Bab 11 (warning 18+)

3.9K 43 0
                                    

Helga merasakan kepalanya berdenyut setelahnya, tapi Ia tak berani membuka mulut.
Helga takut mengeluarkan isi perutnya jika membuka mulut.

"Ayo kita pergi",ajak Awan setelah menghabiskan satu batang rokok.
Awan sudah lebih tersadar sekarang, Helga hanya diam mengekor di belakangnya, hingga setibanya di tempat parkir "Hoek...hoek..(keluar isi perut Helga begitu saja)".
Awan tidak tahu apa yang terjadi  tetapi Ia diam saja menunggu hingga semua isi perut Helga berhenti keluar.

Wajah Helga pucat dan matanya merah berair, Awan hanya mengamati sambil menghisap rokok.
Helga menyeka sendiri mulutnya lalu minum air mineral yang dibawanya setiap kali bepergian.

"Sudah",tanya Awan
"Huft...heh...heh...",Helga tak menjawab dan hanya melihat kearah Awan.
"Hoek..hoek...",Helga kembali mual ketika melihat wajah Awan dan mengingat kejadian tadi.
Ini pertama kalinya Helga melihat kelakuan Awan di klub karena ia tak pernah melihat Awan begitu dengan wanita.
"Brengsek...kamu kenapa..sakit hah?!...hamil lo..!?",Awan mulai menyadari ada yang tidak beres.
"A..a..aku jijik melihat kak Awan dengan perempuan itu tadi",Helga akhirnya bicara.
"Hahaha...kamu belum pernah coba jadi bilang jijik",seru Awan lalu menyalakan motornya dan melempar helm pada Helga.
"Ayo naik cepat",perintah Awan.
Helga naik keboncengan motor dan pasrah di bawa kemana, tubuhnya lemas setelah mengeluarkan isi perutnya, bahkan tidak sadar menempelkan tubuhnya di punggung Awan.

*

Awan mengajak Helga di sebuah taman lalu membelikannya roti dan minuman hangat.
Keduanya sama-sama diam selama satu jam.

"Aku bukan pria baik",ucap Awan.
Helga diam mendengarkan sambil minum sedikit demi sedikit.
"Kamu mungkin akan melihat hal lebih buruk dari tadi",kata Awan.
"Huk..uhuk.." Helga tersedak mendengar penuturan Awan.
"Kuharap kamu perempuan berbeda dari pelacur-pelacur itu",ujar Awan.
"Maksud bos..",tanya Helga.
"Aku ingin melihat satu perempuan yang berbeda yang tidak menjijikan seperti yang kamu lihat barusan",ucap Awan mengulangi.
"Aku harap segera memiliki uang untuk membayar hutangku dan tak perlu melihat sesuatu seperti itu", sahut Helga.
"Huh...kutunggu itu",sebut Awan sambil memperlihatkan senyum smirk.

##

Awan mengerang saat p****nya di hisab begitu kuat oleh perempuan yang jongkok di depannya, perempuan itu begitu mahir Ia ingin mendapatkan tubuh Awan jadi ia begitu berusaha.
"Shit...fuck...ish...",racau Awan karena penisnya menyodok hingga ke ujung tenggorokan perempuan pro di bawahnya.

"Bug..",suara benda jatuh ini menyadarkan Awan lalu mendorong perempuan dibawahnya menjauh.
Awan meraih tissue membersihkan miliknya lalu bergegas ke toilet seperti biasa.

Helga datang dengan kesal setiap melihat kelakuan Awan Ia membanting tas punggungnya ke sofa.
Ini sudah keempat kalinya Helga harus melihat aksi porn Awan.
Sekarang meski jijik Helga sudah tak lagi muntah tetapi kepalanya masih berdenyut setiap melihat hal menjijikan tersebut.

"Awan..tunggu",seru perempuan itu.
"Huh...itu ada Dimas dan Kaces, Aku harus pergi",seru Awan.

Awan menggandeng Helga keluar klub segera setiap mendapatinya sedang dioral perempuan.

*

"Bos..lain kali kalau lagi begituan jangan panggil aku",protes Helga.
"Lalu panggil siapa",sahut Awan.
"Aku tidak nafsu makan setelahnya",tambah Helga.
"Boleh...asal cium Aku setiap pagi...Aku akan berhenti datang ke klub",seru Awan.
"Dasar gila ",gumam Helga.
"Aku mendengarnya...bahkan jika kamu memelukku seharian, Aku akan menjadi pacarmu",Awan tersenyum saat mengatakannya.
"Hhmm...hutangku hampir lunas, Aku hanya perlu bersabar sebentar lagi",ucap Helga pelan.
"Apa..!?",seru Awan yang tau jika Helga sedang menggerutu.
"Bos segera cari pacar...atau mau Aku carikan, biar ada yang nyium dan peluk tiap hari",seru Helga Balik.

Awan meminggirkan motornya kemudian berhenti, Ia turun dan membuka helmnya, lalu menghampiri Helga dan mencium Helga begitu saja, Awan melumat bibir Helga sesaat lalu menyudahinya dengan tersenyum menang, sementara pemilik bibir melotot karena shock.
"Lain kali kalau bicara dengan berbisik...Aku akan menciummu..agar mulutmu berhenti komat-kamit tidak jelas",bisik Awan.

Lalu kembali menyalakan motor dan menuju rumahnya karena malam ini adalah jadwal makan malam bersama keluarga Awan.

Helga tetap komat kamit mengumpat tanpa suara  di belakang Awan karena kesal.

Dimiliki badboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang