Bab 5

1.7K 35 0
                                    

"itu bukan pajangan tolol...cepat makan",seru Awan pada Helga.
Helga gelagapan sekaligus bingung, karena Awan sendiri tidak makan hanya menghisap rokok sementara sahabat Awan  juga hanya makan kue.
"Huh...memang Aku tontonan",gerutu Helga pelan.
"Aku dengar bodoh...diam dan makan",seru Awan.
Helga segera memasukkan makanan yang dipesan oleh Awan untuknya, sendok demi sendok hingga habis tanpa bersuara lagi.
"Sudah kak, apalagi sekarang ",tanya Helga.
Awan hanya diam tak menjawab, membuat Helga jadi semakin kesel dengan sikap Awan.

"Itu Raka, itu Dimas, itu Kaces dan yang terakhir itu Pandu",Awan menunjuk sahabatnya satu persatu pada Helga.
"Hai...Aku Helga..kakak semuanya",sapa Helga merespon Awan tapi tanpa tersenyum.
"Cih...wajahmu itu sama dengan sebelahmu, bikin kesel",seru Raka.
"Hai..Aku Dimas, ingat Aku paling baik diantara mereka",sahut Dimas dengan ramahnya.
"Kampret lo...Dim",ejek Raka.
"Sudah selesai sesi kenalannya dan ingat jangan sekali-kali dekat dengan mereka jika tidak ingin hidupmu celaka",ucap Awan lalu berdiri sambil menarik baju Helga supaya bangun.
"Hahaha...gak pingin kita coba Wan",seru Kaces.
"Awas lo kalau berani",seru Awan yang sudah hampir sampai pintu keluar kantin.
*
Awan berjalan dibelakang Helga mengikuti sampai depan fakultasnya, baru kemudian pergi.
Helga jadi bingung kenapa malah tadi dia yang ditraktir, terus dianterin segala.

Dan yang dikhawatirkan benar-benar terjadi, "Helga...sejak kapan kamu dekat dengan kak Awan",tanya callista teman satu fakultas yang merasa dirinya paling cantik, menunggu didepan pintu.
"Kemarin",sahut Helga.
"Kamu tau dia siapa",tanya callista.
"Bodo amat...kalau kamu sudah tau ya gak usah nanya",seru Helga yang malas bicara saat ini.
"Huh..baru sehari dekat sama Kak Awan sudah sok,dasar wanita udik",ujar Callista kesal.
Helga segera masuk ruangan daripada nanti semakin berlarut-larut.
Tapi ternyata didalam sudah ada dua sahabat toksik nya yang menunggu kedatangannya.
"Gimana-gimana...ayo dong cerita",Suci kepo setengah mati.
"Cuma disuruh makan",jawab Helga.
"Gitu doang...yach !!..Helga kamu gak inisiatif buat ngedeketin gitu ?", Dewi penasaran.
"Aku cuma berharap ini segera berakhir ",ucap Helga.
"Ih...semua cewek di kampus ini berharap bisa dekat dengan kak Awan, kamu yang dapat durian runtuh malah ogah-ogahan",seru Dewi.
Dewi berharap bisa juga dekat dengan Awan lewat Helga dan kelak tinggal menikung Helga, itu adalah misi terselubung Dewi seperti biasa.
Helga menatap dua sahabatnya, sampai sesi kuliah kembali dimulai

***
Helga mengecek ponselnya sebelum dosen selesai mengajar, karena tidak ada pesan Ia tersenyum senang.
Sepuluh menit kemudian setelah kuliahnya berakhir hari ini, semua mahasiswa keluar, tapi yang ada justru kehebohan cewek-cewek diluar ruangan.
Helga juga terkejut Awan bersandar  pada tembok diluar ruangan menunggunya.
Begitu Helga keluar Awan bangkit lalu mengikuti langkah kaki Helga dari belakang, Ia sendirian tidak bersama keempat sahabatnya.
"Ketempat parkir",seru Awan dibelakangnya.
Helga melangkahkan kaki menuju tempat parkir di universitasnya, Awan berpindah posisi jalan didepan dan berhenti di dekat motor besarnya.
Memberikan helm pada Helga, "kita mau kemana kak ?",tanya Helga ragu.
"Ngerjain tugasku",jawab Awan singkat.
Helga naik keatas motor dan pasrah dibawa kemana.
Awan membawa Helga kesebuah kafe dimana sudah ada keempat sahabatnya, mereka juga membawa perempuan masing-masing tapi Helga tak mengenalnya.
Awan menyodorkan laptop dan satu buku pada Helga, "salin ini ke laptop",perintah Awan pada Helga.
Helga mengambil tugas Awan dan mengerjakan tanpa banyak bicara.
Awan memesan makanan untuk Helga  saja seperti tadi siang.

Helga melirik kearah makanan yang dipesan Awan, sedikit menelan air liurnya, Ia tak pernah makan makanan mewah apalagi makan di kafe seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Helga melirik kearah makanan yang dipesan Awan, sedikit menelan air liurnya, Ia tak pernah makan makanan mewah apalagi makan di kafe seperti ini.
Dengan semangat Ia mengerjakan tugas Awan karena ingin segera melahap burger didepannya.
Sementara Awan mengawasi yang dilakukan Helga didepannya.

Helga fokus dengan tulisan Awan dan laptop didepannya, Ia melupakan makhluk cakep yang memperhatikan gerak geriknya sedari tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Helga fokus dengan tulisan Awan dan laptop didepannya, Ia melupakan makhluk cakep yang memperhatikan gerak geriknya sedari tadi.


*******************
Tinggalkan komen dan vote sebagai tanda terhubungnya kita.

Dimiliki badboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang