Bab 20

881 34 0
                                    

Sebulan kemudian sebentar lagi akan ada ujian semester dan libur kuliah setelahnya tepat kontrak Helga dan Awan selesai nanti.

#
#
#

Awan dan Helga duduk di balkon rumah Awan.

Helga menyalin tugas Awan ke laptop, sementara Awan merokok disampingnya.
"Bagaimana caranya membuatmu tinggal disini",tanya Awan tiba-tiba.
"Hmm...entahlah",jawab Helga sambil tetap fokus dengan laptop.
"Tinggalkan kos mu dan pindahlah kesini",ucap Awan kemudian.
"Eh tidak bisa bos Aku tidak mungkin tinggal disini...lagipula perjanjian kita tinggal sebulan lagi",sahut Helga teringat perjanjian mereka.
"Kamu senang ya...perjanjian kita berakhir",seru Awan.
"Oh tentu bos...Aku bisa bebas",jawab Helga antusias.
"kamu itu milikku",seru Awan melotot.
"Itu jika aku masih ada hutang dengan bos tapi kalau hutangku sudah lunas, Aku tidak lagi jadi milik bos",kata Helga sambil tersenyum.
"Yang jadi milikku tidak bisa pergi seenaknya"seru Awan.
"Kok gitu bos ?!? Gak fair dong kalau gitu",sahut Helga.
"Bodo...kamu akan jadi milikku apapun yang terjadi",seru Awan tambah kesal.
"Terserah...",ujar Helga sambil cemberut.

Keduanya saling diam setelah bertengkar bahkan hingga sesi makan bersama keluarga Awan hingga sampai mengantarkan Helga pulang ke tempat kos.

Setelah melihat tempat kos Helga, Awan memikirkan sebuah ide untuk membuat Helga tinggal di rumahnya.

#
#
#

"Apa...kamu sudah gila Wan",seru ibunya.
"Yah...kalian sudah menikah lama dan ini rumah Ayah yang diberikan padaku, jadi sudah saatnya kalian tinggal di rumah sendiri",
Ucap Awan.
"Aku ini ibumu...berani sekali kau mengusirku",sahut Ibunya.
Ayah tiri Awan menghela nafas panjang, lalu menepuk bahu istrinya perlahan.
"Baiklah Ayah dan Ibu akan pindah dari rumah ini",kata Ayah tiri Awan.
"Bagus kalau tau diri",seru Awan sinis.
Ibu Awan hendak bicara tapi ditahan oleh suaminya.
Sesi sarapan pagi bersama yang tak pernah di hadiri Awan sebelumnya kini justru berakhir dengan pertengkaran.

#

Awan menuju rencana selanjutnya, Ia menelpon seseorang dan memerintahkan sesuatu padanya.
Awan sudah bertekad untuk tidak melepaskan apa yang sudah menjadi miliknya.

#
#

Helga menghitung uang di dompet dan sisa uang di ATM, Ia kemudian pergi meninggalkan ATM setelah melihat saldonya di sana.
Karena setelah ujian berakhir tentu Ia harus membayar uang kuliahnya dan juga uang perpanjangan kos.
Uang Helga memang sedikit lebih banyak sekarang karena untuk uang makannya tak pernah digunakan sejak menjadi asisten Awan.
Helga juga bukan tipe orang yang suka berfoya-foya, ia cukup hemat dalam hal apapun.
Bahkan mencuci rambutnya juga satu minggu sekali biar hemat.
*
Ia tersenyum melihat Awan duduk di depan gang.
"Kok dari sana",tunjuk Awan heran.
"Tadi dari ATM ngecek saldo bos",jawab Helga.
"Ingat ya...Aku gak butuh di traktir",seru Awan.
"Gak bosku yang kaya jangan khawatir",ucap Helga sambil mencubit kedua pipi Awan lalu berlari menuju tempat kos karena hari ini mereka ada kuliah sore.
Awan pipinya memerah tanpa sadar,Ia menyukai cubitan Helga di pipinya karena hatinya menjadi berdebar-debar.

#

"Helga ingat ya hari sabtu ulang tahunku.. jangan lupa beli kado juga",ucap Suci
"Iya..iya..aku ingat kok",sahut Helga.
"Kak Awan ikut ?",tanya Dewi.
"Entahlah",jawab Helga malas.
"Helga tolong bilang kalau Aku undang kak Awan dan keempat sahabatnya untuk datang",kata Suci antusias.
"Yang lain juga !?",seru Helga.
"Bener..bener biar ramai",sahut Dewi senang.
Helga mengangguk,"coba nanti Aku tanya dulu ke mereka".

Mereka bertiga keluar bersama sambil masih membahas tentang ulang tahun Suci.

*

Awan dan teman-temannya ada di warung depan kampus meski beda angkatan kebetulan sore ini jadwal kuliah fakultas Awan dan Helga sama waktunya.
"Wah tuh cewek lo datang",ucap Dimas sambil menyenggol bahu Awan.
Awan hanya diam sambil menatap Helga yang berjalan mendekat.
"Jangan lupa dipeluk yang erat nanti",bisik Raka.
"Bacot kalian..",ucap Awan pelan.
"Hai...asisten..",sapa Kaces saat Helga sudah sampai didepan mereka yang jongkok di depan warung.
Helga tersenyum lalu jongkok di depan Awan.
"Kak..temanku Suci hari sabtu ngerayain ulang tahun dan Dia memintaku menyampaikan kalau kak Awan,kak Dimas,kak Raka, kak Kaces dan kak Pandu di undang untuk datang",kata Helga tapi cuma Awan yang ditatapnya.
"Ceweknya banyak gak",jawab Dimas.
"Mungkin", sahut Helga.
"Bos ikut kan?",tanya Helga karena Awan cuma diam menatapnya.
"Males",ujar Awan.
"Kita bakal datang kok...biar nanti Kamu kita yang jagain",seru Raka.
"Setuju..Helga nanti lo..Aku yang jemput",sahut Kaces.
"Napa sih Wan...tinggal datang aja",ucap Pandu.
"Cih..kampret lo pada",ucap Awan sambil menghisap rokoknya lalu menyemburkan asapnya ke Helga.
Helga mengibas-ngibaskan tangannya menghalau asap rokok di depan wajahnya.


~~~~~~~~~~~~~~~~
Beri vote dan komen jika suka cerita ini.

Dimiliki badboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang