Bab 68

378 19 0
                                    

Helga cukup terganggu akibat rasa mualnya sepanjang hari ini, anehnya Ia merasa nyaman didekat Pandu, seolah Pandu mampu meringankan rasa mual yang di rasa entah karena apa.

Sebaliknya Ia merasa rasa mualnya menjadi-jadi jika berada berlama-lama didekat Awan.

Dengan menutup hidung sepanjang perjalanan pulang untuk bertahan satu mobil dengan Awan.

Awan membiarkan tingkah istrinya hari ini, apalagi sekarang sahabat-sahabatnya akan berkumpul dirumahnya sekaligus menyambut kehadiran Pandu.

***

Helga duduk disamping Pandu dan Ivy daripada di dekat Awan.

"Jadi sudah lama kita tidak pesta disini",kata Pandu.

"Dia sombong setelah menikah",sahut Dimas.

"Oh...jadi Helga tidak boleh kita pesta seperti dulu ya",sahut Pandu

"Boleh kok...asal bukan pesta yang begituan",bantah Helga dengan suara menurun di ujung kalimat.

"Hahaha...Wan..lo maen berapa kali waktu itu",ejek Raka.

"Bodo !!",seru Awan.

"Wan...gila lo Wan...maen depan istri lo",timpal Dimas.

"Heh udah pada tua masih aja bercandanya gak lucu",seru Ivy.

"Kalian ingat waktu Awan ke klub sama siapa tuh...temen SMA kita yang katanya putri konglomerat...ingat...Ivy bawa tongkat bisbol ke klub",Raka mengingat kisah SMA mereka.

"Kamu tau Pandu...tuh cewek di pukul Ivy sampai kepalanya bocor dan Awan sampai datang ke tukang urut gara-gara kena pukul",tambah Dimas.

"Harusnya kamu seperti Ivy kalau Awan macam-macam",ujar Raka pada Helga.

Helga hanya melotot sibuk mendengarkan cerita Raka dan Dimas.

"Hahaha...tuh cewek pembohong ternyata cuma anak pegawai biasa, Aku yang bayarin biaya pengobatannya",lanjut Ivy.

"Hei...kalian itu kesini mau apa ?? Nostalgia...atau reunian...atau nyari ribut",kata Awan.

"Terus..terus...ada cerita lagi yang seru gak, pernah gak sih kak Awan ketangkep polisi",Helga merasa tertarik.

"ayo masuk kamar, daripada tertular penyakit....lama-lama dekat dengan mereka",Awan berjalan mendekati Helga dan menarik tangannya.

"Apaan sih kak...hoek...hoek",Helga malah merasa mual saat Awan terlalu dekat.

"Jangan bercanda sayangku",ucap Awan kesal.

"Kamu bau sekali sayang...Aku tidak tahan",seru Helga menutup hidung dan buru-buru menjauh dari Awan.

"Hei...",seru Awan tapi tidak di gubris oleh istrinya yang buru-buru naik keatas menjauhi Awan.

"Sepertinya ada yang aneh dengan istrimu Wan",kata Ivy.

"Tau tuh...dari bangun tidur kayak gitu, bilang Aku bau"sahut Awan.

Awan berjalan mengikuti perginya Helga yang masuk kamar mereka meninggalkan teman-temannya di ruang tamu.

Awan curiga karena saat di dekatnya Helga selalu mual sejak pagi tapi tidak saat dekat dengan yang lain, kenapa juga hal seperti ini bertepatan dengan kedatangan Pandu pagi ini.

Awan membuka pintu kamar tetapi tak terlihat Helga di sana, Awan mengetuk pintu kamar mandi yang terkunci dari dalam.

"Sayang...kamu baik-baik saja",tanya Awan dari luar.

"Ya...Aku sedang mengambil nafas sebentar",jawab Helga dari dalam.

"Aku panggil dokter jika kamu tidak mau ke rumah sakit",ucap Awan.

"Tidak perlu...tidak usah sayang...Aku mungkin kena maag saja, habis ini minum obat biar sembuh",jawab Helga dari dalam.

Awan diam dan berpikir sejenak tetapi sambil berjalan keluar Ia menelpon dokter pribadi keluarganya untuk datang.

******

Awan menunggu bersama teman-temannya di bawah saat dokter datang memeriksa Helga di kamar, Ia tidak menemani Helga karena Istrinya tak mau dekat dengan dirinya saat ini.

"Oke !! Ayo kita taruhan jika benar Helga hamil seperti kata Ivy kita patungan adain acara  untuk pasangan ini",seru Dimas.

"Aku setuju",sahut Raka.
",Aku juga", timpal Pandu.
"Aku yang atur ya",tambah Ivy.

"His...apaan sih, pakai acara taruhan segala",seru Awan.


Beberapa saat kemudian dokter turun dari lantai atas, Awan segera menghampirinya.

"Gimana dok",tanya Awan.

"Saya sudah memberinya beberapa obat untuk mengurangi rasa mual, tetapi besok bawa istrimu ke rumah sakit untuk melakukan cek lebih mendalam",jawab dokter.

"Apakah penyakit yang serius dok ?",tanya Awan yang mendengar harus melakukan cek esok hari.

"Apa Helga beneran hamil dok ?",sahut Raka.

"Berdoa saja jika mbak Helga benar hamil, karena untuk pastinya perlu USG dan datang ke dokter Kandungan",jawab dokter sambil menepuk pundak Awan.

"Apa dokter tidak bisa mengetahuinya tadi saat memeriksa",tanya Raka.

"Hei...suaminya lo apa gue",seru Awan.

"Aku cuma bantu lo Wan",ujar Raka.

"Sudah..sudah..ntar malah ribut lagi",sahut Ivy.

"Begitu ya nak Awan, besok jangan lupa untuk cek kelanjutannya di rumah sakit",ucap dokter dan beranjak pergi.

Awan mengikuti hingga diluar rumah dan menunggu mobil dokter keluarganya pergi menjauh.

Awan setengah berlari menuju kamarnya untuk melihat kondisi Helga.

Meski dengan terburu-buru membuka pintu yang Ia dapati istrinya sedang tertidur lelap di atas tempat tidur.

Awan membelai rambut Helga lembut serta mengecup keningnya perlahan.

Di Lubuk hatinya Ia merasa bahagia jika istrinya benar-benar hamil, sedikit janji terucap di hatinya Ia ingin menjadi ayah yang baik nanti untuk anaknya.








************************************
Maaf lama updatenya, penulis lagi kehilangan soul dengan novel.

Jangan lupa vote dan komentarnya,serta terimakasih tetap setia menunggu update terbaru dari semua cerita-ceritaku

💗🌻

Dimiliki badboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang