EMANOEL :: 52

238 29 8
                                    

52. PERGI UNTUK SELAMANYA

"nyawa harus di balas dengan Nyawa,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"nyawa harus di balas dengan Nyawa,"

Egen meringgis mendengar kalimat kejam dari Rama.

Samudra yang berdiri di dekatnya mengambil sebuah silet. Dengan kejamnya, cowok itu menyayat pergelangan tangan kiri Egen. Lalu kebagian pipinya. Bau amis yang berasal dari darah itupun mengharumi ruangan minim cahaya itu.

Bugh...

Rama memukul wajah egen. Dia mengambil belati di saku celana jeans hitamnya, merobek paksa baju putih milik Egen. Rama menyayat pundak Adik kandungnya sendiri, pada bagian pundak kiri dan pundak kanan.

Melakukan itu secara terus-menerus, sampai tubuh putih itu sudah di lumuri oleh darah. 2 cowok itu tersenyum senang.

"Bunuh gue sekarang!!," Teriak Egen.

"Gak semudah itu goblok. Lo harus merasakan apa yang di rasakan Sama Atha!," Sarkas Rama. Dia pergi, mengambil botol yang tidak jauh darinya. Kemudian, menyiramkan botol itu keseluruh tubuh Egen.

Egen kembali meringgis. Perih, Itu yang Egen rasakan. Sepertinya, air itu sudah di campurkan oleh Garam sehingga membuat luka menjadi sangat perih.

"BANGSAT!!!, Bunuh gue sekarang!," Pinta Egen.

"Mati Lo bangsat!,"

Jleb...

"RAMA!!!,"

2 Cowok serta 3 pria berotot itu menoleh ke sumber suara. Rama tidak memperdulikan itu, dia mencabut belati yang menancap tepat di dada Egen.

Anton, Andin, Nadhea, Noe, serta 3 sahabatnya bergerak cepat untuk menyelamatkan Egen. Sedangkan Anton dan Andin menahan Rama dan samudra dengan polisi yang membantunya.

Darah bercucuran, Noe, Abizar, Irsyad serta Reza membuka tali yang mengikat Egen. Cowok itu terjatuh. Nadhea memangku dia pahanya. Menepuk perlahan pipi yang sudah banyak luka goresannya.

"Bangun Gen. Tahan ya, kamu kuat," Ucap Nadhea dengan isaknya.

Egen tersenyum manis. Dia mengusap pipi Nadhea lembut. "S-a-k-it Nad," balas Egen terbata-bata.

"Kamu kuat, bentar lagi ambulans datang,"

"B-bantu a-ku S-sayhadat M-mau?," Ucap Egen, tangan sebelahnya menggenggam dada yang di tusuk dengan belati oleh Rama.

Nadhea menoleh kearah Andin dan Anton yang yang berdiri tidak jauh dari mereka. Anton dan Andin pun menangis sesenggukan melihat anaknya di siksa oleh Kakaknya sendiri.

Anggukan dari Anton dan Andin mengisyaratkan menyetujui itu.

"Ikutin aku ya,"

"Asyhaduallailaa Ha illallah..." Tutur Nadhea.

EMANOEL [Noe&Laras]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang