Bab 35

864 35 0
                                    

"hhmm...sepertinya ada yang bakal kena hukuman",ucap Awan saat mengunyah daging rendang.
"Kenapa kak",tanya Helga.
"Ini pahit...",ujar Awan.
Awan tetap makan daging rendang yang gagal tersebut.
Awan membungkus daging rendang dengan banyak nasi lalu mengunyahnya bersama kerupuk, itu adalah trik Awan agar makanan yang tidak enak bisa masuk perutnya.

Helga mengunyah daging rendang sambil berpikir,"tadi Aku sudah ikutin semua persis di resep",gumam Helga.

Awan mengambil satu kaleng bir setelah makanannya habis.
Awan melirik kearah Helga yang sedang membereskan tempat mereka makan.
Awan melepas kaosnya  lalu bergegas mendekati Helga.
Awan mengangkat tubuh Helga lalu Ia dudukkan di atas meja dapur.
Awan melumat bibir Helga yang terkejut barusan.
Helga mengimbangi Awan, lidah mereka saling membelit beberapa menit.
Helga mengambil nafas setelah Awan berhenti.

"Masih sakit ini",bisik Awan sambil mengusap area sensitifnya dari balik celana panjang.
Helga menggelengkan kepala, apalagi usapan tangan Awan di area itu membuatnya terangsang.

Awan memang tidak melakukannya lagi setelah hari itu karena  ingin memberikan waktu untuk sembuh bagi Helga.

"Baiklah Aku lanjutkan hukuman untukmu...kamu mau disini atau di kamar",kata Awan.
"Hukuman ?!!...kenapa milih tempat ??...kak Awan ingin memberi hukuman apa ??..",Helga memberondong dengan pertanyaan.

Awan segera membungkam mulut Helga dengan ciuman.
Awan menarik pinggul Helga agar semakin merapat ke tubuhnya.

"Kak...Aku tidak ingin hamil sebelum lulus kuliah",ucap Helga saat Awan berhenti menciumnya.
"Yah..kita kan masih honeymoon",kata Awan.
"Tapi bagaimana jika Aku hamil",ujar Helga.
"Memang kenapa...kan tidak ada larangan hamil ",ucap Awan.
"Kak...teman-teman kita kan tidak ada yang tahu kalau kita sudah menikah...terus Aku tiba-tiba hamil gitu",Helga mendebat.
"Ya Udah kamu minum pil KB",ucap Awan.
"Kalau Aku lupa minum gimana",bantah Helga.
"Terus maumu Apa...",tanya Awan frustasi.
"Bagaimana kalau tidak usah melakukan itu dulu sampai Aku lulus kuliah",pinta Helga.
"Huh...Kamu kira milikku kuat menahannya",protes Awan.
"Ya harus kuat dong",sahut Helga.
"Brengsek... mulutmu memang perlu di sumpal dengan p**** biar gak berisik",maki Awan marah.

Awan pergi meninggalkan Helga di dapur, hatinya langsung sedang kesal sekarang hingga membuat mood bercintanya hilang.
Helga hanya menatap Awan yang terus mengumpat sambil mengacak rambutnya dan berjalan naik ke kamarnya.

Helga menyusul Awan setelah satu jam berlalu, Ia masuk ke dalam kamar dengan pelan-pelan.

Awan berada di balkon dan terlihat satu botol minuman beralkohol serta rokok di tangannya.

Helga mendekat pelan lalu duduk disamping Awan yang begitu dingin sekarang.

Helga mengangkat lengan kanan Awan lalu berbaring di pahanya, dan meletakkan lengan Awan di dada.

Awan cuma diam begitupun Helga, Awan bahkan tak memandang kearah Helga dan tetap menikmati rokok di tangannya serta sesekali meneguk minuman keras.

Helga tertidur di pangkuan Awan tanpa sadar setelah beberapa menit berlalu.

Awan berhenti meneguk minuman beralkohol karena Helga tidur di pangkuannya, Ia harus membopongnya kedalam jadi harus dalam kondisi sadar nanti.

Meski kesal tapi Awan sangat menyayangi istrinya, Ia teman yang membuat hidupnya berwarna dan hangat setelah sekian lama kesepian.

Helga yang bahkan kini belajar memasak untuknya, Ia ingin memberinya hadiah dengan memadu kasih dan memberikan istrinya itu kebahagiaan.
Tapi karena pikiran istrinya yang kadang tak sejalan dengan dirinya terpaksa Awan meski mengurungkan niatnya.

Awan sangat kesal karena bagaimana mungkin memiliki istri tapi tidak bisa berhubungan intim dengan bebas.

Tapi sebenarnya Awan selalu luluh pada Helga dan menuruti permintaannya.

Hanya saja Ia terlalu angkuh untuk menunjukkan itu di depan Helga.

Dimiliki badboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang