Bab 10 ( warning 18+)

7.7K 45 0
                                    

"Aku hanya menciummu dan kau langsung minta pulang ", ujar Awan.
"Ya..kumohon biarkan Aku pulang",Helga mengulang ucapannya sambil mendekat dan membereskan laptop dan barangnya kedalam tas.
"Aku akan menambahkan hutangmu seminggu jika Kau minta pulang sebelum waktunya",ancamAwan.
"Tambahkanlah...asal Aku pulang sekarang, tak perlu diantar",tambah Helga.
Awan kesal karena Helga segera berjalan menuju pintu tak mengindahkannya.
Awan melempar rokok ditangannya dan mengejar Helga dibelakang.
"Brengsek tuh cewek...cepet banget jalannya",umpat Awan.
*
Helga mengeluarkan air mata karena sadar tak bisa membuka pagar rumah Awan meratapi kebodohannya sendiri, pagar ini menggunakan remote dari pemilik rumah.

Beberapa saat kemudian terdengar suara scooter dari belakang, Helga membalikan badan kebelakang.
Awan tepat berada di dekatnya sekarang dan langsung memakaikan helm padanya, lalu menarik tangannya agar naik ke boncengan.
Helga menunduk tak ingin Awan melihat air matanya, lalu naik keatas scooter.
Awan mengantarnya pulang tanpa bicara sepatah katapun, bahkan saat berjalan menyusuri gang menuju tempat kosnya.

Helga langsung membenamkan wajahnya ke bantal setibanya di kamar kos dan menangis disana.
Ia tak ingin teman sekamarnya tahu jika Ia sedang menangis.
Ia merasa telah tak dihargai oleh Awan,meski Ia dipaksa untuk menjadi asisten Awan tetapi tak seharusnya Awan berbuat sesukanya.

##

Awan tak mengirimkan pesan atau menemui Helga selama 2 hari.
Helga merasa lega dan berharap semua berakhir setelah malam itu.
Ia juga tak melihat Awan dan keempat sahabatnya di warung depan kampus.

"Sepertinya sejak kemarin kak Awan tak kemari",tanya Suci.
"Apa kamu tidak lagi jadi asistennya",sahut Dewi.
"Entahlah",jawab Helga singkat.
"Apa kak Awan tak mengatakan sesuatu saat kalian terakhir bertemu",tanya Dewi.
"Tidak",jawab Helga singkat.
"Kamu tidak mencari tahu kenapa gitu...",seru Suci.
Helga hanya menggelengkan kepalanya.
"Maaf ya Aku mau ke perpus nih, tugas kemarin Aku belum buat",kata Helga lalu buru-buru merapikan barangnya dan pergi meninggalkan kedua sahabatnya.
"Eh..Helga kita belum selesai ngomong",seru keduanya.
Tapi Helga sudah buru-buru pergi menjauh.
*
Helga berdiri di pojok perpustakaan Ia hanya mematung di depan rak buku beberapa saat hingga ponselnya berbunyi.
Ada pesan masuk dari Awan, Helga menghela nafas panjang dan dengan gontai melangkah keluar perpustakaan.

Aneh pikir Helga karena yang memintanya datang kekantin ternyata tak ada disana hanya ada Raka dan Dimas sahabatnya.
"Duduk disitu",seru Raka setelah Helga berada dekat dengan meja keduanya.
"Awan menyuruh kita menemanimu makan siang",kata Dimas.
Helga mengangguk lalu duduk di kursi yang ditunjuk Raka tadi.
Tanpa banyak berpikir , Helga langsung menghabiskan makanannya.
"Sudah kak...",ucap Helga membuat Raka dan Dimas yang tidak memperhatikannya sedikit terkejut menoleh kearahnya.
"Oh..baiklah",kata Raka.
"Tidak ada yang lain",tanya Helga.
"Hhmm...pergilah, cuma itu tadi yang Awan minta",sahut Dimas.
Helga segera pergi dari tempat itu, Ia pun tak ingin berlama-lama dengan mereka berdua.
Hanya Helga merasa aneh, kenapa Awan tak terlihat dan hanya menyuruh kedua sahabatnya saja.
"Ah..sudahlah, gak usah dipikir yang penting perutku sudah kenyang",ucap Helga pelan dalam perjalanan kembali ke fakultasnya.
*
Helga mengerucutkan mulutnya setelah membaca pesan yang masuk menjelang berakhirnya kuliah sore ini.
Awan memintanya datang ke klub seperti
biasa, hanya Helga disuruh datang sendiri dengan ongkos taksi yang akan segera di transfer ke rekeningnya.
Helga kembali ke tempat kos dan mengganti pakaiannya terlebih dulu, membawa dua buah laptop seperti biasa saat bertemu Awan.
Ia memesan taksi dan pergi ketempat yang dituju.

##

Awan membuka sedikit kedua kakinya untuk perempuan yang baru saja merosot turun di antara kedua kakinya.
Awan mabuk kali ini, kesadarannya tinggal 30 persen saja.
Perempuan itu mengeluarkan p**** Awan lalu menikmatinya seolah itu sesuatu yang sangat lezat.
Awan menjadi horny setelah mencium Helga hari itu dan setiap mengingat bibir manisnya, hingga Ia butuh pelepasan gejolak kelaminnya.

Helga baru saja tiba yang segera menutup mulutnya rapat begitu melihat pemandangan didepannya, Awan yang memejamkan mata menikmati rangsangan di bawah tak menyadari kehadiran Helga.
Helga merasa perutnya bergulung-gulung, Ia ingin muntah melihat perempuan itu melahap habis kemaluan Awan didalam mulutnya.

Raka datang beberapa menit kemudian lalu menepuk pundak Awan dan berbisik ditelinganya.
Awan membuka mata lalu menendang perempuan dibawahnya, Ia melihat ke arah Helga yang memalingkan mukanya ketempat lain, Awan membersihkan miliknya yang penuh air liur perempuan klub itu.
Awan dengan sempoyongan pergi ke toilet segera setelahnya.
Perempuan klub itu tampak kesal karena di tendang oleh Awan.
Tapi Dimas meraihnya dan membawanya keluar klub.
Setelah beberapa menit Awan datang menghampiri Helga dan duduk disampingnya menyalakan rokok.
"Maaf",ucap Awan lirih.
Helga yang mual menahan muntah tak bisa merespon ucapan Awan, dan hanya terdiam.


************
Jangan lupa komen dan vote

Dimiliki badboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang