22. SISI BURUK ATIF
Hari semakin malam. Jam menunjukkan pukul 7. Remaja yang saat ini menggunakan celana jeans putih serta kaos putih polos, dengan jaket hitam coksu yang sengaja kancingnya di biarkan terbuka serta jam berwarna silver melekat di pergelangan tangan kirinya, dia menatap dirinya di pantulan cermin.
"Udah cakep kok." Ucap Noe, kemudian tangannya mengambil minyak wangi menyemprotkan di bagian leher dan bajunya.
Dia berlalu dari kamarnya, sepatu mahal bermerek Nike dengan warna hitam sudah menjadi kesempurnaan sosok Emanoel byantara. Mewah dan tampan, adalah definisi sosok Emanoel. Hanya di bagian keluarga saja yang tidak Noe dapatkan.
Noe menaiki motor hitamnya, menggunakan helm lalu tancap gas keluar gerbang. Menuju tempat yang hendak ia kunjungi.
Sampainya di sana. Noe menatap rumah berlantai 2 itu. "Cari siapa ya?." Tanya laki-laki setengah baya.
Refleks Noe menatap laki-laki itu. "cari Laras pak." Jawabnya.
"Owalah. Noe bukan?." Tanya laki-laki yang sepertinya satpam rumah ini.
"Iya."
"Katanya non Laras teh suruh masuk ke dalam den." Ucapnya yang kemudian membuka pintu gerbang rumah.
"Makasih pak." Ujar Noe, menancap gas masuk ke dalam.
Sampainya di depan pintu, tubuhnya bergetar hebat, tangannya Tremor secara tiba-tiba. Memejamkan matanya sejenak, lalu menghela nafas. Tangannya terangkat lalu menekan tombol merah yang berada tidak jauh dari pintu masuk.
"Cari siapa?." Tanya laki-laki setengah baya. Tatapannya tajam, menatap Noe dari atas sampai bawah.
Noe yang di tatap seperti itupun semakin takut. "L-laras nya ada om?." Tanya Noe.
Laki-laki itu langsung menatap Noe tajam. "Kamu Noe?." Tanyanya.
"Iya, ini om allen?." Tanya Noe balik.
Menarik tangan Noe masuk ke dalam. Laki-laki bernama Allen atau yang biasa di panggil alle itu mendudukkan Noe di sofa. Di samping terdapat perempuan setengah baya dengan kacamata yang bertengger di hidungnya.
"Dia Noe. Anak kecil yang dulu sering ke pasar malam tanpa pamit sama orang tua." Ucap alle tajam.
Perempuan yang duduk di samping Alle berdiri. Memutari sofa yang di duduki oleh Noe. "Dulu saya tidak menghukum kamu karena kamu masih terlalu kecil." Ujarnya.
"Dan sekarang kamu harus bertanggungjawab karena membawa anak satu-satunya saya keluar tanpa izin." Lanjutnya.
Dari anak tangga terakhir. Laras menahan tawanya, menatap Noe yang sepertinya ketakutan. Gadis dengan kemeja coklat serta celana kulot hitam mendekati Noe. Mengusap wajah itu kasar. "biasa aja kali. Jangan takut. Mama sama papa cuman bercanda, aku yang suruh mereka." Ucap Laras.
KAMU SEDANG MEMBACA
EMANOEL [Noe&Laras]
FanfictionEmanoel byantara namanya, sosok laki-laki yang tidak pernah bahagia dalam hal apapun. memiliki orangtua yang terlalu mementingkan karir di banding dirinya sendiri itu hal yang tidak di inginkan olehnya, bahkan jika akan seperti ini, dia tidak ingin...