Bab 43

808 25 0
                                    

POV
Awan
#
#
#

"Maaf pak ada tamu", ucap pegawai Awan.
"Siapa",tanya Awan.
"Katanya calon istri pak Awan",jawab pegawainya.
"Bodoh...bukankah sudah kubilang jika Aku pria beristri",seru Awan.
"Mungkin beliau istri pak Awan",jawab pegawainya.
"Bilang Raka untuk mengurusnya",perintah Awan.
"Baik pak..",ucap pegawainya sambil undur diri keluar ruangan.

Awan menatap kepergian pegawainya dengan bertanya-tanya siapa yang mengaku celon istrinya.

**

Semua yang berada di lobby saling berbisik melihat gadis berwajah cantik dan imut mengenakan dress selutut sangat manis dan elegan, duduk di kursi area lobby.

"Ivy...",sebut Raka
"Hei..Raka...lama tak melihatmu",balas seorang perempuan.
"Bagaimana kamu tahu tempat ini",tanya Raka.
"Aku sudah pernah bersamanya cukup lama, tentu mudah mencari informasi tentangnya",jawabnya.
"Ah..iya juga sih",sebut Raka.
"Dimana Awan..
antar Aku padanya",ucapnya.
"Tunggu Ivy...Aku tanya dulu",jawab Raka ragu.
Raka menelepon beberapa saat dan terlihat serius.
"Maaf...dia bilang tidak bisa menemuimu",ucap Raka kemudian.
"Antar saja Aku padanya",ucap perempuan itu lembut pada Raka.
"Seperti kali ini...sebaiknya Kau pulang dulu",kata Raka.
"Aku akan menunggunya hingga pulang kerja",ucap Ivy.
"Baiklah...kalau itu maumu, kami ada meeting sebentar lagi jadi Kamu Aku tinggal dulu ",kata Raka.
Mereka bersalaman sebelum Raka pergi, Ivy hanya tersenyum manis pada Raka.

**

"Siapa..",tanya Awan saat Raka masuk ruangannya.
"Cinta pertamamu",sahut Raka.
"Dia...",seru Awan dengan wajah bertanya-tanya.
"Entahlah...mungkin Ia merindukanmu",ujar Raka santai.
"Cih...rindu...omong kosong jika itu keluar dari mulutnya",ucap Awan.
"Apa salahnya ditemuin sih wan ", jawab Raka

"Wan...Ivy...dia ada dibawah",seru Dimas yang tiba-tiba masuk.
"Dasar kunyuk...emang kenapa kalau Ivy",sahut Awan.
"Orang yang kamu cari ke pelosok negeri ada di sana...datang sendiri padamu Wan",seru Dimas.
"Gue udah lupain kebodohan itu",sahut Awan.
"Temui saja dia...mungkin kamu akan tahu kenapa dia pergi dulu",kata Raka.
"Bodo...gak butuh",seru Awan.
"Ayolah Wan...dia cinta matimu kan",ucap Raka.
"Aku masih hidup meski Dia pergi",jawab Awan.

Mereka mengakhiri pembicaraan karena meeting akan dimulai.

Satu jam lebih meeting  berlangsung sementara di lobby gadis cantik itu masih setia duduk di sana menunggu.

#
#

Awan mematikan ponselnya dan meninggalkan di dalam mobil, rekan bisnisnya kali ini adalah orang yang licik dan penuh tipu muslihat.
Ivy mengikuti Awan dan Dimas yang pergi, sementara Raka pergi menjemput Helga di kampus.

"Ivy kita tunggu di sini",cegah Dimas dan menarik tangan Ivy masuk ruangan yang lain di dalam kelab.
"Awan bagaimana...kenapa kau meninggalkannya",seru Ivy pada Dimas.
"Kau tak mendengarkan kami tadi untuk pulang saja dan bertemu Awan lain kali",ucap Dimas.
"Tapi Awan dulu tidak pernah begitu padaku",ucap Ivy sambil minum pesanan Dimas.
"Awan mencarimu kesemua tempat yang pernah kau datangi dulu, hingga Ia diam tak lagi bicara tentangmu",ucap Dimas.
"Ia tidak punya pacar sekarang...Ia masih menungguku",sahut Ivy
"Awan tak ingin bertemu denganmu Ivy...jika kamu masih perduli padanya...beri Ia waktu",Dimas menyalakan rokok.
"Aku punya alasan sendiri saat pergi hari itu",ujar Ivy.
"Awan tahu alasanmu...Ia ingin menemanimu tapi kamu memilih menjauhinya",kata Dimas.
Ivy menatap Dimas yang serius, dulu mereka berteman baik dan dia satu-satunya perempuan yang diterima baik oleh kelompok Awan.

Ivy menatap pintu dan pikirannya pergi entah kemana, Ia hanya diam begitupun Dimas.

#
#

"Hei...anda begitu handal dengan alkohol bung",sebut Sebastian.
(Tersenyum)"Aku hanya sering datang kesini seperti layaknya anak muda yang lain",jawab Awan.
"Bagus...anda begitu pandai menjalani hidup",sahut Sebastian.
"Aku memesan beberapa wanita sebentar lagi mereka datang...kuharap anda suka hadiahku untuk bisnis kita yang akan datang",kata Sebastian.
Awan hanya diam sambil menyesap sedikit alkohol dari gelas ditangannya.

Beberapa menit kemudian beberapa wanita berpakaian sexy dengan wajah tampak polos dan gugup masuk ke ruangan mereka berada.

"Kudengar anda tidak suka barang bekas jadi ku beri semua yang masih orisinil",kata Sebastian penuh makna.
Sebastian minum alkohol sambil menatap kearah Awan yang tampak tak perduli dengan wanita yang dibawanya.

Karena keberadaan Helga berhasil disembunyikan oleh Awan jadi tidak ada yang tahu hubungan mereka selain sahabat-sahabatnya.

"Apakah  kontrak kerja kita begitu rendah hingga tuan memberiku sesuatu yang biasa",ucap Awan mulai bergeming.

"Hahaha...anda memang pria berselera tinggi...Aku juga sudah menyiapkan hadiah lain yang tak bisa anda tolak kali ini",ucap Sebastian kemudian berbisik pada sekretarisnya.

Awan tak percaya yang dilihatnya, perempuan yang masuk setelah beberapa menit sekretaris sebastian menelpon seseorang.

Dimiliki badboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang