PROLOGUE.

1.2K 71 20
                                    

⚠️‼️Selamat datang di cerita baru saya.⚠️‼️

Lagi, di sini Noe jadi laki-laki. Aku suka aja gitu, tapi gak ada alasannya.

Gapapa kan?

****

⚠️‼️ Ambil baiknya, buang buruknya, jadilah pembaca yang bijak!!⚠️‼️

Happy reading

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mama!!!... Papa!!!... El dapet bintang 10!!!.." seru bocah laki-laki itu.

Bocah itu mencari keberadaan orang tua dengan pakaian sekolah. Tas berwarna biru dengan gambar tayo menjadi saksi bocah itu untuk memberi tahu nilainya.

"Noe..." Bocah itu menoleh saat mendengar suara yang begitu familiar di telinganya. Noe berlari sekuat tenaga menuju si wanita lalu memeluknya. "Ibu, bunda sama papa belum pulang ya?." Tanyanya.

"Belum sayang. Kan bunda sama papa pulangnya malem." Balas wanita itu.

Dia adalah Uli, sosok wanita setengah baya yang menjaga Noe dari bayi. Uli sudah menganggap Noe adalah anaknya. Terkadang, Uli merasa kasian dengan Noe yang tidak mendapatkan kasih sayang. Bahkan Uli bisa melihat bahwa orang tua Noe selalu mementingkan karirnya dari pada anaknya sendiri. Hampir setiap hari bocah itu tidak pernah bertemu dengan orang tuanya. Pukul 7 pagi, orang tuanya sudah berangkat bekerja dan Noe masih tertidur. Pukul 9 atau 10 malam, mereka pulang namun Noe sudah terlelap tidur dengan memeluk boneka beruang-pemberian sang bunda saat usianya 2 tahun.

"Tapi pas malem, Noe udah tidur. Noe jarang ketemu sama papa bunda." Katanya.

"Sudah jangan sedih. Ayo kita ganti baju, setelah itu makan." Ujar Uli.

"Noe gak mau makan. Noe mau main sama Ayas aja." Balas Noe merengut.

"Yasudah, tapi kalau Noe lapar, cepat pulang ya?."

Bocah itu mengangguk.

🙍🙍🙍🙍

"Ayas, ayo kita main." Noe menatap gadis cilik dengan pakaian rapih di hadapannya.

"Kata papa. Ayas mau pergi dari sini." Balas Bocah perempuan itu.

Noe nampak bingung. "Kenapa pergi?. Ayas gak sayang lagi ya sama Noe?." Tanyanya.

"Ayas Sayang kok sama Noe. Tapi Ayas harus pindah. Kata papa, papa harus kerja. Mangkanya Ayas harus pindah." Balas Bocah bernama Laras atau yang lebih di kenal dengan nama Ayas.

"Kita gak bisa main lagi?."

"Gak tau."

"....." Noe nampak tidak suka dengan keputusan ayah Laras. Bocah itu terlihat murung dengan adanya kabar ini.

"Ayas pergi dulu ya, Noe."

setetes air mata mengalir di pipi chubby milik si laki-laki. bocah itu memeluk sahabatnya untuk yang terakhir kali. "jangan lupain Noe ya?." katanya dalam pelukan.

"iya, Ayas gak akan lupain Noe." balas Bocah perempuan.

Bocah laki-laki bernama Noe itu merenggangkan pelukannya. menghapus air mata yang menetes di pipi chubby sahabat kecilnya, yang kemudian menghapus miliknya Sendiri. "Ayo berjanji, kita akan menjadi sahabat selamanya." katanya menjulurkan jari kelingkingnya.

Gadis kecil bernama Laras itu menautkan jarinya. "Sahabat selamanya." balasnya, lalu kembali berpelukan.

"Tunggu sebentar, Noe ada sesuatu buat Ayas." Kata Noe lalu kakinya yang mungil berlari menuju rumahnya.

Tidak membutuhkan waktu lama. Dalam kurang dari 5 menit, Noe sudah kembali dengan sepasang gelang berwarna biru dan pink dengan hiasan bintang dan bulan. Keringat di pelipisnya menandakan bocah itu benar-benar lelah karena telah berlari hampir 25 meter.

"Ini, tadi Noe beli di sekolah." Noe memberikan gelang berwarna pink dengan hiasan bintang. "Jangan di buang. Ini sebagai tanda persahabatan." Katanya.

"Ayas bakal simpen gelang ini." Balas Laras.

"Ayo, buruan masuk ke dalam." Seorang perempuan yang nampaknya masih muda menghampiri Laras. Menyuruh gadis kecil itu untuk segera masuk ke dalam mobil.

"Ayas pergi dulu ya, Noe." Ucap Laras.

Noe mengangguk lesu.

Perempuan itu mensejajarkan tingginya dengan Noe. "Hai, Noe. Tante sama Ayas pamit ya?. Noe baik-baik di sini, oke?." Ujarnya.

"Iya, kalo Noe udah besar nanti. Noe bakal cari Laras sampai ketemu." Jawab Noe.

Wanita itu tersenyum lalu berdiri. Menatap Noe sekilas lalu masuk ke dalam mobil.

Mobil BMW berwarna putih itu mulai melaju perlahan. Terlihat jika kaca jendela mobil itu terbuka, menampakkan wajah mungil Laras yang menatap Noe. Laras melambaikan tangannya ke arah Noe. "Ayas gak akan lupain Noe!!!..." Ucap Laras sedikit berteriak.

"Noe juga gak akan lupain Ayas!!!..." Balas Noe.

Mobil itu melaju keluar gerbang, Noe mengejar mobil berwarna putih itu dengan air mata yang mengalir deras.

Brug...

Bocah itu terjatuh di aspal. "NOE SAYANG AYAS!!!..." Ucap Noe berteriak.

I

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


I

G: wp.author_Noeayas11


⚠️‼️JEJAKNYA JANGAN LUPA ️‼️

EMANOEL [Noe&Laras]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang