14. KEHILANGAN PERAN.
Suara dari handphone serta kumandang adzan subuh membuat Noe mengerjapkan matanya, cowok itu mengambil handphone di Nakas, lalu mematikan alarm nya. Noe merubah posisinya menjadi duduk di tepi ranjang sembari mengumpulkan nyawanya.
Kelopak mata yang sedikit hitam serta kemeja putih yang masih dia gunakan menunjukkan betapa lelahnya remaja itu. Semalam, Noe tidak sempat mengganti bajunya karena banyaknya tugas sekolah, alhasil setelah anniversary sekolah selesai Noe segera mengerjakannya, pukul 2 pagi baru saja selesai.
Merasa sudah terkumpul, Noe mengganti bajunya terlebih dahulu. Menggantung baju dan celana yang dia gunakan semalam, cowok itu mengambil celana jersey hitam serta kaos hitam dengan motif beruang, itu pemberian Uli yang terakhir kalinya saat wanita paruh baya itu hendak pergi meninggalkan Noe dan rumah ini.
Remaja itu menggosok giginya, lalu menggunakan sabun cuci muka agar wajahnya tetap terlihat Kiyowo baru setelah itu mengambil air wudhu dan menunaikan ibadah shalat subuh.
Pukul 6.57 pagi. Noe sudah siap dengan setelan kaos sekolahnya, cowok itu segera beranjak dari kamarnya untuk segera berangkat. Hari ini adalah hari Jum'at, dan setiap hari Jum'atnya, sekolah mengadakan senam bersama di lapangan upacara. makadari itu, setiap siswa-siswi harus berangkat lebih awal, sama seperti hari Senin.
"El!. Makan dulu." Elvira bersuara saat Noe melewati meja makan.
Remaja 17 tahun itu menatap sang bunda dan Ayah yang sudah duduk di kursi. "Sini." Ucap Ezra.
Noe mengerutkan keningnya heran. Tumben sekali mereka makan pagi, biasanya mereka lebih memilih makan di luar dari pada di rumah.
"Tumben." Batin Noe yang kemudian berjalan menuju meja makan itu. Masalah sekolah biarkan dulu, Noe juga ingin merasakan makan bersama ayah dan ibunya.
Elvira mengambilkan makanan untuk Noe lalu untuk suaminya.
"Kebanyakan Bun." Ucap Noe.
"Gapapa, biar cepet gede." Sahut Elvira.
Noe melanjutkan makannya sampai habis tampa sisa, kemudian meminum susu yang sudah di buatkan oleh Elvira. Sebelum meminum susu itu, Noe menatap Ezra dan Elvira curiga. Takut jika mereka menaruh racun di minuman itu.
"Jangan memikirkan yang aneh-aneh, bunda mu tidak memberi racun ke susu itu." Ujar Ezra merasa paham dengan tatapan anak tunggalnya.
Noe meminum susu itu hingga habis tanpa sisa, lalu matanya menatap Elvira dan Ezra bergantian. "Bun, yah. El boleh tanya gak?." Ucap Noe ragu-ragu.
Wanita dengan hijab cream nya menatap sang anak. "Tanya apa?, Silahkan." Jawab Elvira.
"Kenapa bunda sama papa gak ada keniatan untuk kasih El adi-."
"Sudah sana berangkat, sudah jam 7 nanti kamu telat." Ucap Ezra memotong kalimat Noe.
Noe menghela nafasnya. "El berangkat, assalamualaikum." Ucap Noe Lalu mencium punggung tangan orang tuanya. Kemudian remaja itu hilang di sebuah belokan rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
EMANOEL [Noe&Laras]
FanfictionEmanoel byantara namanya, sosok laki-laki yang tidak pernah bahagia dalam hal apapun. memiliki orangtua yang terlalu mementingkan karir di banding dirinya sendiri itu hal yang tidak di inginkan olehnya, bahkan jika akan seperti ini, dia tidak ingin...