatnya si gadis bar yang tadi malam menemaninya minum, matanya yang semula sipit-sipit langsung saja membuka lebar.

Kim Saehan, Jimin ingat sekarang.

Sudah jelas-jelas dirinya bersama seorang wanita tadi malam dan tulisan ini wanita itulah yang membuatnya, mereka juga terlibat pembicaraan yang serius. Sejenak, mengingat itu semua membuat Jimin tertawa lepas sambil jatuhkan kepala ke atas bantal lalu taruh lengan kirinya di atas kening.

Bagaimana Jimin bisa lupa oleh apa yang di laluinya tadi malam? Wanita Kim itu kejutan yang luar biasa baginya, mereka satu arah dan begitu menyenangkan meski baru saling mengenal.

NEMESISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang