3. KESEPIAN.
"GAK USAH SONGONG JADI ORANG!!!. NYOKAP LO BABU DI RUMAH GUE!!..."
Reza mengepalkan tangannya saat mendengar teriakkan itu. Rahangnya mengeras, matanya memerah menandakan cowok itu benar-benar marah. Noe yang berada di samping Reza menepuk pundak cowok itu. "Dia emang gitu. Jangan di masukin ke hati." Kata Noe menasehati.
"KENAPA LO DIEM AJA!!?.. TAKUT LO SAMA GUE!!?..." Teriak kakak kelas itu lagi.
Mereka sedang berada di lapangan basket. Seantero sekolah Majapahit melihat perdebatan itu. Ada yang di tribun, ada yang di lantai 2,3 dan ada juga yang melihat dari koridor sekolah.
"Anjing!!..." Umpat Reza, cowok itu memberontak saat Irsyad dan egen menghadangnya. Reza menghampiri sosok Kakak kelas itu dengan tangan mengepal kuat.
Bugh....
Satu pukulan berhasil mengenai pelipis denis—kakak kelasnya. Cowok itu meringgis lalu menatap Reza sinis. "Udah berani Lo!!.."
Bugh...
Denis memukul hidung Reza Sampai hidung itu mengeluarkan sedikit darah. Reza menghapus darah yang mengalir di hidungnya. Cowok yang umurnya menginjak 17 tahun itu hendak memukul Denis lagi, namun, sebuah tangan berhasil membuat dia menoleh ke belakang.
"Jangan di urusin. Nanti Lo di panggil pak Andrew lagi." Kata Noe lalu Manarik tangan Reza untuk segera masuk ke dalam kelas mereka.
"DASAR ANAK YATIM!!..." Teriak Denis lagi.
Karena terjadi keributan. Noe dan yang lain mengurungkan niatnya untuk bermain basket. Denis memang tidak suka dengan Reza dari cowok itu masuk ke sekolah ini. Kakak kelas yang menduduki kelas XII IPS D itu selalu iri dengan Reza. Dari kabar yang Noe tahu. Ayah Denis lebih peduli dengan Reza dari pada anaknya sendiri. Karena itu, Denis memiliki sifat iri dengki dengan Reza. Noe juga tidak habis pikir, kenapa Denis bisa iri?. Padahal dia juga mendapatkan fasilitas baik dari ayahnya.
Reza mendudukkan bokongnya di kuris dekat Abizar. Pandangannya hanya lurus ke depan. Menatap papan tulis yang bersih tanpa adanya spidol yang mencoret papan itu. "sabar za, Denis emang gitu. Ngajak gelud tiap hari." Abizar selaku teman sebangku Reza mengusap punggung sahabat di sampingnya.
"Allah itu suka dengan hambanya yang tidak mudah tersulut emosi." Nasihat Abizar.
Ting... Ting ... Ting...
Bel masuk berbunyi, seluruh murid yang berada di kantin kini berhamburan masuk ke dalam kelas degan membawa beberapa makanan yang di belinya di sana. Abizar yang sedang berpuasa hari ini pun tergoda karena baunya makanan itu. Perutnya mulau berbunyi begitu keras. Bahkan Noe dan egen yang berada di belakangnya sampai terdengar.
"Makan aja zar." Celetuk egen.
"Iman gue kuat gen. Gak kaya Lo." Balas Abizar.
Cowok muslim itu menang sering melakukan puasa. Hari ini memang hari Selasa. Tapi, dari yang Abizar katakan. Cowok itu membayar hutang puasanya di bulan Romadhon kemarin. Karena sakit saat itu, Abizar tidak puasa 1 bukan full. Cowok itu bolong 1 kali. Dan hari ini, dirinya berniat untuk membayarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EMANOEL [Noe&Laras]
أدب الهواةEmanoel byantara namanya, sosok laki-laki yang tidak pernah bahagia dalam hal apapun. memiliki orangtua yang terlalu mementingkan karir di banding dirinya sendiri itu hal yang tidak di inginkan olehnya, bahkan jika akan seperti ini, dia tidak ingin...