Bab 3

3.5K 44 4
                                    

Awan dan sahabatnya berada di klub seperti biasa yang mereka lakukan tiap malam.
Dimas dan seorang junior di kampusnya sedang asyik menikmati koktail.
Raka dan Pandu sudah habis satu gelas alkohol.
Kaces asyik memangku seorang wanita pekerja pub.
Awan merokok dan gelas berisi alkohol masih tersisa sedikit di minumnya.
" Kenapa kamu Wan ?",Awan hanya melirik kearah Raka.
"Iya..ku perhatikan kamu tidak tak bersemangat seperti biasanya",timpal Pandu.
"Bacot..kalian",seru Awan.
"Ish..ngomong ke kita",sahut Raka.
"Aku memang begini dari lahir",bantah Awan.
"Kusut gitu wajahmu waktu lahir...",ledek Kaces.
"Sini lo...mumpung tanganku gatal mukul orang",seru Awan kesal.
"Lu sih bercanda mulu",cegah Pandu.
"Sudah..sudah...biarin saja...kayak kalian tidak tahu Awan seperti apa",Dimas melerai sahabat-sahabatnya.
"Brengsek... Aku cabut dulu ",seru Awan.
"Wan..mau kemana ini masih jam 10",ujar Raka.
"Wan...udah ya, balik sini ",timpal Kaces.
Awan cuma tersenyum tipis lalu meninggalkan tips di meja untuk pelayan dan tetap berlalu setelah menepuk pundak Raka dan Dimas.
"Yah..Wan...gak seru kalau gak ada lo..".cegah Pandu.
Awan tak mengindahkan mereka dan tetap pergi.
*
Dengan sedikit mabuk Awan melajukan motornya mengelilingi kota, hatinya sedang buruk karena pagi tadi Ia melihat Ibunya sedang bercumbu dengan Ayah tirinya di ruang tamu.
Awan selalu jijik setiap melihat mereka begitu,karena itu mengingatkan Ia pada kematian Ayahnya.
Awan berhenti didepan kampus dan masuk kedalam warung langganannya membeli sekaleng bir di sana lalu duduk di depan warung, hari ini terlihat sepi.
Awan menyalakan rokok, Ia menikmatinya bersama minum bir.
##
Helga pergi keluar kos setelah menghitung uang di dalam dompetnya, Ia berniat fotocopy di area kampusnya.
Helga pergi sendiri padahal sekarang sudah pukul setengah sembilan malam.
Karena sudah biasa wara-wiri di sekitar kampus jadi Helga tidak merasa takut saat malam harus keluar dari kos.
Sahabat-sahabatnya tidak tinggal di tempat kos yang sama, mereka tinggal di tempat kos yang agak jauh dari kampus karena memiliki lebih banyak uang dibandingkan Helga.
*
Karena tempat fotocopy nya menerima banyak pesanan fotocopy terpaksa Helga menunggu di sana selama setengah jam lebih sebelum miliknya di kerjakan.
Helga melirik tiga orang yang memperhatikannya dari tadi di seberang jalan, hari ini kebetulan area itu sepi tidak seperti biasanya yang ramai banyak mahasiswa nongkrong.
Sudah hampir pukul sepuluh malam saat Helga pergi meninggalkan tempat fotocopy.
Tepat dugaan Helga tiga lelaki itu mengikutinya dari belakang, dan semakin mendekat.
Helga mulai takut dan terpaksa segera berlari kencang menyelamatkan diri.
##
"Tolong Aku kak...Aku dikejar preman",seru perempuan yang datang lalu jongkok dibelakang Awan begitu saja.
Awan cuma diam dan tetap santai menghisap rokoknya.
Beberapa detik setelahnya tiga orang bertubuh besar dan berpakaian lusuh mendekati Awan.
"Hei...sini sayang kenapa sembunyi disitu",seru salah satu preman.
Yang lain melirik kearah Awan yang tampak cuek dengan kehadiran mereka.
"Hei bung...minggir sedikit",seru preman yang lain.
Awan tetap cuek dan meneruskan menghisap rokoknya.
Salah satu preman mengulurkan tangannya kebelakang Awan hendak meraih Helga yang bersembunyi di sana.
Awan mencekal tangan preman itu lalu menghempaskannya.
"Hei bung...apa maksudmu",seru preman yang merasa ditantang.
Yang lain mencoba meraih bahu Awan tapi Ia berkelit hingga tangan preman itu hanya meraih angin saja.
Awan berdiri masih menghisap rokoknya.
Pemilik warung keluar tapi Awan memberi kode jika tidak ada apa-apa.
Tiba-tiba..."bug", wajah Awan dipukul.
Awan mulai kesal, dengan geram Ia melempar rokok yang dihisapnya lalu mulai memukul preman di depannya, Ia melawan tiga preman sekaligus, Awan dikeroyok tiga preman tadi.
Helga hanya jongkok menelungkupkan kepalanya dilutut ketakutan.
Awan yang sedari pagi suasana hatinya sedang buruk sekarang mendapat pelampiasan.
Ketiga preman yang tidak jago bela diri itu dengan mudah di kalahkan oleh Awan.
Meski Awan setengah mabuk saat ini tapi Ia masih sanggup menghadapi perkelahian barusan.
Awan berhasil membuat ketiganya berlarian pergi setelah dihajar Awan.
Awan kembali menyalakan rokok dan mengambil kaleng bir miliknya yang ditinggalkan tadi untuk menghabiskan sisanya,kemudian Awan memberi kode pada pemilik warung jika masalah sudah selesai.
Karena sejak awal kuliah Awan sering nongkrong disitu pemilik warung jadi akrab dengan Awan, Ia juga terbiasa jika melihat Awan berkelahi didepan warungnya.
Pemilik warung tidak merasa terganggu karena Awan juga mengusir pemuda atau orang-orang yang bikin onar di warungnya.
*
"Hei..bangun !! Mereka sudah pergi",seru Awan pada Helga .
Helga mengangkat kepala lalu berdiri dan melongok kanan kiri.
"Terimakasih kak..",ucap Helga lalu membungkuk pada Awan.
Helga berbalik badan berniat langsung pergi, "tunggu...!! tidak ada yang gratis di dunia ini nona",seru Awan.
"Hah...ehm...",Helga berbalik menghadap Awan lalu membuka isi dompetnya ternyata hanya sisa beberapa koin.
"Maaf kak...Aku tidak bawa uang",ucap Helga yang berdiri beberapa langkah didepan Awan.
Awan hanya menatapnya sambil menghisap rokok ditangannya.
"Dimana rumahmu",tanya Awan kemudian.
"Aku kos di sana kak",sebut Helga menunjuk sebuah gang tak jauh dari area tempat mereka berdiri sekarang.
Awan melihat kearah telunjuk Helga mengarah, "oh..ayo ambil uangmu sana",seru Awan pada Helga.
Helga gagap melihat Awan yang berjalan mendekat, Ia langsung membalikkan badan dan berjalan  didepan Awan.
*
Awan mengikuti Helga dibelakang menyusuri gang sempit, Awan melihat sekeliling sesekali.
Area disekitarnya terlihat kumuh, Awan tak biasa melihat hal itu.
Sedangkan Helga kalut ia ingat betul jika didalam dompetnya di kamar kos hanya sisa 200 ribu itupun untuk biaya hidupnya selama seminggu ke depan.
Kedua orang tuanya hanya mengirimkan uang sebulan sekali,
Ia terus berpikir bagaimana cara membayar pria dibelakangnya, Ia merasa sungguh sial ternyata yang menolongnya juga preman.
Ia melihat ada tatto di jari tangannya tadi juga dibalik rambut belakang pria ini.
Tapi Ia tahu semua yang berada di warung tadi pastilah mahasiswa dari kampusnya.
*
Helga berhenti didepan kos tempat tinggalnya saat ini.
"Tunggu sini kak sebentar,Aku ambilkan uangnya",ucap Helga.
Awan berhenti dan melihat Helga yang segera berlari masuk kedalam kos.
Sebetulnya Awan hanya ingin memastikan gadis itu aman sampai rumah, tapi entah kenapa ketika ia ingat jika gadis itu ingin membayarnya membuatnya ingin mengerjai gadis yang entah darimana datangnya tadi.




*********
Halo...tetap dukung ceritaku dengan vote dan komen ya..
💙💙💙

Dimiliki badboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang