Bab 47

1.4K 33 0
                                    

"pakai ini..",awan memakaikan cincin kawin mereka ke jari Helga dan kemudian kejarinya sendiri.

"Kita mau kemana kak ??",tanya Helga bingung.
"Nanti juga tahu ",jawab Awan.
"Kenapa tiba-tiba pakai cincin kawin ??",Helga masih bingung.
"Bawel...",ujar Awan.

**

Helga mendongak keatas melihat gedung dengan beberapa lantai didepannya.

Awan menggenggam tangan Helga masuk kedalam gedung.

"Awan"

Helga menoleh kearah suara yang memanggil nama suaminya, seorang gadis cantik dan imut berdiri di area lobby tapi Awan acuh dan terus berjalan kearah lift.

"Dia mantan pacarku",ucap Awan setelah berada didalam lift.
Helga diam dan hanya menatap Awan yang tak melihat kearahnya.
"Aku bukan membawamu kesini karena dia, tapi karena ini permintaanmu",kata Awan.

Helga bingung tidak tau harus menjawab apa saat ini, jadi hanya mendengarkan penjelasan Awan.

Awan membawa Helga ke ruangannya di lantai 10, dengan seluruh pegawai di lantai tersebut memandang dengan wajah penuh pertanyaan melihat bos mereka datang dengan menggandeng seorang wanita.

Sementara sejak kehadiran Ivy tiap hari dan menunggu di lobby seharian membuat gosip jadi santer tentang kekasih Awan tapi kini bosnya menggandeng perempuan lain lagi.

"Eh Wan...Helga kamu ikut kemari",tanya Raka bingung melihat keduanya.

"Ivy melihat kalian",tanya Dimas yang juga ada di ruangan Awan.

"Ivy itu..apakah yang di bawah tadi",Helga bertanya pada kedua sahabat Awan.

"Benar...Helga kali ini jika tugasmu mengusir Ivy mending jangan deh",seru Dimas.

"Aku..tidak",jawab Helga  belum selesai tapi di sahut Awan "Aku mengajaknya kesini tidak ada hubungannya dengan dia, Helga akan magang disini".

Raka menatap curiga, Ia juga mengamati cincin yang dipakai keduanya, tapi Raka tidak bertanya tujuan Awan.

Helga berdiri disamping Awan karena tidak ada kursi yang lain.

"Mana laporan yang ku minta kemarin"seru Awan pada Dimas.

Dimas mengambil setumpuk kertas di mejanya lalu memberikan kepada Awan.

Helga mengamati mereka di ruangan itu, hingga seorang OB datang membawakan minuman untuk Awan.
"Tolong ambilkan satu kursi di gudang kemari",ucap Awan pada OB nya.
"Ya pak saya ambilkan",jawab  OB sambil melihat sekilas kearah Helga sebelum pergi.

"Kamu menempatkan Helga di bagian apa saat magang",tanya Raka.
"Disini bersamaku...biar aku yang mengajarinya sendiri",jawab Awan.
"Sialan...cuma mau manasin kita aja nih kunyuk Dim",seru Raka.
"Wah kalau gitu kita boleh bawa cewek bos kemari",kata Dimas.
"Cewekmu dengan cewekku beda",sahut Awan lalu mengangkat telapak tangan Helga yang terdapat cincin kawin dan menyandingkan dengan tangannya yang terdapat cincin yang sama.

Dimas dan Raka saling melemparkan pandangan, "hahaha...dasar gila kamu Wan".

Helga ikut tersenyum mendengar percakapan mereka.
Setelah kursi yang diminta Awan datang Helga duduk disamping kiri Awan, dan Awan sesekali mengusap pahanya sambil bekerja.

Helga melihat Awan dan kedua sahabatnya sangat serius saat bekerja, tak menyangka karena biasanya Helga melihat mereka amburadul dan hanya bercanda.

**

Ivy gelisah ingin segera mengetahui siapa wanita yang di gandeng Awan tadi.
Tapi keamanan tidak memperbolehkan Ia masuk, Ia melihat sekeliling lobby dan memikirkan cara untuk bisa naik ke lantai sepuluh segera.

**

"Jadi status kalian meningkat menjadi pasutri",tanya Raka.
"Hhmm...",ucap Awan sambil menyeruput kopi.
Saat break mereka berempat berkumpul di ruang meeting.
"Uhuk..huk..huk...serius !!",seru Dimas.
"Tap..tapi..kapan",tanya Dimas.
"Waktu itu",jawab Awan.
"Ada keterangannya kalee...",sahut Raka.
Awan hanya tersenyum tak memberi jawaban dan Helga diam pura-pura tak mendengar.
"Waktu kamu di usir dari tempat kos",tanya Dimas kearah Helga.
"Itu..anu...Aku...",Helga bingung mau jawab apa.
"Jadi malam itu yang menyembuhkan dari obat Sebastian dia ",sebut Raka menyadari sesuatu.
"Sialan...otak kalian kayak Ibu-ibu kompleks",seru Awan "keepoo..teruuss".
"Yah Wan...kenapa pakai rahasia segala sih kalau udah merit..terus yang dibawah gimana ??",Dimas melotot kearah Awan.
"Percuma aku pekerjakan kalian berdua kalau tidak bisa urus Dia",sahut Awan.

Raka dan Dimas saling berpandangan kemudian memandang Helga dan Awan yang tampak tenang.

Dimiliki badboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang