Bab 18+

1.6K 39 2
                                    

Akhirnya Helga menyerah karena terasa hangat dan nyaman di atas tempat tidur dalam dekapan Awan.
Helga berpikir toh Ia juga tak bisa melepaskan diri sekarang.
Awan melonggarkan dekapannya perlahan dan mencium kening Helga setelahnya.
Awan dan Helga tanpa sadar sama-sama memejamkan mata dan tertidur.
#
Helga terbangun dan merasakan tangan dan kaki Awan masih mendekapnya, Ia memandang wajah Awan didepannya.
Ia terlalu berpikir buruk semalam, padahal Awan cuma ingin menolongnya meski dalam kondisi mabuk.
Ia menarik lengannya perlahan lalu mengusap pipi Awan.
Helga terkejut saat Awan meraih telapak tangannya.
"Jangan menggodaku nona",ucap Awan yang mulutnya masih berbau alkohol saat bicara.
"Eh..anu bos..sudah pagi sepertinya",ucap Helga segera untuk menghindari rasa canggung dan malu karena ketahuan.
"Justru pagi itu waktu yang paling tepat",seru Awan dan segera beralih mengungkung tubuh Helga di bawahnya.
Ia melumat bibir Helga dengan begitu lembut, Helga yang sering dicium Awan tak melawan sedikit pun, Ia hanya diam membiarkan Awan menikmati bibirnya.

Awan menjalarkan ciumannya ke dahi dan pipi Helga, lalu berpindah ketelinganya dan leher Helga.
Helga merasakan kehangatan dan kelembutan bibir Awan lupa akan hal lain, Ia justru menikmatinya.
Helga merasa tubuhnya menghangat menerima sentuhan lembut Awan yang membuainya.
Awan bahkan terus merangsangnya tanpa sadar, tangannya mulai meremas dada Helga perlahan.
Awan sedikit terkejut karena Ia tahu dibalik hoodie yang dipakai Helga tak ada bra disana.
Helga begitu terbuai dengan Awan tanpa sadar, suasana pagi membuat kedua terlena.
Awan tergoda ingin merasakan langsung tonjolan didada Helga tanpa terhalang pakaian, tangannya menelusup kedalam hoodie meraba lembut, mengusap perlahan lalu meremasnya sesekali menyentuh ujung dada Helga dengan lembut.
Helga mulai bergumam dan memejamkan mata,ini pertama kalinya Ia disentuh oleh pria, ia begitu menikmati sensasi yang dirasakan.
Ciuman masih berlangsung, Helga mulai mengikuti lumatan seperti yang dilakukan Awan padanya membuat mulut keduanya berlumuran liur.

" Awan...mama pinjam scootermu, mobil mama dibengkel",seru Mamanya dari luar sambil mengetuk pintu.
Helga tersadar dan refleks mendorong tubuh Awan, segera merapikan pakaiannya dan menutup tubuhnya dengan selimut karena takut pada ibu Awan.
Awan turun dari tempat tidur, lalu mengambil kunci motornya dan membuka pintu sedikit.
Awan cuma diam lalu memberikan kunci motor pada Mamanya dan menutup kembali pintu setelahnya.

"Kenapa lo",seru Awan melihat Helga bersembunyi dibawah selimut.
"Bos...mama bos bagaimana",jawab Helga berbisik yang membuat Awan justru tertawa.
"Sudah kubilang mereka tidak perduli padaku",ucap Awan lalu mengambil rokok dimeja dan keluar duduk dibalkon.
Helga malu setengah mati mengingat yang barusan terjadi, ia malu karena menyukai ciuman dan sentuhan Awan tadi.
Ia jadi bingung harus bagaimana melihat Awan sekarang.
Helga membuka selimut perlahan lalu duduk di ranjang dan mencari keberadaan Awan yang ternyata tidak  ada di kamar, barulah Ia melihat Awan duduk di balkon.
Helga jadi bingung haruskah menghampiri Awan atau bagaimana.

Helga akhirnya memilih berlari kekamar mandi dan segera mandi untuk menjernihkan pikirannya, Ia tersipu karena ternyata organ intimnya mengeluarkan sesuatu akibat peristiwa tadi.

Helga memakai pakaian dalam yang dijemurnya semalam, masih terasa sedikit dingin tetapi terpaksa dipakainya karena Ia tak punya gantinya.
*
"Bos bisakah nanti tolong antar aku pulang tempat kos dulu untuk ganti baju",ucap Helga
Awan hanya mengangguk, membuka pintu mobil untuk berangkat kuliah pagi ini.

*"Bos bisakah nanti tolong antar aku pulang tempat kos dulu untuk ganti baju",ucap Helga Awan hanya mengangguk, membuka pintu mobil untuk berangkat kuliah pagi ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Helga beberapa kali melirik Awan yang terlihat biasa saja, sedangkan Ia masih terus mengingat adegan intim keduanya tadi pagi.
Helga mulai kesal Ia menyadari jika pastinya Awan sudah biasa melakukan hal semacam itu dengan perempuan lain, tidak seperti dirinya yang baru pertama kali.
Ia mulai kesal juga karena merasa murahan karena berbuat seperti itu padahal mereka bukan pasangan kekasih.
Helga berpaling melihat keluar jendela, matanya berkaca-kaca menyadari kebodohannya yang merasa senang tadi pagi padahal itu hal biasa bagi Awan.

Dimiliki badboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang